Sudah tiga minggu Vanessa melewati hari bahagianya bersama sang suami, Roy. Namun ia merasakan sebuah firasat buruk, namun ia tak tau apa itu. Kepalanya pusing dan melihat berbagai kepingan peristiwa saling bertabrakan dan isinya semua sangat buruk. Bahkan tanda di punggungnya sangat panas.
Kebetulan Roy dan Vanessa sedang berdua di sebuah taman pack menghabiskan waktu mereka. Melihat gelagat aneh dari istrinya, Roy mulai menaruh curiga, "kau kenapa? Kau terlihat tidak baik. Katakan padaku apa yang kau rasakan " ya, Roy sudah tau tentang kekuatan magis dari istrinya serta fakta bahwa ia adalah seorang white wizard dan mulai khawatir jika ada apa-apa pada Vanessa.
"Alpha, aku hanya sakit kepala biasa, jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja." Balas Vanessa tersenyum sambil menggenggam tangan besar pria itu untuk menenangkannya.
"Sayang, kau tak bisa bohong padaku. Lihat matamu memerah." Jawab pria itu berusaha membujuk wanitanya untuk terbuka padanya.
Baiklah, dia tertangkap basah. Ia sedikit menyesal bahwa ia memberitahu Roy soal fakta bahwa ia adalah keturunan white wizard sehingga Roy tak akan tinggal diam jika ia sudah mulai menampakkan hal-hal yang tak lazim pada suaminya. Namun ia tak ingin memberitahu bahwa ia diberi anugerah sekaligus kutukan dari Moon Goddes. Takut jika pria itu akan semakin khawatir.
"Entahlah Alpha, aku melihat banyak peristiwa buruk di pikiranku dan itu membuatku pusing." Jawab Vanessa yang agak parau.
Roy melihatnya, ia melihat tanda di lehernya mengeluarkan kerlip merah dan matanya yang memerah. Roy menjadi cemas. Takut jika Vanessa banyak memikirkan hal-hal buruk dan berdampak tak baik untuk kesehatannya.
"Apa kau melihat sesuatu?" Tanya Roy penasaran.
"Ya, beberapa hari kedepan atau beberapa minggu lagi aku rasa akan ada penyerangan Alpha. Tapi aku tak yakin akan hal itu Alpha. Aku takut jika aku salah." Jawab Vanessa yang menunjukkan raut khawatir sekaligus sedih.
Sebuah pelukan langsung menyambut wanita itu. Dan Vanessa sangat menyukainya. Hangat dan nyaman. Terasa sebuah tangan mengelus rambutnya dengan lembut membuat ia tak ingin lepas saat itu juga.
"Jangan khawatir, kau tahu aku akan selalu melindungimu. Anggap saja yang didalam pikiranmu itu hanya angin lalu. Aku tak ingin kau terbebani oleh pikiranmu itu. Mengerti?" Ucap Roy menenangkan Lunanya itu. Namun entah kenapa ia juga merasakan firasat buruk soal itu dan ada yang ia rasa janggal pada Vanessa. Ia merasa akan ada sesuatu yang besar terjadi pada istrinya itu dan takut yang sangat kentara di hatinya.
Vanessa tak sengaja melihat lengannya dan murung seketika.
"Moon Goddes...tolong jangan terlalu cepat mengambil diriku. Aku tak ingin momen bahagiaku hanya berlangsung sebentar saja." Bathinnya saat ia juga merasakan nyeri yang luar biasa pada jantungnya. Ia hanya bisa menitikkan air matanya dalam diam.Ya, hanya tinggal 7 kelopak.
*****
"Kau sudah tahu apa tugasmu, Isabell?" Tanya seseorang pada wanita yang cukup seksi dihadapannya.
"Tentu, tuan. Kau sudah membayarku dengan mahal untuk tugas ini." Ujar wanita itu genit.
Pria itu tersenyum dibalik tudung yang menutupi seluruh wajahnya. Tak sia-sia ia pergi berkelana jauh untuk mencari 'senjata' barunya. Seorang rogue dengan kemampuan khusus dan mematikan.
Pria itu menceritakan dengan detail apa saja dan bagaimana masa lalu pack tersebut dari Alpha, Luna, hingga pejabatnya yang lain. Wanita itu hanya menyimak ucapan tuannya sambil menyunggingkan senyum miring.
'permainan ini akan semakin menarik'
Setelah wanita itu pergi, datang Rex untuk menemui tuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Luna (Moon Series #1) [END]
Werewolf[FOLLOW SEBELUM BACA !!!!!!!] ------------------------------------------- Vanessa adalah wanita yang cantik, berkulit putih dengan rambut ikalnya yang berwarna burgundy. Namun, kecantikannya sirna karena ia seorang wanita yang lumpuh. Roy adalah pri...