Seong hee
Pagi nya aku bersiap untuk bekerja.
"Mengapa jantungku berdetak kencang" kata Seong hee sambil memegang dadanya.
Mungkin aku terlalu gugup karena hari ini aku mulai bekerja lagi setelah sekian lama berdiam di rumah.
"Seong hee aku datang." Kata Yuqi yang sudah ada di dalam rumah nya.
"Eoh? Sudah datang? Cepat sekali" kata Seong hee yang sedang bersiap-siap untuk bekerja.
"Aku akan antar kamu sampai tempat kerja kamu" kata Yuqi senang.
"Boleh saja, tapi hanya untuk hari ini saja ya"
"Siap nyonya" kata Yuqi sambil memberi hormat kepada Seong hee seakan menerima perintah itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sesampainya
"Aku tinggal disini ya" kata Yuqi
"Iya tak apa"
"Semangat Seong hee" Yuqi memberi semangat untuk Seong hee dan Yuqi pun pergi.
"Aku harus bisa" kata Seong hee berbicara kepada diri nya sendiri.
Seong hee pun mengetuk pintu
"Masuk!" Sahut pria yang ada di rumah itu
Seong hee pun masuk
"Oh kau" kata pria itu dengan ucapan yang dingin.
Ya, pria itu adalah Mark lee.
Seorang penulis yang menarik ku.
"A-apa yang harus aku lakukan sekarang tuan?" Tanya Seong hee dengan sopan dan berhati-hati.
"Ambil kan saya tinta, pena, laptop, dan teh" sahut Mark tidak menatap Seong hee
"Ba-baik tuan" Seong hee beranjak dari tempatnya.
"Ini tuan" kata Seong hee sambil menaruh semua barang yang di perintahkan tadi.
"Duduk"
Seong hee pun duduk
Sesaat diam.
Tidak ada yang memulai percakapan.
Mark hanya fokus dengan dunia nya, sedangkan Seong hee hanya duduk diam di kursi tanpa melakukan apa-apa.
"Apa kau bisa membuat cerita?" Tanya Mark secara tiba-tiba
"Bisa sedikit.."
"Coba sini"
Seong hee pun mendekat ke arah Mark.
Mark memberi kertas dan sebuah bolpoin.
"Coba kau tulis cerita apa saja disini."
Seong hee hanya menuruti perintah Mark
.
.
.
.20 menit kemudian
"Apa kau sudah selesai?" Tanya Mark masih dengan kegiatan nya.
"Baru 2 lembar saja"
"Coba saya lihat"
Mark membaca semua cerita yang dibuat oleh Seong hee.
"Ah, ini bukan keahlian saya. Pasti cerita nya sangat buruk" kata Seong hee tidak percaya diri.
"Lumayan"
Itulah yang diucapkan Mark.
Hanya satu kata.
Tetapi membuat wanita itu senang tidak terkira.
"Benarkah?"
"Iya""Terimakasih"
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My first and last love; Mark
FanficSeorang penulis yg tidak pernah jatuh cinta Dan bertemu seorang perempuan yakni adalah asistennya. Klo suka baca aja dulu. Slow update