Lie

10 0 0
                                    

Apakah kalian pernah mendengar sebuah dongeng penghantar tidur yang bercerita tentang Si kecil Sinclair ?

Aku pernah mendengarnya dari buku karangan Hermann Hesse. "Damian The Story of Emil Sinclair Youth"
Yang menceritakan sebuah penderitan dan juga sebab akibat.

Emil Sinclair merasa terkucil dari keluarganya sendiri. Dia merasa berbeda dari kakak perempuannya, ibunya, dan ayahnya yang menjadi bagian dari dunia penuh cahaya, dunia yang terbuat dari kebaikan, keteraturan, moral yang benar, religius, dan segala hal semacamnya. Sinclair, entah mengapa, merasa dirinya bukan bagian dari dunia tersebut. Dia merasa dia bagian dari dunia yang lain, kutub yang berbeda, berlawanan dari kehidupan yang dia jalani. Dunia yang dia maksud itu adalah dunia yang terdiri dari skandal, hal-hal misterius dan gaib, peristiwa-peristiwa jahat dan kejam, serta manusia-manusia pemabuk. Di dunia seperti itulah Sinclair merasa dirinya seharusnya berada.

Sinclair kecil berusia sepuluh tahun, adalah anak lelaki yang lemah dan berhasrat ingin diterima oleh pergaulan. Maka dia mengarang cerita untuk menunjukkan ke teman-temannya bahwa dia adalah seseorang yang nakal, gagah, dan berani. Sayangnya, cerita tentang mencuri buah apel milik tetangganya yang dia kisahkan dengan bangga kepada teman-temannya ternyata dimanfaatkan dengan cara lain oleh Franz Kromer, "bos geng" yang kemudian menjadi momok bagi Sinclair dan membuat kehidupannya serasa di dalam penjara.

Agar Kromer tidak mengadukan perbuatannya kepada si korban pencurian, Sinclair terpaksa memberikan upeti kepada Kromer. Meski Kromer tidak terang-terangan memerasnya, dia telah memberikan tekanan yang besar bagi jiwa Sinclair pada saat itu. Dia takut Kromer tetap mengadukan perbuatannya kepada si korban, atau lebih parah lagi, kepada polisi. Mungkin juga Kromer akan mengadu kepada ibu dan ayahnya. Sinclair merasa dirinya sedang menghabiskan hari demi harinya dalam sebuah neraka kecil. Dia tak bisa hidup dengan tenang.

*

Bbeep.. Bbeep..

Terdengar bunyi alarm yang menggema diruangan sunyi itu.
Seok Jin pun dengan setengah sadar langsung mematikan alarm yang mengganggu tidurnya. Tidak butuh waktu lama Seok Jin pun bangkit dari kasur kesayangannya dan langsung membersihkan diri dan bersiap untuk pergi menuju lab yang membuat Seok Jin harus menyelesaikan semua pertanyaan yang terus memutari kepalanya.

Tidak membutuhkan waktu lama Seok Jin pun sudah bersiap untuk berangkat dan menyelesaikan semua pekerjaanya. Bahkan di sepajang perjalanan Seok Jin terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan penelitiannya.

Pegunungan Demian, seperti itulah masyarakat di sekitar Pulau Jeju menyebutnya, dulu masyarakat kuno yang tinggal di pulau Jeju percaya akan 7 Malaikat Pelindung. Mereka adalah Wings. Wings akan melindungi dan menjaga orang-orang yang selalu melakukan kebaikan dan memberkati mereka. Itu mengapa masyarakat di Pulau Jeju sangat menghargai sopan satun dan saling menghargai. Tapi mereka tetaplah seorang manusia. Manusia yang pasti akan melakukan dosa dan melakukan tindakan yang berbanding terbalik dengan mereka yang merasa dirinya sudah melakukan kebajikan.

Dengan kaki panjangnya Seok Jin pun melangkah dengan cepat dan terburu-buru menuju lab nya tepat setelah ia sampai 5 menit yang lalu.

Saat ia tiba di lab nya seketika keadaan menjadi kacau sirina alarm tanda bahaya pun berbunyi dengan cepat Seok Jin pun mendatangi ruangan tepat JK-97 berada.
Terlihat JK-97 sedang menutup telinganya dengan sorot mata yang penuh dengan ketakutan di bawah tempat tidurnya. Orang-orang yang berada di lab itu pun segera berkeliaran keluar tanpa tau penyebab sirina alarm tanda bahaya berbunyi. Seok Jin pun berusaha meraih JK tetapi dengan cepar jk pun menangkis tangan seok Jin, dan membuat Seok Jin kewalahan serta bingung apa yang harus ia lakukan untuk mengeluarkan JK. Seok Jin pun merih Ponsel yang berada di sakunya dan menelpon seseorang

"Hallo!! Selamat siang Tuan Min.. Apa Kau bisa memriksa mengapa sirina alarm berbunyi.. Sekarang juga.. Ini sangat penting.. Jika sudah menemukan nya segera hubungi aku"

Seok Jin pun langsung menutup panggilan yang ia lakukan.

"Heyy.. JK-97 .. Ayok sebaiknya kita pergi dari ruangan ini dan segera keluar.. Ruangan ini akan mengunci kita jika kita tidak keluar"

"sial.. Kenapa aku seolah bicara dengan bocah usia labil"

"J.. Ji.. Jin.. hyungie"

"Aaa..aaa... apaa!! Kau bisa bicara bahasa Korea"

"Hyungie.. A..aku takut sekali!! "

"Ha..hah.. Ehn.. I.. Iya.. Jin-Hyung akan melindungi mu.. Ayok cepat ikut dengan Hyung kita akan meninggalkan ruangan ini"

Setelah berhasil membujuk jk dengan Cepat Seok Jin membawa JK kedalam mobil yang ia kendarai. Bahkan para peneliti dan orang-orang yang terlibat dalam lab itu bahkan tidak mengetahui bahwa Seok Jin membawa JK secara diam-diam.. Seolah Sirina alarm tanda bahaya lebih menarik dari pada seorang Subjek penelitian yang bisa hidup di reruntuhan selama 100 tahun lamanya.

Seok Jin terkadang sekilas menatap JK dari spion depan yang memperlihatkan JK yang sedang memakai kemeja putih dengan celana hitam yang tidak terlalu dekat ditambah kulit putih pucat dan sorot mata yang dingin. Yang membuat JK terlihat cocok jika ia seorang vampir di sebuah dongeng.

"JK.. Apa kau tidak kedinginan??" tanya Seok Jin yang berusaha mendapatkan respon JK

"tidak.. Rasa nya biasa saja.. "

Setelah JK membalas pertanyaan Seok Jin, mobil pun terasa sepi seolah tanpa penumpang.

Brak!!

Seketika Seok Jin pun menginjak pedal Rem dengan kuat tepat setelah seseorang melintas di depan mobilnya hingga membuat orang misterius itu terpental sendiri.

Dengan sigap Seok Jin pun langsung mendatangi seseorang yang telah menabrak mobilnya.

"Maaf tuan apa kau tidak apa?? "

Terlihat sosok pria bertudung hitam dengan penampilan yang sedikit kacau akibat tabrakan kecil itu.

"hhaahha.. Aku tidak apa.. Kurasa.. "

"sungguh?? Apa kau ingin dibawa ke rumah sakit.. Aku akan membiayai pengobatannya "

"aku tidak apa karena aku menemukan kalian~~~ hhaaahhaa"

Tepat setelah sosok pria itu itu menyinggungkan senyum diakhir kalimatnya. Ia pun langsung pergi meninggalkan Seok Jin yang memiliki kata seribu bingung diotaknya.

Seok Jin pun menatap kearah JK yang saat ini berada di mobil sendiran. Seok Jin pun dibuat kaget dengan keadaan JK yang tiba-tiba saja seperti orang syok dan ketakutan.

Seok Jin pun hanya bisa memasang wajah bingungnya tepat setelah melihat JK yang ketakutan.

"aku menemukan kalian"

tepat setelah kata itu JK pun syok dan terlihat sangat ketakutan.

"Di.. Di.. Diaa.. Menemukan ku 'Kromer' telah menemukan ku.. Apa yang harus ku lakukan

W I N G STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang