3

16 5 0
                                    

Apakah boleh salah faham atas sikap seseorang ?
____________________________

Mungkin dari luar Kevin memang terlihat dingin dan cuek. Tapi, Nadine yakin kalau sebenarnya Kevin adalah orang yang baik.

06.00 A.M
~ i'd climb every mountain.. and swim every ocean.. just to be with you.. and fix what i've broken.. ~

Nada dering Nadine berbunyi, pertanda ada telpon yang masuk. Ia segera mengangkat telpon tersebut. Tampaknya ia belum pernah menambah kontak tersebut karna tak ada tanda pengenalnya hanya bertuliskan nomor 0813-xxx-xxxx.

"Halo?..ini siapa ya?"

"Kevin."

Nadine terpaku ketika mendengar nama Kevin. Bagaimana dia tahu akan nomornya Nadine? Padahal Nadine tak pernah memberi tahu Kevin nomor teleponnya.

"Gua dapet nomor lu dari Sella ."

Seakan dia tahu isi fikiran Nadine, Kevin memberi tahu kalau dia tau nomor Nadine dari Sella.

"Iya, Vin. Ada apa lo nelpon gua?"

"Gua cuma mau mastiin ini beneran nomor lo atau bukan."

"Ohh.."

"Ya. Yaudah gitu aja bye."

Kevin langsung menutup telponnya tanpa memberi Nadine kesempatan untuk berbicara.

'Ah iya, gua kan belom bilang makasih sama dia. Ish main dimatiin aja dasar manusia Es!'

Nadine mematikan handphone nya, dan bersiap untuk berangkat kuliah hari ini.

Setelah selesai mandi, ia memilih baju bertema casual . Kemeja kotak-kotak bernuansa abu-abu dengan celana jeans navy membaluti tubuhnya. Nadine meraih tasnya dan langsung berangkat menuju kampus.

Gadis itu memutuskan untuk berangkat menggunakan Bus, karna kebetulan jam masih menunjukkan pukul 07.00 A.M yang artinya masih ada satu jam untuk bel masuk berbunyi.
Nadine memandangi jalan dari tempat ia duduk. Ia terpaku ketika lampu merah tiba dan ia melihat ada seorang lelaki yang ia kenal tengah membantu ibu-ibu yang barang jualannya jatuh karena ulah pengendara motor yang tidak bertanggung jawab.

Ya, Lelaki itu adalah Kevin. Nadine memutuskan untuk turun dari Bus dan segera membantu Kevin dan ibu-ibu tersebut.

"Permisi, apa kalian membutuhkan bantuan?"

Kevin menoleh, dan seperti terkejut akan datangnya Nadine secara tiba-tiba.

"Lo ngapain disini?" Tanya Kevin.
"Gua tadi lagi naik bus mau ke Kampus, terus gua liat lo lagi bantu ibu-ibu ini. Gua niat ngebantu, boleh kan?"

Tanpa mendengar jawaban Kevin, Nadine langsung membantu ibu-ibu tersebut yang tengah mengambil buah-buahnya yang berjatuhan.

Kevin tersenyum tanpa sepengetahuan Nadine. 15 menit sudah berlalu, semuanya sudah selesai.

Ibu-ibu tersebut memberi beberapa buah untuk Nadine dan Kevin. "Terima kasih ya nak, kalian sudah membantu ibu. Ini terima beberapa buah untuk makan siang,"

Kevin dan Nadine menerima buah tersebut dan tersenyum. Nadine melihat jam tangannya dan tersontak karna tahu kalau 15 menit lagi bel masuk berbunyi. Ia segera mencari bus ataupun angkutan umum yang bisa mengantarkannya langsung ke arah kampus.

"Sama gua aja, nunggu angkutan umum bakal lama, lo bakal terlambat," ujar Kevin ketika melihat wajah panik yang terpampang pada Nadine.

"Ha? Eh gapapa nih?". Nadine tak percaya dengan apa yang baru saja ditawarkan Kevin.
"Udah ayo sama gua aja. Naik motor, lebih cepet."

Tanpa aba-aba , Kevin langsung menyerahkan helm kepada Nadine. Mereka berdua pun langsung menuju Kampus.
Syukurlah, mereka sampai tepat pukul 08.00 A.M.
Saat turun dari motor seraya mengembalikan helm nya Nadine mengucapkan terimakasih kepada Kevin.

"Thanks ya vin, berkat lo gua ga telat,"
"Ya . Sama-sama." Singkat Kevin.

Kevin memang benar-benar orang yang sangat dingin. Namun, itu yang membuat Nadine semakin tertarik.

Kringgg..Kringg..

Bel jam bertama telah berdering yang artinya telah usai. Nadine melihat Kevin sedang berbincang dengan dua murid Lainnya dan tak lama kemudia mereka pergi meninggalkan ruangan. Begitu juga Nadine.

Nadine keluar menuju Koridor,tempat ia dan Sella biasa bertemu. Nadine menyalakan handphonenya dan mendapati sebuah pesan , disitu terdapat nama pengirim yang membuat senyuman tercipta dari mulut Nadine. Pesan itu dari Mama Nadine.

"Nadine, apakabar sayang? Gimana kuliahnya? Mama kangen banget sama Nadine. Belajar yang rajin ya nak, raih cita-citamu setinggi langit , jangan biarkan siapapun merusaknya. Mama sayang Nadine."

Isi pesan tersebut hampir membuat Nadine meneteskan air mata. Ia sangat rindu akan mama dan ayahnya. Sudah setahun setelah mereka memutuskan kerja di Luar kota untuk membiayainya.

"WOY!! Ngapa lo diem-diem bae,"

Teriakan itu berhasil membuat Nadine terloncat kaget. Siapalagi kalau bukan Sella yang memiliki suara sebesar itu.

"Lo bisa ga sih jangan ngagetin gua? Gua kena serangan jantung tanggung jawab ya lo!" Omel Nadine.
"Yailaa sans aja siihh haha. Btw, tadi pagi gua liat lo berangkat bareng Kevin? Itu beneran? Woi? Serius? Dems aps? Woy Nadine ihhh:(" Sella mengoceh panjang lebar.
"Bacot." Singkat nadine.
"Dih ngegas bocah,gua kan nanya oit."
"Iyee , emang kenapa kalo gua berangkat ama Kevin ? Masalah buat looo?".
Perbincangan tersebut membuahkan canda tawa diantara mereka.

Tanpa di sadari, Kevin mendengarkan percakapan antara Sella dan Nadine dari balik dinding koridor. Kevin tersenyum lebar lagaknya tengah terjadi sesuatu yang sangat mengembirakan.

........
*tbc
.......

Nah loh apa tu sesuatu yang sangat mengembirakannya? Ko kevin senyum ngedengerin obrolan Sella sama Nadine?
Ayuk atuh ikutin teruss biar ga kepo!!

DON'T FORGET TO VOMMENT GA GUYS!!

-NadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang