Tiga

17 5 0
                                    


^Mark

Aku segera menarik wanita itu ke rumah ku.

Rasanya familiar saat aku melihat wajah nya.
Tapi aku lupa menemui nya dimana.
.
.
.
.

Tidak lama kami sampai di rumah ku

"Sean, tolong jaga Grace" kataku yang segera menurunkan anak itu

"Baik tuan" katanya sambil memegang tangan Grace.

"Ikut aku" kata ku yang menyuruh nya untuk mengikuti ke ruangan kerjaku.

"Ada apa?" Katanya dengan bingung

"Kau butuh pekerjaan kan?" Tanyaku memastikan.

"Iya, tetapi pekerjaan apa" katanya dengan ragu ragu

"Jadilah asisten ku" kataku dengan muka datar

^Seong hee

"Jadilah asisten ku" kata pria yang menurutku aneh.

Masalah nya aku tidak mengenal nya dan dia langsung menarik ku yang entah rumah ini berada.



Aku terdiam tidak bersuara saat dia melihat ku datar

"Nama" katanya yang membuatku kaget

"W-Wi seong hee!"

"Oke Wi seong hee, saat ini kau bekerja di sini, besok datang lagi jam setengah 6" katanya tanpa menatapku melain kan membereskan kertas kertas yang berserakan di meja nya.

"Hah?! Jam setengah 6?!" Kataku tak percaya.

Aku adalah wanita yang selalu bangun kesiangan.

Paling pagi aku bangun jam 7.
Itupun kalau Yuqi menolfonku berkali kali.

Aku melihat nya kaget, dan dia tetap menatap ku datar.

"Kenapa? Ada masalah?" Katanya sambil mengambil pena.

"Kau itu sebenarnya siapa?" Aku pun memberanikan diri untuk bertanya

"Panggil aku tuan Mark" katanya sambil menulis.

Karna merasa penasaran, akupun bertanya lagi.

"Pekerjaan mu apa?" Kataku mengamatinya.

"Penulis"

Aku hanya ber oh-ria saja.

Diam sejenak.

"Gaji ku berapa" kataku yang mempercayainya untuk bekerja

"Sehari 400 cukup?" Kali ini dia menatap ku

Aku terbelalak kaget.
Biasanya gaji seseorang sehari tidak sampai 400.
Menurutku itu terlalu banyak.

"400?!"

"Kurang?" Katanya melihat ku yang salah tingkah

"Ah tidak itu lebih dari cukup" kataku menolak untuk dinaikkan.

Tidak ada satupun yang bergeming

Dan dia memulai bicara.

"Kau datang ke sini setiap hari, jadi kau harus siapkan mental dan fisik" katanya tanpa melihat ku

"Ba-baik lah"
.
.
.
.
.
.

Aku pulang menatap bawah jalanan.

Memikir kan tentang lamaran kerja tadi.

Bukannya aku tidak senang, tapi aku juga bukan tidak sedih.
Ini perasaan yang aneh.

Akhir nya aku pun menolfon Yuqi.

"Halo?"

"Yuqi, ini aku"

"Ya, ada apa hee?"

"Aku mendapat pekerjaan"

"Wah benarkah? Selamat hee aku senang kau akhirnya mendapat pekerjaan" terdengar dari sana, suara Yuqi terlihat bahagia.

"Kau harus bekerja yang baik disana" katanya sambil kegirangan.

"Sudah dulu ya, nanti malam aku ke rumah mu" katanya dan memutuskan sambungan tolfon.



Ini perasaan yang benar benar aneh.
Biasanya aku akan senang kalau mendapat pekerjaan.

Tetapi kali ini tidak.

Walaupun gaji nya besar tetap saja.

Sesampai di rumah aku pun segera tiduran di kasur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
^Author

"Seong hee, aku datang" terdengar suara Yuqi di ambang pintu kamar.

"Seong hee?" Panggil Yuqi dengan bingung yang tidak tau seong hee berada dimana.

TBC

My first and last love; MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang