Juna

39 6 0
                                    

Juna menangis didalam lamunannya, ditemani lampu belajar yang tak begitu terang, coretan-demi coreran terus terlukis di atas kertas diarynya.

gua masuk membawa bberapa snack dan minuman ringan , inilah kamar Juna, kamar yang selalu harum, seger, penuh hiasan, yahh meskipun malam ini dlam keadaan gelap,

dwi : kamu knp jun,?
ini adalah pertanyaan yang gua tunggu sejak sepulang sekolah, Feby nangis dan meninggalkan puisinya, Juna jga menghilang begitu saja,

seketika Juna berdiri dan berkata

wi,
taukah kamu ketika sumber air yang telah mengalir
mengalir seperti air terjun yang besar
yang turun setiap hari dari langit
tiba-tiba harus nerhenti mengalir
harus berhenti mengalir dan tak jatuh lagi
tiada aliran lagi,

apakah juna benar-benar kehilangan sumber mata air "feby", apakah Juna sangat merasa kehilangan Feby,
ini semakin jelas dan sangat jelas bahwa Juna memutus persaudaraan, persahabatan mungkin memutus hubungan yang sangat kuat, sampai-sampai Feby berkata anak panah yang menusuk, sampai Juna berkata sumber air terjun yang telah berhenti,

adik macam apa gua ini, tau kakaknya begitu terpukul, terpecah, mlhan gua gak bisa ngapa-ngapain, gua termenung, duduk, tertunduk, sesekali memandang Juna yang meneteskan air mata seraya melantunkan puisi,

Juna menggila, ekspresi berpuisi dan mimik yang disampaikan benar-benar menakutkan, lain sisi jika disekolah, Juna sangat pendiam menyendiri, tidak begitu peduli lingkungan, meskipun sebenernya dia adalah sosialis sejati, penikmat alam, perenung diri,
tak salah jika bnyak cewek terpesona padanya.

Juna tiba-tiba teriak

TSAMAAARRRRR!!! KUN TSAMARRRRR!!

gua terkaget dan memandang wajah Juna,
lantas Juna berkata,

"wi,, besok sepulang sekolah ikut ya," Juna menyampaikan kalimat dengan intonasi tidak bisa untuk ditolak oleh siapapun,

"he,emm" gua menjawab tanpa mengucapkan satu hurufpun

Juna,
gua mau ngenalin Juna lebih dalam, dikamar Juna ini penuh dengan tempelan puisi, poster-poster pujangga, poster-poster anime, bunga sakura imitasi, sound.
lantunan lagu1lagu romansa selalu berbunyi di kamar ini, kamar yang sejuk, semilir kipas angin yang sangat pelan tapi terasa membius mata membawa mimpi,
di kamar ini di design berada dilantai dua dan di samping pohon,
saat kami kecil kami ingin sekali membuat rumah pohon,
hahaha,, itu hanyalah keininginan kami daat kecil.

Juna remaja bertanggung jawab dan saaaaangat mandiri, kemandiriannya dibiasakan sejak kecil,
setiap kami mengisi waktu luang, kami selalu pergi ke rumah pak nevi,

pak nevi,
pak nevi adalah musisi yang tidak pernah membumingkan namanya, pak nevi menguasai segala jenis musik, biola, seruling, drum, gitar, keyboard, seakan semua jenis musik beliau kuasai
dari pak nevi inilah, Juna selalu belajar bermusik, menghias kamar, membuat mainan sendiri, mainan tradisional, bahkan asal muasal Juna menguasai puisi adalah dari pak nevi,
cumaaaan sudah cukup lama kami berdua tidak bertemu beliau, 5 tahun lebih kami tidak bertemu,
pak nevi sering ikut wayang, pengajian musik, tour ke luar negeri, yahhh ndak lain sebagai pemain musik,

tiba-tiba kangen pak nevi,
pak nevi, masihkan jenengan diluar kota,,?
anakmu ini kangen pak,,

ku pandang juna yang sibuk menyiapkan baju,
baju yang bernuansa bali, udeng putih berhias mawar telah di tata, sarung bermotif khas bali juga telah disiapkan,,
bisa jadi besok di ajak penampilan lagi,

Dwi si pena tegakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang