"cinta itu tak memandang usia" -lukas
"Memang kau mau menikah dengan lansia?" -alyaBeside me
"Merindukan ku hmm? Maaf untuk si_"
"Ayo kita akhiri"
Finally. Kata ini benar-benar keluar dari kedua belah bibirku."A-apa?"
"Kita tidak bertemu beberapa jam dan sekarang kau tuli?"
"Apa ini karena tadi siang? Jika itu aku mo_"
"Bukan"
"-Ini tentang setahun belakangan. Dan aku lelah. Ayo kita berhenti ezra. Kau tidak mencintaiku lagi begitupun aku"
Aku melipat kedua lenganku didadaku mengangkat tinggi-tinggi daguku angkuh. Mencoba menguatkan diriku sendiri dengan bertingkah angkuh."Baiklah"
Di luar ekspektasiku dia menyetujuinya lalu melenggang pergi meninggalkanku.Aku memandang punggung tegapnya menjauh meninggalkanku.
Aku menghela nafas panjang, ini sudah berakhir kan? Bukankah ini keinginanku? Lalu kenapa dadaku sakit seketika.Tentu saja karena aku masih mencintaninya! Aku mengakhirinya untuk menguji apa dia masih mencintaiku atau tidak. Tapi lihat!
Sialnya aku mengeluarkan air mataku untuk ke sekian sekian kalinya karena pria yang sudah menjabat menjadi mantan kekasihku.
"Hei!"
Aku terperanjat karena suara yang tiba-tiba memenuhi gendang telingaku.
Aku mengusap lelehan air mataku.meliriknya sebentar lalu berdiri untuk pergi dari caffe ini.
"Ayo makan bersama"
Dia mengejarku menyeimbangkan langkahku."Tidak"
Ucapku dingin. Bukannya aku tak ramah hanya saja perasaanku sedang kalang kabut."Aku tak melihatmu memesan sesuatu tadi"
Aku berhenti melangkah ketika sudah diluar caffe. Dan melihat sekeliling bahwa matahari mulai menghilang dan digantikan oleh rembulan."Aku ingin sendiri lukas. Jangan menggangguku. Aku mohon biarkan aku pergi"
Tanpa aku sadari aku menatapnya dengan linangan air mata dan seketika tangisku pecah."Berhenti kumohon, aku terlihat seperti orang jahat dimata orang lain"
Dia gelalapan.
Dengan inisiatifnya dia merangkulku lalu memelukku mencoba menenangkan tangisku yang semakin mejadi.Beside me
"Aku anak SMA jika noona lupa"
Dia memutar bola matanya kesal."Diam!"
Aku menggeplak belakang kepalanya dengan telapak tanganku kesal.
Dia hanya meringis, lalu mendelik padaku."Baiklah, setelah ini apa?!. Aku menyesal telah berjanji akan menghiburmu dan ternyata setelah berjanji padamu ingin sekali ku menarik kata kataku tadi itu. Huh dompetku sudah sekarat karenamu kau tahu"
Dia menghela nafasnya lalu melihat kearahku yang sedang sibuk memakan ice cream yang ini adalah mangkuk ke-6ku"Kenapa tidak pergi saja hah?! Sebelum aku memesan mangkuk ke-7 ku!"
Aku menggeram kesal padanya, lalu melanjutkan kembali acara 'ayo makan ice cream hingga aku melupakan pria sialan itu'Ngomong-ngomong dengan ezra dadaku kembali sesak.
Aku melempar sendok ice cream yang sedaritadi aku pegang ke atas meja. Menimbulkan sedikit suara gaduh.
"Hiks.. aku tahu ini hanya mimpi hiks.. dia mana mungkin se- hiks.. -tuju begitu saja hiks.."
Lukas kembali gelagapan, dia melihat ke sekelilingnya dan benar saja orang-orang banyak yang berbisik menatapku aneh.Dia menarikku keluar dari kedai ice cream.
Beside me
"Sekarang katakan apa permasalahanmu"
Aku menelungkupkan wajahku dengan kedua tanganku."Aku sengaja membawamu ketempat seperti ini agar kau bisa leluasa menangis"
Jika kalian menganggap bahwa lukas membawaku ke taman atau pegunungan kalian salah besar.
Dia membawaku ke lapangan sepak bola di sekolahnya garis bawahi di sekolahannya."Hiks.. aku tak hikss.. bisa hikss.. berhenti hiks.. menangis"
Aku menatapnya bercucuran air mata. Aku yakin wajahku berantakan sekali"Yatuhan ingat umurmu noona. Kau bukan anak SMA lagi"
Dia mengelus belakang kepalaku mencoba menenangkanku.Setelah beberapa jam aku lelah menangis dan akhirnya tangisku mereda dan dengan sabarannya lukas masih setia menemaniku bahkan aku rasa ini sudah jam 9 malam.
Dia menatapku iba.
Memegang kedua sisi wajahku menghapus jejak air mataku dengan ibu jarinya. Dia juga merapihkan rambutku yang sedikit berantakan dan basah karena air mataku sendiri."Ayo katakan"
Dia tersenyum menatapku
Aku sempat terpesona dengan senyumannya.Aku kembali sadar dia tak lebih dari anak remaja yang tak sengaja menabrakku.
Beside me
"Terimakasih telah mengantarku"
Dia menatapku sekilas."Tidak masalah"
Hening.
"Ingin makan ramyeon?"
"Aku rasa ini sudah malam. Aku harus segera pulang"
Dia melirik jam tangan di pergelangan tangannya."Kau harus belajar bukan?"
Dia melirikku sekilas lalu tiba-tiba berhenti melangkah"Ada ap_"
"Aku tahu!"
Aku terperanjat mendengar intonasinya yang tiba-tiba menaik.
Dia berbalik lalu menatap wajahku.Bisa ku lihat raut wajahnya yang tak bisa ku tebak.
Dia mengacak rambutnya gusar.
Aku masih diam di tempatku, menatap lukas khawatir."Ada apa lukas?"
Aku melangkah mendekat padanya. Dia mengangkat wajahnya menatap ke arahku."Baiklah lupakan"
Dia pergi tanpa sepatah katapun. Meninggalkan aku dengan pertanyaan yang memenuhi kepalaku.TBC
HOLA PA KABS KAWAN!
Maaf untuk beberapa hari yang benar-benar ga apdet hiks:').
Untuk saran dan kritik bisa komen yaa sangat amat membantu😄Klik bintang di pojok kiri ya! ^^
Xie xie
Tunggu aku lagi.. bubayyILY💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside me [1]
Random"Aku tidak mencintainya lagi. Tapi aku tak akan pernah melepasnya" -ezra "Haruskah aku melepasnya lebih dulu?"-alya