Prang!!
Sophie terlonjak dari tidurnya. Matanya mengerjap, lalu mengedar mencari sumber suara tadi. Dan, ya! Dia menemukan penampakan perempuan berambut kusut sedang memunguti serpihan kaca.
Sephia segera mengumpulkan serpihan kaca dengan cekatan, lebih tepatnya panik. Ia menoleh ke arah kasur, lalu pandangan mereka bertemu.
"Astaga!" pekik Sephia. "Kau tampak seperti mayat hidup!"
Mata Sophie memang masih terlihat merah akibat kurang tidur.
"Apa yang baru saja kau pecahkan?" tanya Shopie dengan ketus.
Sephia tersenyum kikuk, "hanya gelas lilin mu."
Sontak Shopie melotot dan bangkit dari ranjang, dia berkacak pinggang di hadapan saudara kembarnya.
Ah, pasti dia akan ceramah, batin Sephia.
"Kau harus menggantinya!!" teriak Shopie.
Sephia tersentak, "ah iya, akan ku ganti secepatnya."
Sophie tersenyum galak, "kau tau ini ku beli di mana?"
"Pasar malam?" tanya Sephia polos.
Sophie tertawa, "jangan samakan lilin ini dengan celana dalam mu!"
"Aku membelinya di China." ucap Shopie sombong.
Sephia menganga, "kau pergi ke China hanya untuk membeli lilin?"
"Tidak, aku menitipkannya pada kak Romi."
Sephia terdiam sejenak, dia teringat semalam Shopie juga menyebut nama itu. "Siapa kak Romi?"
Shopie menghela napas, "dia pacarku."
"Oh, dia yang akan aku hadapi itu."
"Ya, dia orang yang sangat teliti, jadi kau harus hati-hati."
"Bisa kau jelaskan lebih rinci tentang dia?"
Sophie menoleh ke arah tumpukan kado, "besok adalah hari jadi kita yang ke 3 tahun, dan kita sudah berjanji merayakannya di cafe favoritku."
"Lalu? Kau akan menemuinya besok malam?" tanya Sephia.
Shopie menggeleng, "besok aku akan pergi ke kotamu bukan? Artinya malam besok kau yang akan menghadapinya."
Sephia menggeleng cepat, "tidak, aku tidak mau memberikan kado buatanmu ini."
"Tentu, kado ini tak akan kuberikan padanya, kau harus membuat kado sendiri, aku akan membantu membuatnya, kado yang sangat spesial."
"Tapi sebelum itu ayo kita buat sebuah revolusi besar-besaran." Sophie tersenyum sinis.
***
Jalanan sangat ramai, semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. meskipun begitu kedua gadis kembar ini tetap mewaspadai setiap orang.
"Kita sudah sampai di salon yang cukup jauh dari tempat tinggalku, kau harus mengganti setelan tubuhmu yang macam gembel ini menjadi seperti putri." Sophie merapikan kacamata hitamnya yang besar sampai menutupi seluruh alisnya.
"Aku tidak seperti gembel." ucap sephia ketus.
"Di mataku kau seperti gembel."
"Matamu bermasalah nyonya."
"tentu saja tidak mungkin, aku menkonsumsi sayuran dan vitamin setiap hari."
Sephia hanya menggeleng kepala sambil menggerutu, tak pernah dia merasa sekesal ini pada manusia selain ayahnya.
Sephia teringat sesuatu. "Tapi, kalau aku berubah menjadi putri macam kau, berarti sebaliknya, kau harus berubah menjadi gembel sepertiku."
"Astaga!"
"Tak usah terkejut, ayo masuk gembel!"
salon ini sepi. tentu, jika ramai kedua gadis ini tidak akan ada di sini. Segala hal yang mereka lakukan sudah direncanakan dengan matang, mereka benar-benar siap atas drama lokal yang cukup panjang ini.
Perempuan paruh baya menghampiri Sephia, tersenyum ramah sambil menuntunnya untuk duduk di kursi, menawarkan secangkir teh lalu memuji kecantikannya. Shopie yang tak dapat pujian itu merasa risih dan iri. Sephia tersenyum menertawakan kelakuan saudara kembarnya yang amat kekanakan ini.
"Anda pemilik salon?" Tanya Sephia.
Perempuan paruh baya itu menggeleng, "Bukan. saya hanya pembantu di rumah ini. Pemiliknya sedang di dalam, sebentar lagi kemari, mohon tunggu sebentar, tidak akan lama."
"Ah, baiklah, takl apa. kami tidak terlalu sibuk"
"Apa kau bilang? tidak terlalu sibuk? kau gila kau? Aku sudacatat jadwal hari ini dengan rapi, semua waktu kita penuh bahkan satu menitpun sangat berharga bagiku!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Melodistance
RomanceRomi tak pernah tahu kalau kekasihnya memiliki saudara kembar. Dan ia juga tidak tahu kalau yang ia nikahi bukan kekasihnya, Shopie. Melainkan Sephia, kembarannya. Karena masalah yang di buat Sephia, Shopie dan Sephia harus bertukar posisi selama sa...