AUTHOR POV
"Cepetan. Lama banget sih?", Flaedo yang mulai jenuh menunggu seseorang yang entah kapan dia keluar dari toilet umum tersebut.
"Berisik,banyak bacod lu!",teriakan namun terdengar pelan di telinga Flaedo.
KREKK!
Pintu kamar mandi tersebut terbuka, menampilkan sosok wanita yang memakai seragam sekolah persis dengan seragam yang dipakai Flaedo.
"Udah?",tanya Edo kepada sosok wanita itu.
"Iya, bebek.", Herly. Yak!dia Herlyna Balvinno. Mengejek Flaedo dengan ungkapan bahwa seolah Flaedo mirip dengan Bebek. Bukan Flaedo si Bebek
"Serah lu deh.", sikap dingin Edo mulai terlihat. Memang, Flaedo memiliki mood yang dapat berubah kapan saja. Tergantung situasi dan kondisi.
Tak perlu basa-basi, Flaedo menggandeng kembali tangan Herly. Hal ini sontak membuat Herly meronta,namun tak digubris sama sekali oleh Flaedo.
"Do,kita kemana lagi sih?", setelah mereka keluar dari toilet umum,Edo menyuruh Herly untuk masuk kedalam mobilnya.
"Ikut aja.",dengan nada dingin bak es kutub itu,Edo membukakan pintu mobil untuk Herly dan segeralah dia memasuki mobilnya bagian pengemudi.
Herly hanya dapat bingung dan berkutik didalam pikirannya. Ini anak , emaknya nyidam apa?pagi -pagi ceria,lah menuju siang malah dingin. Emaknya nyidam eskrim ya dulu,waktu pagi hari gitu, emangnya? Aneh!
"Heh,lu jangan bengong!",dengan tetap menatap kearah jalanan tanpa berpaling sedikitpun,Flaedo mengerti bila sedari tadi Herly hanya melamun saja.
"Hah?eh- apa Do,apa?",Herly yang terkejut dengan bentakan Edo sontak membuat dirinya membulatkan matanya menatap ke arah Flaedo yang terus fokus menyetir mobil.
"Jangan ngelamun. Gue tau gue ganteng,ntar demen aja.", Dengan tingkat kepedeannya yang tinggi, membuat Herly tertawa terbahak-bahak. Siapa juga yang lagi mikirin elu?yang ada gue bingung tentang asal-usul terbentuknya manusia kek elu. Muntah gue kalo ampe demen Ama elu!songong!
"Hah?huuu-huakkakakkaka. Eh nyet,kalo ngimpi jangan tinggi-tinggi dong. Jatuh sakit loh!", Ledekan dan tawa candaan keluar dari mulut Herly.
"Serah lu aja.",Pinta Flaedo.
Setelah itu terjadi keheningan antara mereka berdua. Herly masih tetap berkutik sendiri dengan pikirannya sedangkan Flaedo fokus menyetir kearah jalanan.
Setibanya mereka ditoko buku yang tak terlalu besar,Flaedo segera turun dari mobil. Hal ini membuat Herly bingung?
"Do,ngapain?", Herly bingung mengapa dia harus berhenti disini? bukankah pergi ke lokasi olimpiade kan?
"Beli sompilnya Mak Tumini.", Jawaban dari Edo membuat Herly mengerucutkan bibirnya.
"Ga masuk akal.", Sewot Herly.
"Emang!",tegas Flaedo. Kemudian,dia pergi begitu saja tanpa mengajak Herly.Namun,Herly tetap berada di dalam mobil itu.
Sekitar ± 10 menitan, Edo kembali dengan peralatan sekolah. Ada Buku, Notebook,Penggaris,kotak pensil lengkap dengan isinya, papan ujian,dan tas mungil warna ungu dengan motif bunga mawar ditangan kirinya.
"Lama ya?", Tanpa basa-basi Edo membuka pintu bagian kemudi dan memberi peralatan itu kepada Herly.
"Buat aku?",Herly bingung. (Kok buat aku?)
"Lu bego apa pura-pura bego?lu kan ga bawa apa-apa.", kalimat tersebut membuat Herly sadar bahwa memang dia tidak memiliki apa-apa. Untung saja,Edo ingat. (Tadi cuek, dingin, sekarang perhatian?)
KAMU SEDANG MEMBACA
R O S E
Teen Fiction"Rose!Kau Rose! Rose yang indah. Rose yang menarik pikat serangga agar hinggap padanya,Namun dia memiliki pertahanan kuat berupa duri duri yang ada di batangnya.Jika aku yang menjadi serangga itu!" -Flaedo Arga Dijaya- "Kau benar! Kau menganggap di...