Selamat membaca cerita IMAGINATION
Dan jangan lupa untuk tinggalin jejak kalian
beserta kritik dan saran di kolom
komentar ya :))
-
-
-
-"Pa,Velly duluan turun ya!" seru Velly ketika Om Alex sedang menaiki tangga menuju kamarnya untuk mengambil berkas yang katanya ketinggalan
"Iya,"
Velly melangkahkan kakinya ke luar rumah. Dia menghirup udara pagi yang sangat menyegarkan tubuhnya. Pagi ini Velly sudah siap dengan seragam SMA barunya yang khas.
Dia berjalan ke luar gerbang berniat untuk melihat suasana komplek rumahnya saat pagi hari. Sesekali Velly membalas senyum kepada tetangga ketika sedang melewati rumahnya yang melemparkan senyum ramah.
Tiba-tiba terdengar suara deru motor sangat nyaring yang langsung mengalihkan pandangan Velly. Suara itu berasal dari rumah diseberang rumah Velly saat ini.
Tak lama setelah deru motor itu saja yang terdengar,pagar pada rumah itu terbuka memunculkan sebuah motor ninja berwarna hitam. Setelah seluruh badan motor itu keluar barulah tampak si pemilik motor.
Pria jangkung berkulit sawo matang khas pria Indonesia dengan wajah tampannya yang dihiasi oleh alis tebal yang terbentuk rapi ditambah mata elangnya dengan tatapan tajam dan dapat mengintimidasi siapapun yang melihatnya.
Definisi yang sangat tepat untuk pria si pemilik motor ninja itu. Setelah dia menutup pagarnya,pria itu yang memakai seragam yang sama dengan Velly mulai menaiki motornya.
Deg! Tatapan mata mereka bertemu dan bertahan untuk beberapa detik setelah itu terputus ketika pria itu melajukan motornya meninggalkan Velly yang masih terpatung di tempatnya.
Entah kenapa Velly merasa dejavu ketika bertatapan dengan manik mata hitam itu. Dia seperti pernah melihatnya di suatu tempat tetapi dia lupa. Dan entah kenapa hatinya berdenyut tak karuan saat beberapa detik adegan tatap menatap tadi sedang berlangsung.
Panggilan dari Om Alex segera menyadarkan Velly dari lamunannya. Dia kembali masuk menuju mobil milik Om Alex.
"Mang hari ini biar saya aja yang nganterin Velly ke sekolah. Itung-itung buat waktu Mang Ujang istirahat aja sebelum mulai bekerja besok pagi," ujar Om Alex kepada Mang Ujang supir pribadi Velly
"Baik Pak!"
Mobil Om Alex mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah. Tak butuh lama berhubung sekolah baru Velly yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya,akhirnya mereka pun sampai disebuah sekolah yang cukup besar dan luas dengan gapura yang berisi keterangan sekolah tersebut dan SMA Dirgantara sebagai namanya.
Mobil Om Alex memasuki area parkir sekolah yang memang di khususkan karena disini tidak ada larangan bagi para murid jika ingin membawa kendaraannya masing-masing.
Velly turun dari mobil begitupula dengan Om Alex. Banyak pasang mata yang menatap Velly dengan berbagai jenis tatapan. Ada yang memandang sinis,ada yang memandang sangat intens bahkan dari atas sampai bawah dan ada pula yang menatap dengan pandangan genit.
Sementara Velly memilih untuk menundukkan kepalanya sepanjang perjalanan menuju kantor guru karena dia sangat tidak suka ketika menjadi pusat perhatian.
Setelah mengurus segala administrasi pembayaran dan surat kepindahan Velly,Om Alex berpamitan kepada Velly dan seorang guru wanita yang akan menjadi wali kelas Velly nantinya.
"Papa pergi dulu ya sayang. Kamu baik-baik disini jangan buat ulah! Nanti pulangnya Papa yang jemput," ujar Om Alex lalu mencium lembut puncak kepala Velly
"Ayo nak Velly,kita menuju ke kelas baru kamu!" ujar guru wanita itu selepas Om Alex meninggalkan kantor guru
Velly mengangguk pelan. Bu Fany,itu nama akrab wali kelas Velly saat ini persis seperti saat dia mengenalkan namanya tadi.
Kaki Velly mengikuti langkah Bu Fany yang terus menyusuri koridor kelas. Dia hanya mendengarkan dengan baik segala celotehan yang keluar dari mulut Bu Fany.
Baik itu mengenai murid-murid disekolah ini,menu makanan dikantin sekolah ini bahkan Bu Fany beralih curhat tentang suaminya yang membelikannya pakaian dalam baru sebagai hadiah anivversary pernikahan mereka.
Tak salah memang jika Bu Fany dijuluki sebagai guru yang sangat ramah pada setiap muridnya. Dia juga menyuruh para anak didiknya untuk menganggapnya sebagai teman dekat tapi tetap mengingat sopan santun dan etika kepada orang yang lebih tua.
Tak lama kemudian langkah mereka berhenti tepat didepan sebuah kelas XI IPA 1 dengan pintu yang tertutup dan suara keributan yang tercipta dari dalamnya.
Bu Fany menggelengkan kepala seperti sudah tahu kegiatan apa yang sedang terjadi didalam sana dan tanpa diberitahu pun dia langsung sudah tahu siapa biang keladi dari keributan ini.
Bu Fany memutar kenop pintu dengan pelan lalu terbukalah pintu kelas itu yang langsung menampakkan kekacauan didalam kelas yang diciptakan oleh anak-anak asuhnya itu.
Tampak semua murid sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Ada yang berdiri diatas meja sambil tangannya yang memegang baju olahraga memutar-mutar seperti kipas angin. Diiringi seseorang yang sedang bermain gitar berduet bersama yang lainnya menyanyikan lagu dangdut koplo.
Ada yang ketawa-ketawa seperti kuntilanak yang kehilangan anaknya. Ada yang merias diri,berdandan memakai lipstik merah setebal kamus, menyisir rambut,berfoto-foto ria. Ada yang lari sana sini persis seperti anjing sama kucing.
Sudahlah Bu Fany tidak sanggup lagi kalau sudah begini bahkan Velly yang di sebelahnya saja sudah tercengang tak percaya.
"Bertobat lah wahai anak-anak ku!" teriak Bu Fany tetapi suaranya terkalahkan dengan keributan didalam kelas itu
Kesabarannya mulai terkuras habis lalu Bu Fany mengambil gagang sapu yang patah dibalik kursi setelah itu dia memukul papan tulis sekuat-kuatnya. Hal itu sontak membuat suasana kelas menjadi hening seperti di kuburan.
"Bagaimana pestanya sudah siap?" tanya Bu Fany dengan tersenyum
Sepertinya jiwa ramah ditubuhnya perlahan sirna. Bukan senyum lembut seperti biasanya tapi senyum malaikat maut yang siap untuk menjemput kematian seseorang.
"Belum sih Bu tapi karena Ibu udah datang ya terpaksa pesta dangdutnya selesai deh," sahut seorang pria yang tadinya joget-joget diatas meja
"Rafi!!" teriak Bu Fany menatap tajam pria tadi yang sedang cengengesan
"Tapi biar saya lalat,sebenarnya kita itu bukan pesta sih bu tapi kita itu lagi dugem bedanya versi kali ini dugemnya pake lagu dangdut," timpal seorang pria disebelah Rafi selaku orang yang memainkan gitar sebagai pengiringnya
"Ralat bego!" bisik Rafi
"Oiya lupa!"
"Dodi kamu ini ya!" teriak Bu Fany lagi tak habis pikir
"Saya emangnya kenapa Bu?" tanya Dodi dengan wajah polosnya, "perasaan gue sehat-sehat aja deh bro walaupun tadi pagi sedikit mencret sih!" bisik Dodi ke Rafi tapi karena suaranya yang lumayan kuat dapat terdengar oleh penghuni kelas dan langsung mengundang tawa mereka semua
"Ibu itu kali yang gak sehat. Mungkin dia lagi berdarah-berdarah,biasa lah cewek," Rafi balas berbisik tapi untungnya Bu Fany tidak mendengar
"Kalian berdua cepat lari keliling lapangan dua puluh kali!"
###
Hai hai haiii
Ayam bekkk!!
Gimana nihhh hasil revisinya?
Lebih bagus dari sebelumnya apa lebih jelek?
Huhh.... aku harap lebih baguss yaahhh
Oke seperti biasanya sang author hanya meminta dua permintaan
Don't forget to VOTE and COMMENT!!!
Itu aja sih..... okeyy bhaiiSee u laterr :*
Salam sayang dari author!
@nchyrin_
![](https://img.wattpad.com/cover/165229861-288-k837699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
Novela JuvenilTak selamanya pasal cinta mengenai dua hati yang selalu bersedia berkorban untuk bertahan di hubungan yang penuh misteri. Ada kalanya hanya satu hati yang rela menepikan egois untuk menumbuhkan rasa yang tak kunjung terbalas. Ini kisah tentang seor...