Makhluk itu tertawa nyaring mungkin menertawakan ketiga polisi yang berlarian mencoba melarikan diri setelah melihat sosoknya yang mengerikan. Masih dengan suara tawanya yang menggema, makhluk itu mulai melayang ke arah kami. Aku terhenyak ketika menyadari makhluk itu hendak menghampiri Kinsey yang berdiri diam dengan tubuhnya yang gemetaran mungkin karena takutnya. Menyadari Kinsey berada dalam bahaya, aku pun berlari ke arahnya dan ku tarik tangannya. Ku sembunyikan dia di belakang tubuhku untuk melindunginya dari makhluk atau aku sebut saja monster karena penampilannya memang mirip monster menurutku.
Awalnya ku pikir dia akan menyerangku dan berusaha untuk menangkap Kinsey lagi. Untuk kesekian kalinya aku merasa heran kenapa selalu Kinsey yang menjadi incaran cenayang-cenayang itu mengingat vampir yang menjadi lawanku beberapa waktu lalu pun menjadikan Kinsey sebagai targetnya. Saat itu, sang vampir seolah tak berminat sama sekali padaku maupun Luke yang notabene memiliki kekuatan yang sama dengannya. Walau bagaimana pun kami sama-sama memiliki kekuatan pemberian Astaroth di dalam tubuh kami.
Hal yang serupa terjadi juga sekarang, perkiraan awalku yang mengira monster itu akan menyerangku dan berusaha merebut Kinsey ternyata meleset. Monster itu mengganti targetnya dan kini tengah memburu ketiga polisi yang masih berlarian mencoba melarikan diri. Aku tidak mampu melakukan apapun selain menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh monster itu pada ketiga polisi yang menemani penyelidikan kami di dalam gua ini.
Monster itu berhasil menangkap salahseorang polisi. Dia mencengkram kepala polisi itu hanya dengan satu tangannya cukup membuktikan bahwa monster yang kami hadapi sekarang ini berkali lipat lebih kuat daripada vampir yang dulu kami hadapi. Polisi itu meronta-ronta mencoba melepaskan diri, namun tampaknya rontaannya itu justru semakin membuat sang monster mencengkram kepalanya semakin erat. Dia membuka mulutnya lebar, sangat lebar bahkan ku rasa kepala manusia pun bisa masuk ke dalamnya. Aku hanya terheran-heran bukankah monster itu dulunya manusia sama sepertiku, tapi kini tampaknya dia telah berubah menjadi monster sepenuhnya. Pertanyaan besar pun terlintas di benakku, mungkinkah aku juga akan menjadi monster sepertinya setelah semakin lama kekuatan Astaroth ini bersemayam di dalam tubuhku? Hanya memikirkannya saja sudah mampu membuatku gemetaran. Jika disuruh memilih, bagiku lebih baik mati daripada harus berubah menjadi monster sepertinya.
Mulut monster itu masih menganga lebar memperlihatkan deretan giginya yang runcing seperti serigala. Gigi-giginya sangat runcing dan tajam seperti taring serigala, ku pastikan tubuh siapapun yang digigit olehnya dalam sekejap akan terkoyak dengan mudahnya. Air liurnya yang berwarna hijau terus menetes, sangat menjijikkan.
Hal yang ku pikirkan tadi benar-benar terjadi ketika ku lihat monster itu memasukkan kepala polisi yang masih dia cengkram ke dalam mulut lebarnya. Dia menggigit kepala itu yang seketika mengundang teriakan histeris dari si pemilik kepala. Kinsey yang berdiri di belakangku tak kalah histerisnya. Dia menjerit membuat suasana di tempat ini menjadi semakin ribut. Aku juga merasakan dia memegang tanganku kuat membuat tubuhnya yang tengah gemetaran bisa ku rasakan dengan jelas. Ku yakini betapa ketakutannya Kinsey saat ini. Bukan berarti aku tidak merasa takut sepertinya karena sebenarnya aku juga merasakan ketakutan yang sama dengannya. Hanya saja pengendalian diriku cukup bagus sehingga aku tidak mengeluarkan teriakan apalagi jeritan histeris sepertinya.
Hanya dengan satu tarikan, kepala bagian atas polisi itu terkoyak sempurna memperlihatkan otaknya yang berwarna merah dengan darah kentalnya yang menetes. Tanpa ampun monster itu kembali mengigit kepala polisi itu, kali ini dia melahap otaknya tampak nikmat. Namun bagiku melihat pemandangan ini sukses membuat perutku terasa diaduk-aduk.
" Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa." Teriak Kinsey untuk yang kesekian kalinya.
" Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!" kedua polisi lain yang menyaksikan rekan mereka menjadi santapan lezat monster itu pun berteriak tak kalah histerisnya. Mungkin hanya aku seorang yang masih bisa mengendalikan ketakutanku meski kedua mataku membelalak sempurna tak percaya melihat pemandangan teramat mengerikan yang sedang dipertontonkan di depan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEAM SEVEN (THE REAL FACE) {COMPLETED}
HorrorLanjutannya silakan baca di Dreame. Akun dreamnya: ELLAKOR Petualangan team seven dimulai lagi tapi bukan menghadapi hantu biasa seperti sebelumnya melainkan menghadapi musuh kuat yang mengerikan dan berbahaya. Namun sepertinya bukan hanya masalah h...