SR 5

11 0 0
                                    


Ketika aku membuka mataku, aku telah berada di kamarku dengan para namja yang menatapku. Aku berusaha bangun, namun seseorang menyuruhku diam.

"Apa yang kau sekarang rasakan? Di bagianmana yang sakit?" tanya Mark oppa terdengar cemas, memegang tanganku.

"Kau sangat pucat Nuna."

"Kami sangat khawatir Nuna."

"Mianhae. Maaf membuat kalian cemas." Ucapku pelan.

"Kau berjanji tidak akan berbohong padaku, kenapa hari ini kau berbohong?" seru Jinyoung dengan nada khawatir dan kesal secara bersamaan karena dibohong.

"Apa kau menahan sakit sejak perjalanan pulang tapi? Kenapa kau tidak memberi tahu kami?" JB tak kalah menatapku seperti Jinyoung.

"Ah, Nuna, hidungmu berdarah" seru Youngjae milihat darah keluar dari hidungku. "Ya kalian membuat kondisinya semakin tidak baik." Lanjutnya, menghampiri berusaha menghapus darah di hidungku.

"Bagaimana ini hyeong." Yugyeom terdengar panik.

"Ahh,,," aku sedikit tersenyum. "Kalian tenang saja. Aku tiak apa-apa. Terimakasih sudah mencemaskanku dan maaf."

"Tapi darahnya belum berhenti Nuna." Seru Youngjae.

"Jae, bisa kau geser sedikit?" pinta Mark oppa. Perlahan dia mengangkat tubuhku membuat kepalaku perada lebih bawah dari tubuhku. "Kalian tolong ambilkan air hangat." Pintanya lagi.

"Baik." Yugyeom dan Bambam beranjak pergi yang tak lama mereka kembali. "hyeong ini." JB mengambil alih dari tangan Bambam dan segera memasukan handuk kecil ke dalam wadah. Dengan pelan dia membersihkan darah yang masih keluar.

"Apa terasa pusing?" tanya Mark oppa.

"Sedikit."

"Apa kau masih meminum obatnya?" Jinyoung memastikan.

"Hm."

"Apa hari ini kau sudah memakannya?"

"Hanya ketika sakit ini datang."

"Kau menaruhnya di mana?" aku menunjuk laci yang berada di dekat meja kerjaku.

Setelah semuanya kembali normal, mereka tetap menatapku dengan penuh waspada.

"Kalian tidak perlu menatapku seperti itu. Tatapan kalian membuatku merasa bersalah." Seruku membuat simpul senyum.

"Salahmu sendiri Nuna. Kau membuat kami seperti ini." sahut Bambam pelan.

"Mianhae."

"Apa yang kau rasakan sekarang." Tanya Mark oppa yang duduk di sampingku.

"Aku rasa semakin membaik. Terimakasih untuk semuanya. Maaf merepotkan kalian semua. Mianhae, Gomawo."

"Benarkah kau sudah baikan? Kau masih terlihat pucat." Seru JB.

"Sekarang lebih baik." Sahutku pelan.

"Ah, Nana Nuna menelponmu." Youngjae menujuk ponselku yang berdering di atas meja.

"Eonnie menelponku, apa dai tidak ada di sini?"

"Tidak." Sahut Youngjae memberikan ponselku.

"Eonnie, ada apa?" Eonnie mengatakan dia akan pulang telat dan dia membawa kunci aparteman, jadi dia memintaku mengambil kunci cadangan di kamar aparteman milik Kang Seong ah, teman Eonnie, dan jangan menunggunya untuk makan malam dan jangan lupa beritahu dia jika terjadi apa-apa.

Saranghaeyo HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang