Sesampainya di taman depan komplek, Renatha dan Zara melihat dua orang cowok yang mereka pernah lihat sebelumnya. Mereka pun menghampiri dua sosok cowok itu dan benar, mereka adalah Alvaro Manuel Akbar dan Alvarel Fahqi Akbar. Kakak kelas Renatha dan Zara yang kembar itu menyadari keberadaannya.
"Zara ya?" Ucap Alvaro seraya memicingkan mata. "Sama siapa sih?" Lanjutnya kembali.
"Sama Atha kan?" Sambung Alvarel seraya men-dribble bola basketnya.
"Iya, kok lu tau sih rel kan belum liat?" Ucap Zara
"Atha siapa rel? Setau gue kita nggak punya adek kelas yang namanya Atha deh" Ucap Alvaro dengan wajah yang terlihat bingung.
"Renatha Aleefya Argentara" Ucap Alvarel mengeja nama lengkap Renatha.
Merasa namanya disebut dengan lengkap membuat Renatha memicingkan mata dan melihat siapa yang bicara. Renatha memang belum mengenal lebih tentang Alvaro dan Alvarel bahkan dirinya belum bisa membedakan. Hanya sekedar tahu bahwa mereka kakak kelas yang most wanted.
"Kok lu tau nama panjang gue, kak?" Ucap Renatha dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Kita satu sekolah dan satu ekskul masa gue gak tau." Ucap Alvarel yang sejak tadi belum menatap siapapun. Ia masih sibuk dengan bola basketnya itu.
"Kalian bisa main basket?" Tanya Alvaro.
"Siapa yang bilang nggak bisa?" Jawab Renatha
"Oke kita tanding ya sekarang!" Ucap Alvarel
"Eh, Re jangan." Ucap Zara dengan panik.
"Kenapa?" Tanya Renatha dengan bingung.
"Kita main biasa aja Re." Jawab Zara khawatir karena Alvaro sekarang menjabat sebagai Ketua ekskul basket di SMA Fatahillah.
"Nggak masalah Za, yakin deh ini cuma permainan biasa." Ucap Renatha berbisik seolah tanpa rasa beban sedikit pun.
Alvaro memendam rasa bingungnya kenapa kembarannya memanggil Renatha dengan sebutan Atha, sementara yang lain memanggilnya dengan Re. Renatha sebenarnya cukup aktif di sekolah sehingga lumayan banyak beberapa kakak kelas dan guru yang mengenalnya.
Mereka pun bermain basket dengan selayaknya walaupun hanya dengan pemain seadanya. Setelah beberapa menit, Renatha mampu menguasai permainan dan akhirnya memasukkan bola basketnya ke dalam ring. Zara belum terlalu bisa bermain bola basket, berbeda dengan Renatha yang sejak duduk di bangku smp telah mengikuti ekskul basket.
Kembali lagi Renatha menguasai permainan setelah 2 menit memperebutkan bola dengan Alvarel. Dan Renatha memasukkannya kembali ke dalam ring. Tak lama kemudian Zara terlihat mulai lelah, dan ini kesempatan bagi Alvaro dan Alvarel untuk merebut bola dari Zara. Dan Alvaro berhasil merebut bola tersebut dari Zara lalu memberikannya kepada Alvarel. Tetapi timer yang mereka gunakan untuk menentukan waktu berbunyi, menandakan permainan telah selesai.
"Yeay menang." Seru Renatha dengan begitu gembira.
Mereka pun mengatur napas masing-masing.
"Sebagai penghargaannya kalian gue traktir." Ucap seseorang dengan disertai nada dingin yang membuat jantung Renatha berdegup semakin cepat.
"Nggak usah kak, santai aja." Ucap Renatha menepis rasa yang aneh di dalam hatinya. "Kita duluan ya. Ayo za."
Kemudian dua cewek berhijab yang baru kembaran itu kenal secara dekat pergi dengan mengendarai motor matic kesayangan Renatha yang ia impikan sejak dulu.
"Za mau makan apa nih?"
"Gue apa ya bingung."
"Ah males banget gue nanya lu jawabannya pasti kalo nggak gue bingung, sama gue juga, gatau gue." Ucap Renatha dengan mengerucutkan bibirnya merasa kesal dengan jawaban Zara yang itu-itu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
RENATHA
Novela JuvenilSeorang anak pertama dari Imam dan Fateemah bernama Renatha Aleefya Argentara telah menginjak usia 15 tahun. Kini dirinya mencoba melewati beberapa rintangan hidup. Apakah kehadiran Alvarel Fahqi Akbar yang merupakan kembaran dari Alvaro Manuel Akba...