SR 4

9 1 0
                                    

Aku kembali sibuk dengan ponsel di tanganku. Sambil menunggu mereka kembali, lebih baik mendengarkan lagu. Setelah memilih lagu yang ingin ku dengarkan dan dengan earphon terpasang, aku memejamkan mataku berusaha menikmati setiap alunan musik.

"Kau terlihat sedikit berubah." Suara itu mengagetkanku. "Ah, maaf membuatmu terkejut. Apa kau tertidur?" tanya JB hyeong. Jujur saja aku tidak mendengar jelas apa yang dikatakannya.

"Mian, apa hyeong mengatakan sesuat? Maaf aku tidak mendengarnya dengan jelas." Menunjukkan earphone yang ku pegang.

"Ah,, aniyo. Apa barusan aku membuatmu terbangun dari tidurmu?"

"Tidak, aku tidak tidur. Hanya saja suara pintu itu sedikit mengagetkanku."

"Ah, mianhae."

"Tak apa."

"Bogoshipoyo." Suaranya pelan.

"Wae, apa hyeong mengatakan sesuatu?"

"Tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Hanya saja aku merindukanmu." Perkataannya terhenti seperti menyadari sesuatu. "Ah, maksudku, aku dan member yang lain merindukanmu." JB hyeong memballikan badannya yang duduk di kursi depan.

Kedatangan Yugyeom, Youngjae dan Jackson hyeong membuat JB hyeong kembali berbalik ke depan.

"Wow wow wow, apa kalian hanya berdua?"

"Ah, hyeong, Nuna, ahh." mereka bertiga seperti mendapat mainan baru begitu senang melihat kami berdua.

"Wow wow wow, apa kalian hanya berdua?"

"Ah, hyeong, Nuna, ahh." mereka bertiga seperti mendapat mainan baru begitu senang melihat kami berdua.

******

"Wah, kalian sedang berkencan?" Youngjae membulatkan matanya. "Apa sebaiknya kita menunggu sampai mereka selesai kencan." Mereka tak hentinya menjailikami meskipun JB hyeong mencoba menghentikan mereka, tapi mereka malah semakin menjadi hingga Mark, Jinyoung dan Bambam tiba.

"Keributan kalian membuat banyak mata tertuju ke sini." Ucap oppa segera menaiki mobil disusul yang lainnya. Jinyoung hyeong memberikan bungkusan padaku.

"Ah~~~ Gomawo oppa." Bisikku padanya yang duduk tepat di sampingku sekarang. "Kau hanya membeli dua?" tanyaku ," Bagaimana dengan yang lalin?" kembali berbisik.

"Kau tidak perlu memikirkan yang lain. Anggap saja mereka tidak ada dan hanya ada kita berdua." Balas bisiknya. Tanganku refleks mencubit bahunya yang menghasillkan suara kesakitan yang terdengar dibuat-buat.

"Kau kenapa?" tanya Jackson.

"Yonja ini mencubitku hyeong, sakit." Jinyoung memasang wajah yang dibuatnya begitu menderita. Dengan cepat Jackson hyeong merangkul Jinyoung hyeong sambil mengusap kepalanya. "Gwaenchanha chagi." Bisiknya membuat para dongsaeng yang mendengarnya tertawa. Lihat saja mereka sangat lucu dan sangat dekat. Pantas saja jika ada fanpage yang menceritakan mereka memiliki kedekatan yang lebih dalam artian lain.

Mataku sekarang tertuju pada bungkusan yang ku terima. Aku segera merogoh dan mengambil kedua es krim tersebut. Aku memberikan yang satunya lagi pada Jinyoung hyeong. Jinyoung hyeong ternyata memisahkan es krim kami berdua karena dia tahu pasti member yang lain akan mengeluarkan jurus mereka, jusur siapa cepat dia dapat. Karena di toko hanya ada dua es krim coco vanila, jadi dia membuatnya terpisah dan membelikan member yang lain es krim dengan rasa yang berbeda.

"Nuna kau curang." Rengek Yugyeom yang melihat es krimku berada di bungkusan yang berbeda. Aku mengangkat bahu.

"Ya, kau makan saja es krim punyamu." Bela Jinyoung. Aku dan ketiga dongsaeng saling menatap dan dengan aba-aba Youngjae, kami mengucapkan terimakasih dengan selucu lucunya.

"1,2,3, Gomawo Jinyoung oppa~~~.." serempak membuatnya tertawa.

"Gomawo Jin oppa, Gomawo,," seru Jackson sembari beraegyo seimut mungkin.

"Ya, apa kalian tidak ingat padaku?" seru Mark oppa.

"Ya, hyeong kau kan sedang menyetir, kau fokus saja dengan jalan. Biar aku yang membantumu menghabiskan es ini." celoteh Bambam yang dibalas dengan tatapan yang sengit yang dibuat buat. "Haa, kau lucu sekali hyeong." lanjut Bambam yang berada di belakangku memberikan bungkusan dengan tersisa dua es krim.

"JB Hyeong."

"Ah, Gomawo." Mata kami bertemu lagi dan perasaan apa ini? Apa ada yang salah denganku? Ku mohon jangan kambuh kali ini, ah, rasanya seperti ada yang menghantam dadaku membuatku sedikit sesak.

"Kau kenapa?" Jinyoung hyeong melihatku yang berusaha mengambil nafas menenangkan diri.

"Ah, tidak. Aku tidak apa apa." Jawaku tersenyum.

Dengan memberanikan diri, aku melilhat kaca di depan mobil dan benar saja kami bertemu lagi dalam kaca. Dadaku terasa sesak lagi dengan segera aku menundukkan kepalaku. Tapi kenapa dia terlihat memasang wajah yang terlihat khawatir.

"Hei, kau kenapa? Apa kau sakit?" tanya Jinyoung hyeong pelan yang melihatku tertunduk.

"Aku baik-baik saja."

"Chagi, kau sakit?" tanya Mark oppa.

"Ah, tidak."

"Tapi sepertinya kau memegangi dadamu. Apa sakit lagi?" tanya Jinyoung.

"Aku baik-baik saja, sungguh. Kalian tidak perlu khawatir." Mereka berdua jadi lebih posesif setelah mengetahui kondisiku yang dalam tahap pemulilhan. Hal itu terjadi ketika aku, Jinyoung dan Mark oppa selesai menghadiri suatu farietishow. Saat itu aktivitasku bisa dikatakan padat hingga aku memiliki sedikit waktu untuk istiriahat. Ketika hendak menuju mobil yang menjemput kami, mendadak pandanganku kabur dan rasanya sulit untuk bernapas dan tiba-tiba aku tak dapat mengontrol tubuhku hingga akhirnya aku terjatuh. Dari saat itu mereka berdua menjadi lebih memperhatikanku yang sudah mereka anggap seperti keluarga mereka.

"Oppa, apa kau mau aku membukakan es krim nya?" ucapku mengalihkan pikiran mereka dan menyakinkan mereka kalau aku baik-baik saja.

Selama perjalanan mengantarku pulang, mereka tidak hentinya saling bergurau. Mereka saling meniru gaya member lain, dan yang menjadi incaran mereka adalah sang leader, JB hyeong. Mereka lucu sekali.

"Ah, aku tidak sejelek itu Bamie." Seru JB pada Bambam, yang lain tertawa puas. Berbeda dengan Mark yang sering melirik kaca depan untuk melihat ke arahku. Mata kami bertemu dan aku mengatakan gwaenchanha, i'm fine, tanpa mengeluarkan suara. Dia mengerti dan tersenyum.

"Chagi, di depan kita ambil jalan yang mana?" tanya Mark oppa tak tahu jalan menuju apartemenku.

"Kanan. Nanti ada jalan kecil di sebelah kiri. Kita ambil jalan itu." jelasku.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari 30 menit, kami sampai di depan aparteman yang ku tempati.

"Kau tinggal di sini." JB hyeong keluar dari mobil diikuti yang lain.

"Ya. Sederhana tapi indah. Kau akan merasakan kau dan yang lainnya keluarga di sini. Seperti di JYP." Senyumku, ah sial, dadaku kembali sesak dan kali ini aku benar-benar sulit bernafas.

"Kau kenapa?" tanya JB dengan nada panik. Mark dan Jinyoung yang turun dari sisi lain segera menghampiriku. Demi menahan sakit di dada, aku berjongkok dengan mengangkat kepalaku agar aku bisa menghirup udara. Sial, aku tidak bisa mengontrol tubuhku lagi hingga akhirnya tubuhku lemas. Dan sebelum tubuhku menyentuh jalan, ada seseorang yang menangkap tubuhku.





*ToBeContinue*

Saranghaeyo HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang