ID-10

1.5K 172 4
                                    

Setelah kejadian yang mengganggu ketenangan Alpha itu, seluruh warrior dikerahkan untuk memperketat penjagaan moonlight pack dan semuanya tak ayal untuk melindungi Alpha dan luna mereka.

Roy yang tengah disibukkan dengan tumpukan laporan mendadak konsentrasinya buyar bak diterbangkan angin saat ia merasakan kepala berdenyut perih seperti di hantam dengan benda tumpul, dan di visinya ia melihat gambaran yang sangat buram dimana ia melihat siluet seperti seorang gadis remaja dan terdengar suara tangisan penuh kesakitan dari gadis itu,

'To..long....aku...ku..mo..hon...hiks' ujar gadis itu

Namun terdengar suara seorang remaja laki-laki yang berteriak menyesal dan memanggil-manggil gadis itu seolah ia ditarik paksa dari kehidupannya.

Tubuh Roy langsung limbung dan jatuh ke lantai, dengan tangan mencengkeram kepalanya mencoba mengusir rasa sakit yang timbul. Suara geraman tertahan muncul dari mulutnya saat suara-suara itu berputar ulang seperti kaset rusak seiring dengan tubuhnya yang terasa panas seolah tubuhnya dibakar hidup-hidup. Ada apa dengannya??!! Tubuhnya melemah seketika, dia sangat tidak berdaya bahkan dia sendiri tak merasakan kehadiran Sam-wolfnya. Tubuhnya seolah dipelintir hingga meremukkan tulangnya. Matanya berair hingga pandangannya berkabut dan bertambah buram. Hingga suasana mendadak sunyi senyap tak ada pergerakan namun ada sebuah suara yang masih mampu di tangkap oleh pendengaran pria itu walau samar-samar, Suara tubuh terjatuh dan bunyi gesekan lantai. Hingga ia benar-benar tidak mendengar apapun, seperti mendadak lumpuh seketika.

Tubuhnya yang terasa panas mendadak sejuk menjalar keseluruh tubuhnya saat ia merasakan sebuah rengkuhan hangat yang ia rasakan di tubuhnya. Sebuah tangan halus bagai kapas menyeka wajahnya yang banjir oleh keringat dingin dan satu tangannya lagi mengusap punggungnya, menyandarkan kepalanya pada lekukan leher wanita tersebut. Entah kenapa pelukan ini sangat nyaman, membuatnya betah berlama-lama dalam kungkungan wanita itu. Tubuhnya seolah tersedot hingga tak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan dirinya larut dalam kenyamanan yang tidak pernah ia rasakan.

Tanpa Roy ketahui, air mata mengalir deras dari manik mata kecoklatan milik wanita itu yang tak lain adalah Vanessa.

Hatinya serasa lepas dari tempatnya saat melihat pria ini merintih kesakitan. Dia sangat berharap rasa sakit itu berpindah pada dirinya, ia rela jika pria itu sewaktu-waktu meminta nyawanya. Namun ia hanya gadis lemah yang tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya benalu di hati pria arogan itu. Ingin bibirnya mengeluarkan kata-kata penenang pada pria yang direngkuhnya saat ini. Tapi dia sangat takut jika suaranya keluar walau sekecil apapun akan membuat Roy menolaknya mentah-mentah dan memakinya dengan kata-kata yang lebih menyakitkan dari sebelumnya yang pernah ia terima dan pastinya akan membuat hatinya lebih remuk lagi.

Ia lebih memilih diam seribu bahasa dan membiarkan ia merasa menjadi wanita yang sangat dibutuhkan pria ini. Lengkungan cantik di wajah Vanessa melebar dan air matanya mengalir lebih deras lagi saat Roy memeluk pinggangnya dan menggenggam tangannya dengan sangat lembut. Vanessa terus memberi usapan di kepala pria yang menjabat sebagai Alpha sekaligus suaminya itu dengan cinta yang ia punya walau menurutnya itu masih belum seberapa. Suara rintihan pria ini berangsur menghilang dan suhu tubuhnya mulai membaik namun pria ini masih belum bisa melihat dan mendengar dengan jelas. Tenaganya seakan hilang ditiup angin.

"Tak akan pernah aku biarkan kau merasakan setiap rasa sakit yang ada. Cukup aku!! Cukup aku saja yang merasakannya!!.....karena...aku...mencintaimu." bathin vanessa sambil meresapi setiap rasa nyaman yang ia peroleh yang mungkin tidak akan pernah ia rasakan lagi. Kesempatan langka ini tidak boleh ia sia-siakan.

Sementara bathin roy terus bergejolak, seluruh indranya tidak berfungsi sama sekali. Sehingga ia tidak mengetahui siapa yang dengan sukarela menyumbangkan kehangatan untuk dirinya.

"Siapakah kau?" Bathin roy lemah. Namun pandangannya mendadak menghitam membiarkan ia dijemput oleh kegelapan dan membiarkan rasa hangat itu menemaninya.

Vanessa yang tidak mendengar suara apapun, memindlink Jack agar membantunya memapah pria ini.

"Kak...aku butuh bantuanmu sekarang." Ujar vanessa

******

Seorang pria tua dan istrinya terpelanting hingga membentur tembok oleh beberapa pria bertubuh besar, karena gagal untuk menyakiti Alpha Moonlight pack karena mereka seperti di dorong oleh sebuah kekuatan supranatural yang lebih dahsyat dari mereka.

"Apa-apaan ini, hah??!! Mengurus satu orang saja kalian tidak becus!!" Bentak seorang pria bertudung itu dengan nafas yang naik turun.

"Sudah kubilang, tuan yang terhormat. Kami ini sudah tua..ada sebuah kekuatan tak kasat mata melebihi kemampuan kami. Sihir yang membelenggunya mulai pudar karena ada sebuah penghalang baru." Ujar pria itu setengah mengejek sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Dan dengar aku, tuan dan nyonya yang lebih terhormat, satu-satunya penyihir yang tersisa adalah kau..." Ujar pria bertudung itu menunjuk wajah wanita itu, "...Tidak mungkin masih ada penyihir yang tersisa..atau..." kalimat itu terjeda hingga dengan misterius pria itu melanjutkan kalimatnya yang tertunda, "...atau kalian mempunyai anak yang mengalirkan darah penyihir dari mu..JAWAB!!!" Hardik pria bertudung itu dengan keras.

"Astaga!!! Sudah ribuan kali saya mengatakan pada anda, tuan. Saat kelompok pemberontak yang dipimpin oleh ayahmu itu menyerang salah satu wilayah Moonlight pack, bajingan itu telah membunuh putri kami dengan panahnya yang diberi racun devil's helmet sedangkan putra kami digiring dan di pukul beberapa kali hingga akhirnya dia tewas. Lalu para keparat itu membawaku dan istriku kemudian menahan kami puluhan tahun lamanya. Tidak pernahkah kau mengerti apa yang aku ucapkan padamu, brengsek!!!" Ujar pria itu dengan kilatan mata tajam dan penuh kebencian itu mengingat kejadian kelam beberapa tahun silam.

"Cuih...aku tidak peduli, bawa mereka dari sini, mereka membuatku muak." Ujar pria bertudung itu melesat meninggalkan ruangan itu.

Mereka di lempar ke ruangan penjara yang lembab dan berbau, seperti kaleng bekas. Sang istri mendadak terisak membuat pria itu merasa sakit.

"Dimana anak-anak kita sekarang, Edrick??" Tanya wanita itu tanpa berhenti mengalirkan air matanya.

"Mereka pasti aman sekarang. Aku sudah menyuruh putra kita untuk membawa lari adiknya sejauh mungkin agar kelompok pemberontak itu tidak bisa mengejar mereka." Ujar pria di panggil edrick itu sambil berusaha menenangkan istrinya itu, cerita yang edrick sampaikan pada pria itu hanya bualan semata agar mereka tidak curiga bahwa mereka masih mempunyai keturunan. Sekarang, mereka tidak tahu menahu dimana anak-anak mereka tinggal sekarang. Penerawangan istrinya bisa dikatakan tidak bisa digunakan lagi. Mengingat kondisi wanita ini sangat lemah. Sihir yang di gunakan untuk roy sudah cukup untuk menguras seluruh tenaga mereka. Tolong diralat, bahwa istrinya terpaksa melakukannya saat ia diancam akan membunuh edrick jika ia tidak menuruti kemauan jahat pria itu.

"Kami harap, kalian baik-baik saja dan selalu dilindungi oleh Moon Goddes." Gumam pria itu dengan segala harapan yang masih tersisa

*****

Vanessa POV

Kulihat wajah yang terlelap dengan damai itu dengan perasaan yang tidak bisa aku ungkapan sama sekali. Wajah damai ini sangat berbeda 180 derajat dengan wajah saat pria ini menatapku penuh benci dan penuh amarah.

Sampai sekarang aku belum mengerti, alasan apa yang mendasarinya untuk membenciku saat ini? Jika alasannya karena kecacatan yang aku alami ini. Kenapa dia tidak langsung mereject ku saja?? Kenapa malah menyiksaku dengan kata-katanya yang sangat kejam itu??

Aku mencoba mengelap dahinya yang basah oleh keringat. Namun tanganku mendadak terhenti saat suara lenguhan keluar dari mulut Roy. Aku tidak ingin dia melihatku ada di sini, bukan sambutan hangat tapi malah makian yang akan aku terima. Buru-buru aku mengambil tongkatku dan keluar dari ruangan tersebut.

Aku tidak ingin ada ujaran kebencian yang merangsek ke runguku jika aku masih berada disana.

Setidaknya aku akan selalu menunggu kapan roy bisa membuka hatinya untukku.

Aku bisa menunggu... setidaknya sampai batas kesanggupanku.

*******

Tbc











Fallen Luna (Moon Series #1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang