SR 3

13 1 0
                                    

"Ada apa?" tanya Eonnie menghampiri sumber suara yang duduk di sofa bersama 2 orang lainnya.

"Apa Nuna ada waktu. Kami ingin mengajak Nuna makan." Jelas Bambam tanpa basa basi. Terlihat dari raut wajahnya yang mulai merasakan lapar.

"Wae, jinjja?" senyum Eonnie dibalas senyum lebar ketika orang yang sekarang berdiri tepat di hadapan kami. "Ah, aku ingin sekali ikut." Eonnie menekuk wajahnya setelah melihat ponselnya

*********

"Kalalu begitu ayo." Sahut Yugyeom.

"Maaf,, tapi aku masih ada urusan. Aku ada janji dengan klienku."

"Klien? Sejak kapan kita menggunakan kata itu?" celotehku.

"Ya, bukannya bintang tamu kita sama dengan klien?" senyumnya.

"Jadi?" Bambam terlihat sedikit cemas.

"Aku tidak bisa ikut." Eonnie mengerucutkan bibirnya mengungkapkan rasa kecewanya.

"Tapi kami juga klien kalian kan?"

"Ya, tapi klien ini menyangkut hari esok. Aku harus menemui mereka sekarang."

"Ya baik lah." Wajah ketiga namja itu ditekuk.

"Maafkan aku. Kalau begitu aku pergi duluan ya. Titip Soohwa, jaga dia baik-baik."

"Maksud Eonnie?" menahan tangan Eonnie.

"Kau pergi temani klien kita makan. Aku akan menemui klien kita yang satunya lagi." Mendengar jawaban Eonnie wajah ketiga namja itu kembali tersenyum.

"Gomawo Nuna. Kaja." Mereka menuntunku ke dalam mobil.

Yugyeom meyuruhku berjalan di belakangnya dan Youngjae, membuatku tidak terlihat dari depan terhalang tubuh Yugyeom yang lebih besar dariku. Bambam menghampiri mobil lebih dulu.

"Hyeong, mian. Mereka ada acara lagi. Katanya akan menemui klien lagi." Jelas Bambam.

"Dia tidak ikut?" suara Mark oppa memastikan. Yang ditanya diam saja.

Kini kami bertiga tepat berada di belakang Bambam. Ah betapa kecilnya tubuhku berada di balik punggung Yugyeom, membuatku ingin tumbuh besar seketika. Mereka bertiga berbohong bahwa aku tidak bisa ikut. Mendengar suara mereka yang sedikit kecewa,, entah kenapa aku ingin tersenyum. Sampai akhirnya Jackson hyeong yang duduk di kursi belakang melihat kehadiranku.

"Ya dongsaeng pabo. Kalian mulai berani membohongi kami." Suaranya sedikit keras mengagetkan yang berada di mobil. "Kalian minggir. Soo-ya ayo masuk." Jackson hyeong turun dari mobil mencubit perut dongsaengnya satu persatu dan menyuruh masuk mobil.

Setelah ketiga dongsaengnya naik, Jackson hyeong menyuruhku juga naik. Jika aku naik sekarang berarti aku berada di kursi tengah. Demi menghindari hal itu, aku memilih mempersilahkan Jackson hyeong masuk lebih dulu. Suasana di mobil dan di studio sama sama gaduhnya, apalagi ketiga dongsaeng yang duduk di kursi belakang. Aku hanya ikut tertawa melihat kelakuan mereka. Bahkan Mark oppa yang sedang menyetir ikut bercanda yang hasilnya Jinyoung hyeong selalu berteriak untuk tetap fokus menyetir. Pandanganku dari Mark oppa dan Jinyoung hyeong teralihkan ketika dengan tak sengaja aku melihat cermin di depan. 'Apa dia melihat ke sini?' gumamku dalam hati. Aku tidak begitu memperdulikannya, mungkin saja melihat situasi di kursi belakang lewat cermin. Pikiranku kembali fokus pada yang lain yang asik bercanda.

Namun tak sengaja aku melihat cermin depan lagi, dan mata kami bertemu lagi. Apa benar? Apa yang sebenarnya dilihatnya dari cermin itu? Dengan santai aku melihat ke kursi belakang. Tapi jika ingin melihat kursi belakang, bukannya dia bisa membalikan badannya, toh dia bukan yang mengemudi. Dan bukannya tadi juga dia membalikan badannya? Pertanyaan aneh bergulat di pikiranku. Hingga mata kami bertemu lagi dalam cermin. Hanya untuk menguji apa yang sebenarnya dia lihat di cermin, aku membuat sedikit simpul senyum yang ternyata dibalasnya. Seketika itu juga aku memalingkan pandanganku. 'Dia memperhatikanku? Ah tidak mungkin hanya kebetul dia melihatku. Ya tuhan kenapa tubuhku terasa panas'.

Saranghaeyo HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang