PART 4

58 28 56
                                    

     Sesampainya di kelas, seperti biasanya ke dua sahabatnya tengah bergosip ria.

"Eh!tumben lo kagak teriak, biasanya kan tuh mulut toa banget," ucap Tania.

Aira hanya tersenyum tipis menanggapi pernyataan Tania.
Ia segera duduk di bangkunya.

"Eh, btw lo utang cerita sama kita nih," Vero merubah posisinya berhadapan dengan aira.

"Iya, ngapain lo kemarin di panggil ke rooftop, terus sapa yang manggil lo, ngomongin apaan lo kemarin?"
tanya Tania bertubi tubi.

Aira berdecak kesal.
"Bisa gak sih nanya satu satu"

Sedangkan Tania hanya memasang tampang polos nya sambil cengengesan.

Akhirnya Aira pun mulai bercerita. Saat dimana si cowok tampan sekaligus playboy di sekolahnya menembak nya.

"What!!.DEMI APA LO!" teriak tania sangat keras.

Seluruh teman teman kelasnya menoleh ke arah mereka.

Aira memukul lengan tania pelan.
"Awh, sakit bego" ringis Tania.

Vero yang dari tadi diam pun akhirnya angkat suara.

      "Ra, lo tau kan kalo Vano kek gimana, dia gak pernah serius sama cewek. 3 minggu udah kelar, itu pun paling lama," jelas Vero. Ya, dia adalah sahabat yang paling bijak dibanding kan dengan Tania.

Tetapi meskipun begitu Tania juga tau, saat di mana ia harus bercanda atau pun untuk serius.

"Ra, terus jawaban lo apa?" tanya Tania, yang penasaran dengan jawaban temannya.

Aira menarik nafasnya pelan.
"Dari dulu lo berdua tau kan kalo gue kagum sama Vano. Gue tau dia emang playboy, suka mainin cewek. I know he is a bad boy, but gue gak tau kenapa gue tetep suka sama dia," Aira menjeda penjelasannya.

"Dan, gue bakalan terima dia. Gue tau dan sangat sadar mungkin gue korban dia selanjutnya" lanjut Aira.Aira tersenyum miris.

Menerima cowok yang dia kagumi, tetapi seorang playboy.

"Kalo itu emang pilihan lo, kita cuman bisa dukung dan kalo ada apa apa lo bilang ke kita, kita bakalan bantu kok" ucap Vero.

"Iya, lo juga bisa cerita ke kita kalo misal Vano bikin lo sakit hati, meskipun lo udah tau kalo nanti Vano bakal bikin lo sakit hati" ucap Tania agak sedih. Ia tidak ingin sahabatnya menjadi korban putus cinta karena playboy.

Ia yakin kalau Vano hanya mempermainkan sahabatnya, sebagai target yang selanjutnya.

Aira tersenyum tipis, meyakinkan kedua sahabat nya akan keputusannya.

Veronika Putri dan Tania Revania. Dia beruntung memiliki sahabat seperti mereka. Mereka selalu mendukung nya.

Bel pelajaran pun dimulai, mereka menyudahi obrolannya.

*****
     Tak terasa bel istirahat berbunyi, kedua sahabatnya sudah terlebih dulu ke kantin.

Sesuai pesan Vano kemarin, ia segera pergi ke rooftop.

Sesampainya di rooftop, Aira melihat vano bersama Raka Aditya dan Aska Askandar, yang ia yakini adalah sahabat vano.

"Hai,," sapa Aira agak canggung.

Ketiga manusia yang tengah asik mengobrol menoleh ke sumber suara tersebut.

Seakan mengerti keadaan Raka dan Aska beranjak dari duduk nya, meninggalkan mereka berdua.

Raka dan Aska mengerti kalau Aira ingin menemui Vano.

Karena mereka sudah hafal dengan sahabatnya yang suka gonta ganti cewek.

"Sini.." ucap Vano sambil menepuk kursi di sampingnya, mengisyaratkan Aira untuk mendudukinya.

Aira segera menghampiri Vano.

"Gimana?" tanya Vano.

"Emm-mm,gu-"

"jangan gugup, kalo lo gugup gue jadi pengen nyium " Vano menyela ucapan Aira.

(Anjirr lo van,udah main gombal ajaa...😑)*serah gue lah,napa baper lo?*
(Iwhh...pd bat lo,dsr playboy akut.😪)*Read*

*Back to story;) *

Mendengar hal itu Aira semakin gugup. Dsr Vano, suka banget bikin orang salting. Batin Aira.

"Ok, gue ulangi lagi yang kemarin. Will you be my girlfriend?"

Aira tersenyum mendengar ucapan Vano.

"Yes, i will" Jawab Aira sambil menganggukkan kepala.

Vano tersenyum mendengar jawaban Aira. Gampang banget naklukin cewek. Batin Vano tersenyum.

"Cieee...yang baru jadian" ledek Vano.

"Pa'an sih" Aira memukul pelan lengan Vano, ia sangat malu sekali.

"Baru jadian aja udah gini gimana nantinya" ujar vano mendramasitir.

Aira hanya terkikik pelan.
Iya, gimana nantinya hubungan kita saat lo udah mulai bosan dengan gue. Batin Aira.

Vano memeluk Aira, mendekat kan kepalanya ke telinga aira.
"Love you" bisik Vano.

Aira merasa pipinya memanas seketika. Ia membalas pelukan Vano dengan ragu ragu.

Gimana?
Sorry,kalo gk dapet feel-nya:-(
vote&commentnya ya
See you next part

DECISION [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang