14. Problem

1.8K 213 58
                                    







From. Chen.
'Chanyeol, kau dimana? Apa Yerin bersamamu?'

For. Chen.
'Ya.'

Chanyeol masih terdiam setelah membaca pesan yang dikirimkan Chen, kini matanya masih terfokus pada Yerin yang masih terisak disampingnya. Mereka berhenti dipinggir jalan yang terlihat lengang.

Entah kenapa, saat melihat perempuan dihadapannya saat ini menangis membuat hatinya ikut tergores luka.

Bukan tanpa alasan Chanyeol merasa demikian, dirinya sudah mengenal latar belakang Yerin sejak saat itu. Tapi lelaki itu mencoba menahannya sendiri, karena tak habis pikir dengan maksud Baekhyun. Padahal baik dirinya, Kai maupun Chen sudah memperingati Baekhyun agar tidak melukai orang yang tidak bersalah. Dan Baekhyun juga sudah meng 'iya' kan, tapi nyatanya?

Ting!

From. Chen.
'Chan, untuk sementara ini bawa Yerin menjauh, jangan sampai dia pulang ke rumah Baekhyun. Si brengsek itu membawa Suzy, biar aku dan Kai yang mengatasi keadaan disini.'

For. Chen.
'Aku mengerti.'

Chanyeol menggertakkan giginya dalam diam, lalu mengusap wajahnya kasar.

Brengsek.

Hanya itu yang ada dipikirannya sekarang, mengatai sahabatnya.

'Haruskah aku menghubunginya?'

"Nyonya, untuk saat ini ikut denganku." Setelah menghela napas dan isakan Yerin berhenti kalimat itupun keluar.

Yerin menoleh, "Kenapa?"

"Sebaiknya anda tidak bertemu dulu dengan Boss, nanti anda menangis lagi."

Yerin terdiam sesaat. "Aahhh...aku mengerti, lalu aku harus kemana Tuan Park?"

Chanyeol hanya tersenyum lalu melajukan mobilnya ke arah luar Kota.

Yerin hanya melihat pemandangan sekitarnya dari atas balkon, senyumnya mengembang saat tahu kemana Chanyeol membawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yerin hanya melihat pemandangan sekitarnya dari atas balkon, senyumnya mengembang saat tahu kemana Chanyeol membawanya.

"Nyonya." Yerin menoleh saat mendengar panggilan Chanyeol.

"Iya, Tuan Park?"

"Anda suka tempat ini?"

"Pemandangan di sini bagus."

Chanyeol tersenyum sambil menyerahkan segelas susu hangat padanya.

"Ini susu hamil Nyonya, anda harus rutin meminumnya. Anda butuh nutrisi, demi bayi yang sedang anda  kandung. Dan berhenti memanggil saya Tuan Park, panggil saja saya Chanyeol."

"Aku akan memanggilmu kakak jika anda juga berhenti memanggilku Nyonya, panggil aku Yerin saja. Kakak?"

Sontak keduanya tertawa cukup keras, lalu sebuah tepukan lembut mendarat di atas kepala Yerin.

My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang