Part 3

26 5 0
                                    

Selamat membaca cerita IMAGINATION

Dan jangan lupa untuk tinggalin jejak kalian

beserta kritik dan saran di kolom

komentar ya :))

-
-
-
-

"Velly sekolahnya dimana Pa?" tanya Velly saat mereka sedang makan malam bersama dimeja makan yang terletak tak jauh dari dapur

"Lusa depan kamu udah mulai masuk sekolah baru. Nanti Papa yang anterin sekalian mau daftarin kamu," jawab Om Alex lalu menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya

"Kan Velly tanyanya,Velly nanti sekolah dimana bukan mulai kapan masuknya! Gimana sih Papa ini!" cibir Velly sementara Om Alex hanya terkekeh kecil menanggapinya

"Rahasia dong!" ujar Om Ales mengedipkan mata menjengkelkan tak lupa dengan senyuman misteriusnya

"Tuh kan,nyebelin nih Papa!" kesal Velly kemudian dia memilih untuk kembali fokus dengan piringnya daripada mendengar Om Alex yang sedang terkekeh mengejek

Setelah selesai makan Velly membawa piringnya dan piring Om Alex ke dapur untuk di cucinya berhubung pembantu baru yang akan mengurus rumah mereka baru besok akan datang.

Selesai mencuci piring Velly langsung naik ke atas tepatnya ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Om Alex. Sementara Om Alex sendiri kembali sibuk dengan map-map kantor di ruang kerja pribadinya.

Velly membuka pintu kaca tipis yang memisahkan kamarnya dengan balkon kamar. Semilir angin sejuk langsung menerpa lembut kulitnya kala Velly membuka pintu kaca.

Velly menghirup udara malam yang sangat segar yang mungkin belum terlalu tercemar berbeda dengan udara di ibu kota tempat dulu dia tinggal.

Mata Velly menatap pemandangan langit malam yang tampak lebih indah dari atas sini. Seperkian detik kemudian pandangan Velly teralih ke sesuatu disudut balkon kamar yang menarik perhatiannya.

Dreamcatcher. Benar,sesuatu itu adalah sebuah dreamcatcher yang selalu tergantung pada tempatnya bahkan sampai sekarang ini.

Flashback on

Senja secara perlahan mulai mengampiri langit sore hari pada kota Bandung. Seorang wanita tampak sedang memanjat kursi dengan memegang sebuah benda yang akan di gantungkannya.

"Mama mau ngapain? Itu apa yang Mama pegang-pegang?" seru seorang perempuan kecil dengan kepalanya yang mendongak menatap wanita itu

"Ini namanya Dreamcatcher,sayang," jawab wanita itu atau Mama si perempuan kecil dengan lembut

"Derem ceter? Itu apa,Ma?" tanya si perempuan kecil sambil matanya yang berkedip-kedip lucu

Si wanita itu pun turun dari atas kursi yang di panjatnya tadi setelah memastikan dreamcatcher terpasang dengan pas di sudut balkon kamar milik putri kecil yang sangat dia sayangi.

Lalu dia mengangkat tubuh kecil putrinya kedalam pelukannya, "dreamcatcher itu benda yang akan membantu mimpi kamu menjadi nyata. Tapi tidak hanya dengan bantuan dia tapi juga harus melalui keinginan dari diri kita sendiri untuk mewujudkan mimpi kita menjadi nyata,"

Wanita itu memberikan jeda sebentar pada ucapannya. Matanya beralih menatap dreamcatcher berbentuk bulan sabit dengan bulu-bulu indah yang memanjang di bawahnya. Ditambah keindahan senja yang seakan menjadi latar belakangnya.

"Dan juga dia bisa menjadi penghias mimpi-mimpi kamu supaya lebih indah dan menakjubkan. Seperti kamu yang pingin banget jadi putri cinderella,mungkin saja kamu bisa bermimpi yang sama seperti yang kamu ingini,"

"Oo begitu. Tapi kenapa Mama pilih yang bentuk bulan setengah,kan Velly sukanya bulan yang penuh?" Velly kecil memasang wajah cemberut

"Itu supaya Velly selalu ingat dan mimpiin Mama ketika Mama lagi berada jauh dari kamu,"

"Oo begitu!" Velly kecil mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali membuat wanita itu gemas melihatnya lalu dia mencium pipi Velly sangat lama

"Kamu jangan pernah menyerah sayang! Mama pasti selalu dukung kamu dan akan selalu ada di samping kamu walaupun dari jauh," bisik wanita itu disaat Velly kecil sedang sibuk menatap dreamcatcher yang tampak sangat menarik di matanya

Waktu senja itu mereka habiskan berdua di balkon kamar Velly. Oh,tidak hanya berdua saja tetapi juga bersama dreamcatcher dan senja yang kian memudar tergantikan dengan langit kelam yang mulai hadir.

"Velly sayang sama Mama!" ujar Velly kecil lalu mencium wajah si wanita berulang kali bertepatan dengan senja yang sudah tenggelam bersama obrolan singkat itu

Flashback off

"Makasih Ma untuk hadiah ulang tahun dari Mama ini. Karena dari hadiah ini Velly selalu bisa ketemu sama Mama dan mendapat pelukan hangat dari Mama. Walaupun hanya melalui mimpi..."


###

Hai hai haiii
Ayam bekkk!!
Gimana nihhh hasil revisinya?
Lebih bagus dari sebelumnya apa lebih jelek?
Huhh.... aku harap lebih baguss yaahhh
Oke seperti biasanya sang author hanya meminta dua permintaan
Don't forget to VOTE and COMMENT!!!
Itu aja sih..... okeyy bhaii

See u laterr :*

Salam sayang dari author!

@nchyrin_

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang