Bonus: Sevira

91 3 0
                                    

Nadira atau yang sering dipanggil Dira, menatap Vira dengan males, "Vir, lo jadi ke kantin gak sih?" ucapnya dengan jengkel karena perutnya dari tadi sudah berbunyi minta diisi.

"Iya, bentar Ra! Do, ini beneran harus di kumpulin hari ini?"

Fido berdecak malas, ini sudah ke empat kalinya Vira menanyakan itu. "Iya Vir... Lo tanya lagi gue bakal kasih piring cantik loh!"

"Nggak usah nungguin gue tanya lagi, sekarang aja kasih gue piring cantiknya."

Fido menggeleng pelan. 'Punya temen kok gini amat ya.' batin Fido.

Vira berdiri dengan semangat, lalu mengumpulkan tugasnya di meja guru. "Yes, selesai! Ayok Ra kita pergi ke kantin!"

Dira hanya menggelengkan kepalanya pelan. Capek dengan kelakuan temannya satu ini.

"Lewat tangga sini aja ya Ra."

"Iya, lo mau beli apa ke kantin?"

Vira menggelengkan kepalanya, "Dipikir nanti aja lah. Gue mau modus dulu."

Sesampai di lantai bawah, Vira langsung menatap ke arah masjid. Masjid di sekolahnya memang dekat dengan tangga tadi. Selain itu, segala aktivitas di dalam masjid dapat dilihat dari luar.

"Yah, nggak ada Ra," ucap Vira dengan Lesu dan tampang merana.

Dira juga ikut menatap ke arah masjid, "Nggak jodoh berarti."

Vira menatap ke arah depan lagi. Namun, matanya terpaku menatap seseorang yang sedang berjalan ke arahnya. Senyuman lebar langsung tersungging di bibir tipis miliknya. Orang itu Azam, seseorang yang dicari Vira di dalam masjid tadi.

Vira berusaha menahan mulutnya untuk tidak menjerit girang. Takut entar Azam tambah ilfeel kalau dia sampai menjerit.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Azam melewati Vira tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya. Nggak apa-apa, Vira sudah biasa dengan hal itu. Hanya seperti ini saja, baginya sudah cukup.

"Udah ketemukan? Jadi ke kantin?" Ucap Dira menatap malas ke arah depan. Sudah biasa dengan kelakuan absurd temannya ini saat bertemu dengan Azam.

"Iya, jadi!" Ucap Vira dengan riang.

It's Just A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang