Chapter 08

15 10 0
                                    

AUTHOR POV

"Loh,kalian saling kenal?", Tante tersebut bingung serta melirik sekilas Herly,Merly,dan Aldi secara bergantian.

"Elah ma,dia teman aku satu kelas. Yang ini.",dengan menonyor kepala Merly,laki-laki tersebut segera duduk di kursi dekat dengan Alyq.

"Eh,btw kalian kok bisa disini?", Laki-laki tersebut bingung. Pasalnya mengapa temennya ada dirumahnya?

"Edo,gue minta maaf udah ngrepotin banget disini. Gue abis ada konflik sama keluarga gue.", Merly menjelaskan hal tersebut kepada Flaedo. Dan dilanjutkan oleh kak Alyq.

"Oh iya,kenalin aku Alyq. Kakak Herly dan Merly.",ucap Alyq sambil mengulurkan tangannya kepada Flaedo.

"Flaedo kak.",dengan ukiran senyum dibibirnya.

"Sebelumya saya mohon maaf bila kehadiran saya dan adik saya merepotkan kalian. Saya sangat berterimakasih atas bantuannya. Saya dan adik saya diperbolehkan tinggal sementara disini. Terutama buat kakek,saya ucapkan terimakasih.", Alyq mulai menjelaskan secara rinci.

"Ibu saya meninggal. Papa saya marah karena kecerobohan kami bertiga,mama kami sempat kritis keadaanya dirumah sakit. Dan Tuhan berkehendak lain,dia mengambil nyawa mama kami. Hal tersebut membuat kami dihajar habis-habisan oleh papa kami.", Alyq menjelaskan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kak Al, semuanya kan udah direncanain sama tuhan. Ini bukan salah kak Al dan Herly serta Merly kok. Mungkin ini emang udah jalannya aja dari Tuhan yang maha kuasa.", Jelas Flaedo seperti memberi semangat hidup kepada Alyq.

"Thank ya Do.", Ukiran senyum meskipun tak terlalu mengembang terulas dibibir Alyq.

"Do,itu mama kamu ya?dan ity papa sama kakek kamu ya? Namanya siapa?gue mau nanya malu.",Alyq membisikkan sesuatu kepada Flaedo.

"Ahaaa. Itu toh, panggil aja mama aku Tante Erlin. Dan itu papa aku panggil aja om Herman. Itu kakek aku, panggil aja kakek Arman.", sontak semula hening menatap Flaedo dan alyq yang cengingiran.

"Hahahaha. Ternyata kamu kepo juga nak?", Nyonya Erlin menyahut.

"I-iya Tante.", Jawab Alyq ragu-ragu dan malu.

Herly yang sedari tadi diam saja,mulai bingung. Pasalnya hari ini hari Minggu,mengapa Flaedo memakai baju seragam sekolah?

"Edo,lu mau kemana?kok pakai baju seragam sekolah?",Herly mulai memandangi Edo. (Kok aku ngerasa ada yang ganjal ya?tapi apa?)

"Masa lu lupa sih. Kan dulu waktu hari Selasa Pak Husein dan Bu Aini ngumumin buat anak-anak yang berprestasi disuruh ikut olimpiade kan? Itu di SMA TARUNA BARU.",hal tersebut membuat Herly kaget dan bingung.

"Hah? Lu beneran. Astaga gue lupa. Gue kan perwakilan FISIKA.", Wajah Herly mulai panik.

"Serius Lo?", Flaedopun ikut panik. (Terus kalo Herly ga ikut, brarti fisikanya ga diwakili lomba dong. Yahhhhh!)

"Nak Herly,sekarang kamu siap-siap. Pergi berangkat olimpiade bersama Flaedo saja. ", Tante Erlin seperti ingin memberi ketenangan pada Herly.

"Iya tan. Cuma aku bingung,aku kan ga bawa baju seragam waktu diusir.", Entah apa yang harus dilakukan Herly. Dia sangat bingung.

Flaedo menarik tangan Herly. Dan itu membuat Herly terkejut dan ingin melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman tangan Flaedo. Namun,kekuatan cengkeraman tangan Flaedo semakin kuat dan seolah mengajak Herly pergi dari rumahnya.

"Loh,mau dibawa kemana Herly?", Merly seolah ingin mencegah Flaedo.

"Udah deh. Dia bakal aman. Gausah kepo.",dengan tetap mencengkeram erat tangan Herly, Edo membawa Herly keluar dari rumah.

R O S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang