04. Jinyoung's Evil Plan

1.4K 190 32
                                    

"Apa ceritamu itu benar?" Taehyung memicingkan matanya pada Seokjin. Ia memang curiga Seokjin berasal dari Nebesa. Tapi bisa saja dia mengarang cerita itu bukan? Apa benar Ayah Seokjin adalah Namjoon? Apakah hanya nama mereka yang sama? Atau memang Ayah mereka sama?

"Tentu saja benar. Aku tidak sekreatif itu untuk mengarang sebuah cerita." Sahut Seokjin.

Tiba-tiba Taehyung mendekati Seokjin dan menarik-narik Kaos yang dikenakan Seokjin. Berusaha menanggalkannya.

"YA! Apa yang kau lakukan?" Pekik Seokjin sambil berusaha menghalau tangan Taehyung.

Seolah tuli, Taehyung tak memperdulikan perintah Seokjin dan terus melanjutkan aktivitasnya berusaha menanggalkan Kaos yang dikenakan Seokjin.

"Hentikan! Apa yang sedang kau lakukan Eoh?"

"Aku ingin melihat bekas sayapmu." Akhirnya Taehyung menjawab setelah Seokjin berhasil menahan kedua pergelangan tangannya. Ia ngos-ngosan.

Seokjin mendelik. "Kenapa tidak bilang saja." Lalu ia melepaskan pergelangan Taehyung.

Taehyung memamerkan cengiran kotak khasnya. Seokjin berbalik dan menanggalkan kaosnya. Memperlihatkan bahu lebarnya pada Taehyung. Namun bukan itu yang Taehyung perhatikan. Ia fokus pada bekas luka di punggung Seokjin. Terdapat 2 buah luka yang masing-masing terletak dibagian kiri dan kanan. Luka bekas sayap yang dipotong.

"Wow." Ucap Taehyung. Seokjin segera mengenakan kaosnya kembali. "Tampak biasa saja." Lanjutnya.

"Tentu saja. Memangnya kau pikir akan terlihat seperti apa?" Tanya Seokjin kesal.

"Entahlah. Sedikit berbeda?" Jawab Taehyung ragu.

Seokjin memutar bola matanya dan menjitak kepala Taehyung. Sungguh, bagaimana bisa adiknya idiot seperti ini? Apa Namjoo sering menjatuhkannya dengan posisi kepala terlebih dahulu? Tunggu dulu, apa barusan Seokjin mengatakan Adik?

"Appo..." Ringis Taehyung sambil mengelus kepalanya yang baru saja dijitak oleh Seokjin. "Nappeun Namja."

"Suruh siapa kau idiot begitu?" Timpal Seokjin menjulurkan lidahnya.

"Jakkaman," Taehyung menyadari sesuatu. "Namjoon adalah Ayahmu?"

"Ne. Wae?"

"Dalam ceritamu, ada Irene yang masih berumur 5 tahun kan?"

"Ne, Wae?" Lagi-lagi Seokjin menjawab.

"Kau tidak menyebutkan siapa nama Bayi Malaikat yang digendong Namjoo. Adikmu itu. Siapa namanya?" Tanya Taehyung.

Seokjin tersenyum malu. "Shireo! Aku tak akan menyebutkannya. Kau cari tahu saja sendiri."

"Isshh Nappeun. Mana aku tahu siapa namanya. Tak ada petunjuk." Taehyung sebenarnya merasa dialah Adik Seokjin itu. Tapi dia juga sama malunya dengan Seokjin untuk menyebutkannya.

"Itu kan urusanmu." Goda Seokjin ia masih tersenyum malu.

Taehyung tak tahan lagi. "Apakah itu aku?"

Seokjin bungkam. Ia hanya menatap Taehyung intens.

"Seokie, jawab aku! Akukah si Bayi Malaikat itu? Apakah aku adikmu?" Taehyung ingin mengatakannya dengan nada yang mendramatisir. Tapi sayangnya ia sangat malu hingga pertanyaannya terdengar sangat menyedihkan.

Seokjin tak menjawab. Ia malah memeluk Taehyung. Sangat erat. Sampai rasanya Taehyung tak bisa bernafas.

"Aigoo... adikku sudah besar." Seokjin mengusak surai Emas Taehyung dengan sayang setelah melepaskan pelukannya.

Angel & Human | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang