“Dahulu di masa Rasulullah Shallallaahu'alaihi wa Sallam, ada dua orang yang mempunyai ikatan persahabatan sangat kuat sekali. Dua orang itu bernamaIbnu Jatsaamah dan 'Auf bin Malik radhiyallahu 'anhumaa.
Pada suatu saat dalam suatu peperangan Ibnu Jatsamah wafat, gugur sebagai syuhada'. Pada malam harinya, sahabatnya yaitu 'Auf bermimpi bertemu dengan Ibnu Jatsamah.
Dalam mimpinya 'Auf bertanya kepada sahabatnya, “Bagaimana keadaanmu di alam barzakh (kubur) wahai saudaraku?”
Ibnu Jatsamah berkata, “Aku bertemu dengan Robbku, Dia menyelimuti aku dengan selendang pengampunan-Nya. Dia merahmati ‘dan menyayangi aku. ”
Tiba-tiba 'Auf melihat ada tanda hitam di batang leher sahabatnya tersebut, lalu beliau bertanya, “Wahai saudaraku! Aku melihat ada tanda hitam di batang lehermu, apa itu?”
Ibnu Jatsamah menjawab, “Ini tanda yang diberikan oleh Allah bahwa aku dahulu ketika di dunia pernah punya hutang 10 dinar kepada seorang yahudi. Dan sampai datang ajalku, aku belum sempat membayar hutangku itu. Oleh sebab itu, bersediakah kau menolongku?”
“Ya, tentu,” jawab 'Auf.
“Tolong kau temui keluargaku dan katakan kepada mereka perihal hutangku tersebut.
😭😭😭*-Dan ketahuilah wahai saudaraku, setelah meninggal dunia, aku baru tahu bahwa sesungguhnya tidak ada sedikitpun dan' amal perbuatan yang aku lakukan ketika aku dihidupkan di dunia ini yang luput dari pertanggungjawaban di hadapan Allah,” kata Ibnu Jatsamah.*-😭😭😭
Esok harinya 'AUf mendatangi keluarga Ibnu Jatsamah, Beliau pun di sambut baik oleh keluarga Sahabatnya itu.
“Kami senang engkau mau datang, wahai 'Auf, beginilah semestinya akhlak seorang mukmin terhadap saudaranya,” kata mereka.“Kelihatannya ada sesuatu yang penting yang akan kau sampaikan kepada kami, 'Auf?” tanya salah seorang anak sahabatnya.
Kemudian 'Auf menceritakan mimpinya semalam kepada mereka. Mereka pun mempercayainya sebagaimana mereka mempercayai persahabatan 'Auf dengan Ibnu Jatsamah semasa hidupnya. Setelah mereka mendengarkan cerita 'Auf, mereka memberikan kepada 'Auf uang 10 dinar milik Ibnu Jatsamah yang
masih tersisa, supaya 'Auf memberikan uang itu kepada si yahudi yang dimaksud.
'Auf pun mendatangi rumah Yahudi itu. Setelah bertemu dengan Yahudi tersebut, 'Auf menanyakan, “Apakah saudaraku almarhum Ibnu Jatsamah pernah berhutang kepadamu?”
“Ya benar. Aku pernah meminjamkan uang 10 dinar kepadanya, namun itu sudah lama sekali. ”
Kemudian 'Auf menyerahkan uang 10 dinar dari keluarga Ibnu Jatsamah kepada yahudi itu, sambil berkata, “Ini uang 10 dinar dan keluarga sahabatku. Berarti hutangnya kepadamu telah lunas terbayar. ”
Dengan nada takjub dan terheran-heran, Yahudi itu berkata, “ Ini 10 dinar yang aku pinjamkan kepada Ibnu Jatsamah dulu ?”
“Begitulah seharusnya perlakuan seorang sahabat terhadap saudaranya meskipun sahabat atau saudara bisa saja . namun persahabatan dan persaudaraan akan selalu kekal abadi”, kata 'Auf kepada si yahudi itu.
“Sungguh sangat mulia Islam, tatkala mengajarkan umatnya tentang persahabatan, sehingga seorang sahabat masih tetap kokoh ikatan persaudaraannya walau salah satunya sudah di liang kubur. Ulurkan tanganmu wahai 'Auf, tuntun diriku untuk mengucap 2 kalimat syahadat,” kata yahudi itu dengan tegas.
'Auf pun menuntunkan 2 kalimat syahadat kepadanya, dan jadilah ia seorang sahabat 'Auf bin Malik yang kokoh pendirian iman dan Islamnya.
Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan persahabatan yang abadi. Islam adalah agama rahmat yang dibawa dan didakwahkan oleh Nabi Muhammad yang penuh dengan kelembutan, rahmat dan kasih sayang.