Truth

1.7K 353 26
                                    

"Shinsou?" (y/n) menepuk pundak temannya perlahan. Gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada begitu melihat yang dia panggil bahkan tidak menoleh ke arahnya sama sekali. Gadis itu cuma menghela napas sambil menunggu respon.
"Hm?" (y/n) yang menangkap respon singkat Shinsou langsung mundur beberapa langkah sebelum menarik bangku.
"Kau masih marah?" Pundak (y/n) melemas seraya dia menduduki bangku di depan Shinsou. Gadis itu kini tengah menatapnya dengan prihatin.

"Aku tidak mengerti maksudmu."
(y/n) mendecak pelan dan memasang muka memelasnya. "Ayolah, kau lebih cerdas dari itu."
Shinsou tidak langsung menjawab. Dia menyipitkan mata menatap (y/n) dan dengan jengkel menghembuskan napas. "Kau mau apa sebetulnya?"

"Aku butuh penjelasan."
"Tentang apa?"
"Mengapa kau bersikap begitu?"
"Begitu bagaimana?" Alis Shinsou terangkat sebelah. Mukanya masih setengah mengantuk.
"Begitu, melarangku. Kau bukan ibuku, kan?" Jemari (y/n) mengepal hingga memerah, namun dia masih berusaha menampakkan wajah tanpa emosi.
"Lalu?"
"Iya mengapa?" Ulang (y/n) tak sabaran. Shinsou tahu kalau mengulur jawaban hanya akan membuat gadis di depannya makin marah. Dia sendiri juga marah, tapi perdebatan serius yang hanya membawa permusuhan sama sekali bukan kesukaannya.
"Dia mesum." Shinsou akhirnya menjawab. Sebetulnya bukan itu saja alasan dia melarang (y/n)
"Lalu?" Pandangan (y/n) melembut. Shinsou sepertinya mulai salah paham.

"Kurasa nama pacarnya Jirou." Lanjutnya asal. Soal ini, (y/n) sebenarnya sudah tahu. Tapi dia mencoba menahan senyum selama mungkin.
"Oke," Angguk gadis itu. "Tapi.."
"Apalagi?" Shinsou yang frustasi sudah berdiri bersiap-siap menggunakan Quirknya. Tapi tiba-tiba saja gadis itu malah menyudutkannya ke sisi tembok dengan satu tangan. Kemudian Shinsou merakan bibirnya tertahan oleh sentuhan lembut dari jemari (y/n).

"Kau tahu kenapa dia meminta nomorku?" (y/n) mengerling jahil.
"Huh?" Wajah Shinsou berubah dari yang tadinya agresif menjadi seperti anak kucing kebingungan. Tak lama setelahnya wajah itu berubah merah ketika ia menyadari apa yang dilakukan ketua kelasnya.
"Kau lupa? Aku bekerja di cafe sejak empat bulan lalu."
"Dan?"

"Dia mau mereservasi untuk kencannya."

Bodoh.

Dear Shinsou (Shinsou X Reader)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang