Laura Smith adalah janda muda dengan dua anak yang sehat dan pintar. Hidupnya selalu mengikuti aturan masyarakat mengingat dirinya adalah janda dari seorang pria baik yang meninggal 4 tahun lalu akibat kecelakaan. Dia dan dua anaknya menetap di Was...
"Aku makan dari pemberiannya!" Patrick menekan kedua pipinya, mengintip dari balik pembatas ruang ketika Ava menarik tangannya, berkata akan membantunya mencuci jari-jarinya dari semua saus peperoni yang telah dihabiskan Patrick.
Di dapur, Ava mengomeli Patrick dan mencubit pipi adiknya dengan kesal. Dia mendesis menyeramkan dan mendorong punggung sang adik, mengajaknya bersembunyi di balik pembatas, menekan wajah Patrick untuk melihat apa yang terjadi di ambang pintu rumah mereka. "Kau mudah disogok, Pattie! Dua kali dalam semalam!"
Patrick menoleh Ava dan membantah, berbisik. "Aku hanya memakan pai labu..."
Ava memukul bahu Patrick. "Dua steak keju dari Bibi Skyla? Itu pangkal utamanya! Jika kau tidak memakan steak itu, ibu-ibu dan dua orang gay takkan berhasil menyeret Mommy ke rumah sebelah." Ia menarik kepala Patrick. "Sekarang lihat itu! Raksasa itu berhasil memasuki rumah dan menciptakan masalahnya bersama mommy."
Patrick meringis ketika melihat mommy mengantar Ben ke depan pintu. Kedua tangan mommy bergerak-gerak di sisi tubuhnya yang menandakan mommy ingin segera menyelesaikan apapun yang sedang dilakukannya. Ia menatap Ava yang terus saja menatap tajam ke arah dua orang itu.
"Aku disogok..." Patrick mengeluh pelan.
"Anak-anak memang selalu menjadi sasaran sogokan orang dewasa." Ava menoleh Patrick. "Apalagi jika memiliki ibu secantik mommy dan ia janda." Dia memutar bola matanya.
"Mengapa kau tahu?"
"Karena aku sudah puas disogok permen dan makanan."
"Nah, jadi bukan salahku kalau..."
"Salahmu adalah kau memakan semua itu dengan lahap! Kalau itu aku, semua makanan itu sudah menjadi penghuni tong sampah!" Ava menegakkan tubuhnya. "Makanya mommy aman sampai hari ini."
"Sayang sekali makanannya." Patrick mengeluh.
Ava mendorong dahi Patrick. "Makanan adalah kelemahan anak-anak! Camkan itu." ava tidak main-main dengan ancamannya. "Kau gagal jadi pelindung mommy!"
****
Laura berdiri di depan pintu, siap melambai Ben yang sudah mengakhiri acara bertamunya di rumah Laura, menolak tempat makanan kotor yang dikembalikan Laura, dan berkata ia akan menerima semua benda-benda itu dalam keadaan bersih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alis tebal Laura bertaut dan dia tertawa sambil memainkan benda-benda kosong kotor itu di tangannya. "Bukankah kau bisa mencucinya sendiri? Di rumahmu?"
"Menurut sopan santun, jika tetangga membagi makanan dan meninggalkan tempat makanannya, biasanya akan mendapatkan balasan makanan pula." Ben berkata luwes, menekan sebelah tangannya di pinggulnya, membungkuk sedikit ke arah Laura. Dan dia senang melihat Laura tidak mundur, melainkan wanita itu meringis.
"Jadi kau meminta balasan di dalam tempat makanan ini? apa kau lupa, bahwa tempat-tempat ini bahkan bukan milikmu? Artinya kau juga harus memberi balasan pada orang pertama yang memberimu isi makanan tadi." Laura jelas bukan wanita yang siap mengalah pada Ben yang melancarkan segala upaya agar Laura kembali menginjakkan kakinya di teras rumah pria itu.