Ciri jika aku sudah nyaman dengan seseorang adalah kentut yang tidak pernah aku tahan dan tentu saja tidak malu.
Hal ini juga sering aku lakukan kepada teman terdekat ku, tanda bahwa aku nyaman dan merasa senang bersama mereka.
Suatu hari, aku yakin langit waktu itu sedang cerah, matahari tampak sebersih dan sebersinar s*nlight. . Jadi hari ini aku ingin menikmati suasana dengan duduk di samping orang yang aku suka, aka. gebetan, aka. Si abang.
Kami sudah saling bertukar sinyal tanda suka sama suka. Aku yakin sebentar lagi dia bakal nembak aku. Hi hi hi
Dalam sesi curhat ku bersama teman sebangku ku, dia mengharuskan aku agar membuatnya percaya bahwa aku bisa nyaman bersamanya.
Ya jadilah, di hari yang cerah ini aku akan menunjukkan bagaimana aku merasa nyaman berada dekat dengannya.
Di kantin, aku dan dia sedang duduk berhadapan sambil memakan bakso. Aku bersama dengan temanku dan dia bersama temannya.
Aku memang tipe penyuka makan pedas, jadi saos sambal di mangkokku ada banyak, karena ingin terlihat sebagai cewek yang kuat, aku pun menambahkan beberapa sendok sambal lagi ke dalam mangkok.
Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja, sempurna seperti langit yang cerah.
Namun tiba-tiba saja perutku mendadak mules. Aku ingin ke kamar mandi namun si gebetan masih saja memandangiku dengan tatapan manjah. Aku tak tahu harus apa, sakit di perutku pun sudah tak tertahankan.
Sampai rasanya ada yang ingin keluar dari jalan belakang. Aku berusaha menahannya sekuat hati.Tanpa aku sadari, dia tiba-tiba memanggilku.
"indah kamu gapapa? "Aku hanya nyengir ria, dan ya ampuuuuunnn aku sudah tak tahan.
Betapa, demi apapun yang di dunia ini benda apa yang mengganjal ini.
Aku tak bisa menahannya lagi.Kemudian aku teringat, bahwa aku ingin menunjukkan bahwa aku nyaman dengan dia.
Kemudian aku putuskan untuk
'Tttuuuuuut Tttuuuuuut TttuTttuttt"
Kentut di depannya, huh, rasanya lega mbak brooo
Aku sukses menunjukkan rasa nyamanku dan rasa sakit perutku pun perlahan sirna. Sungguh ajaib.
Aku masih menikmati sensasinya, sampai
Kemudian aku tersadar bahwa ia sudah berpindah meja tiga blok dari meja kami, atau sekarang mejaku.Aku pun mendengar bisik-bisik tetangga, yang tidak pernah aku pedulikan sama sekali selama ini, tapi itu hanya sampai ketika aku mendengar teman makan semeja dia yang baru, bertanya
"Yang kentut nya kenceng tadi itu, temen kamu? "
" Enggak kok, aku enggak kenal. Tadi cuma numpang duduk"
Saat itulah aku merasa bahwa langit sebenarnya tidaklah cerah tapi mendung berawan yang bentar lagi mau hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Kau Tau
Short StoryHidup kadang hanya menjadi lelucon, tak peduli segenting apapun suasanya. Meskipun suasana begitu menyedihkan, menyeramkan, dan memalukan, di kemudian hari aku pun hanya menertawakan nya. Karena hidup, kadang hanya butuh di tertawakan agar tetap t...