2

163 22 0
                                    

Author : dechan__

"Sayang"

Semua orang di situ langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah perempuan yang kini tengah bergelayut manja di lengan daniel.

"Chungha"

.

.

Ya dialah chungha, si gadis cantik dan terkenal seantero sekolahku ini, ah bahkan laki-laki di sini banyak yang memuja kecantikannya, kepintarannya, kekayaannya, dan tentu saja dengan kemolekan tubuh yang ia punya. Katakan saja jika aku berlebihan, tapi itulah faktanya. Oh ayolah siapa laki-laki yang tak akan tergila-gila dengan perempuan sesempurna porselen yang dibuat oleh seniman handal dengan harga selangit itu. Oke aku berlebihan -lagi. Mungkin mulutku akan berbusa hanya untuk menggambarkan betapa sempurnanya seorang wanita bernama Kim Chungha yang sekarang menjabat sebagai kekasih sahabat dunguku, tentu saja, siapa lagi jika bukan Kang Daniel.

Aku hanya memutar mataku jengah melihat tangan mulus seorang Kim Chungha yang masih bergelayut di lengan kekar Daniel. Antara merasa jijik dan kesal melihat adegan seperti ini di pagi hari yang cukup suram ini. Bagaimana tidak suram, aku hampir terlambat karna si dungu itu.
Sudah jelas ia akan menjadi petugas upacara kali ini, idiot memang. Sudah dungu, idiot pula.

"Hey bukankah kita harus segera ke tempat upacara?" Ucapku, yang kemudian semua mata di sini menatapku

"Kau benar, ayo semuanya" suara laki-laki menginterupsi, aku mengangguk dan tanpa menunggu respon yang lain aku mulai berjalan mendahului mereka dan kulihat laki-laki yang menginterupsi tadi mengikuti langkahku.

_._._._._._.__._._._._._._._._._._._._._._._._._._.

Kini aku berjalan menyusuri lorong kelas menuju kantin sekolah. Ah rasanya perutku ingin sekali diisi makanan-makanan di kantin.
Langkah kakiku kubawa menuju menduduki bangku yang berada di ujung kantin dengan kedua tanganku yang kini tengah membawa nampan berisi makanan tentunya.
Aku mulai menikmati makananku dengan suasana tenang tanpa ada si dungu yang sering kali menggangguku dikala seperti ini. Dulu, si dungu itu selalu menempel padaku setiap hari. Catat setiap hari! Heol! Bayangkan saja jika aku pergi ke kantin ia  selalu mengekoriku, taman, perpustakan, kecuali toilet tentunya. Tak terasa kedua ujung bibirku tertarik ke atas mengingat itu. Aku menghela nafas dan melanjutkan makanku.

"Hey"

Sebuah suara tertangkap di indera pendengarku, sedetik kemudianpun aku mengangkat kepala untuk melihat empu suara tersebut. Ah Jaehwan, Kim Jaehwan. Aku tersenyum melihatnya. Tentu.

"Kau sendiri?" Tanyanya, aku mengangguk masih dengan menikmati makanku.

"Boleh aku duduk di sini?" Tanyanya  lagi dengan menunjuk bangku yang ada di hadapanku yang kubalas lagi dengan anggukan.

"Kenapa sendirian?" Dan lagi ia bertanya padaku, namun kali ini ini hanya kubalas dengan senyuman. Entah kenapa mulutku enggan untuk membalas segala pertanyaannya, yang lebih memilih tetap menikmati makananku yang tersisa setengah.

"Kemana Daniel?" Oh shit pertanyaan ini, entah kenapa mendengarnya ingin sekali memakan sekalian laki-laki yang ada di hadapanku ini.

"Mana kutahu" dan akhirnya suara indahku mengalun di telinganya. Dan sialnya dia hanya terkekeh.

"Bodoh" gumamnya yang masih sempatku dengar sebelum sebuah sosis lezat masuk di depan mulutku masuk ke dalamnya. Aku menatap tajam padanya, dan masih kulihat dia yang terkekeh. Apa dia pikir ini lucu?

"Kau tidak memakan makananmu Tuan Kim?" Tanyaku kembali meletakkan sosis yang sangat lezat ini.

"Kau mau memakannya?" Bukannya menjawab, ia malah memberiku pertanyaan untuk kesekian kalinya. Kenapa dia hobi sekali memberiku pertanyaan. Apa dia punya cita-cita sebagai guru?

CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang