.
.
.
Typo?
Sorry ya✨
Yang penting udah up🎉AUTHOR POV
Ya semenjak kepergian Nyonya Septa kemarin,Alyq segera menelpon Papanya yang mengurus pekerjaan di Jepang.
Sebenarnya sudah jauh hari saat nyonya Septa terbaring di rumah sakit,Alyq telah menelpon Papanya. Namun,karena kesibukan yang padat,Tuan Alex tak sempat mengaktifkan handphonenya."Kak,gimana?",dengan suara isakan Merly memerhatikan kakaknya yang terus menelepon seseorang namun tak diangkat juga, membuat Merly ingin menghampiri Kakaknya.
"Ga ada balesan.", Alyq meracau tak jelas. Ia menendang kasar meja kecil yang berada disampingnya.
"Dimana Herly?",dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan Alyq segera menuju blankon atas setelah Merly menunjukkan suatu ruangan yang disana terdapat Herly.
"Kak,aku ikut!",merasa dirinya ditinggal oleh kakaknya,Merly mengikuti Alyq dari belakang.
✨✨✨
Blankon atas
Terlihat Herly yang membaca novel. Ia membaca sambil bergumam tak jelas. Bagaimana tidak? novel-novel yang kini ia baca merupakan salah satu kado ulang tahun yang diberikan Nyonya Septa kepadanya tahun kemarin.
"Jangan terus terlarut dalam kesedihan.", Suara Alyq membuat Herly kaget dan langsung menoleh kebelakang.
"Ka- kak Alyq,nga- ngapain disini?", merasa terganggu dengan kehadiran Alyq diikuti Merly yang berada dibelakang Alyq Herly langsung bingung dan kikuk.
Merasa bahwa Herly menatap sesuatu aneh dibelakangnya,Alyq menatap kebelakang.
"Lu ngapain buntutin gue?",Alyq merasa aneh saja. Sejak kapan Merly suka buntutin orang?
"Yakan aku pingin tau kalo ada hal penting barangkali?",Merly yang takut akan tatapan mata Alyq langsung menunduk dan pergi dari blankon tanpa berpamitan.
"Aneh.",Herly yang sedari tadi menatap mereka berdua hanya dapat mengedikkan bahunya.
Hening. Yak hening. Hanya desiran angin yang memecah keheningan diantara mereka berdua. Sampai pada akhirnya Herly yang membuka pembicaraan.
"Ada perlu apa kakak kesini?",dengan mata yang masih terus menatap dan membaca novel yang diberikan oleh Nyonya Septa tersebut, Herly memulai pembicaraan.
"Ekhm."hanya dijawab berupa sahutan oleh sang kakak membuat Herly mendesak sebal dan beralih menatap kakaknya sinis.
"Deheman saja?",dengan senyuman sinis Herly melontarkan kalimat tersebut.
"Gue sebenernya ga ada perlu sama Lo sih,cuma tadi khawatir aja.", Alyq menatap Herly yang kemudian meneteskan air mata.
"Kak, thank ya udah jadi kakak yang selalu ngelindungin aku sama Merly.", Herly kemudian mengalirkan air matanya deras. Dan berdiri dari duduknya memeluk erat tubuh kakaknya.
"Udah jangan nangis.", Tangan Alyq mencoba mengusap pipi Herly yang basah dan mengecup singkat kening Herly.
Keadaanpun kembali hening. Namun,mereka masih dalam keadaan berpelukan. Sampai pada akhirnya keheningan mereka terpecahkan akibat ponsel Alyq yang berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
R O S E
Teen Fiction"Rose!Kau Rose! Rose yang indah. Rose yang menarik pikat serangga agar hinggap padanya,Namun dia memiliki pertahanan kuat berupa duri duri yang ada di batangnya.Jika aku yang menjadi serangga itu!" -Flaedo Arga Dijaya- "Kau benar! Kau menganggap di...