Kata-kata tak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya.
🌹🌹🌹
Sudah lebih dari tiga puluh menit aku, Arion, dan Nada muter-muter gramedia nyari buku yang Nada cari. Arion memilih ikut masuk dari pada harus pulang, alasannya simple masih rindu sama aku katanya. Haha. Tapi beneran loh, Arion bilang gituh. Nada masih setia mencari bukunya, sedangkan aku dan Arion memilih menunggunya di pintu masuk yang terdapat tempat duduk.
"Makan dulu yu mbak" ajaknya yang mungkin saja lelah karena muter-muter kesana kemari tak membuahkan hasil.
"Capek ya Ar, afwan ya emang gituh kalau...."
"Stttt, nggak kok. Saya lihat mbak yang kecapean" jari telunjuknya berada tepat di bibirku, kalau saja keadaannya masih sama seperti dulu aku senang dengan perlakuannya seperti itu, tapi ini beda aku sudah memahami batasan wanita dan laki-laki yang bukan mahram.
Astaghfirullah, anehnya aku tidak bisa berkutik sama sekali, ini seharusnya tidak boleh. Laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dilarang untuk bersentuhan.
Dia tersadar dengan apa yang barusan dia lakukan, langsung menarik tangannya yang berada di bibirku.
"Eh, it..itu mbak. Saya minta maaf" mukanya pucat pasi, bak seorang anak kecil yang ketahuan ngambil makanan di lemari es.
Aku tersenyum "Nggak papa Ar"
"Saya lupa kalau mbak ud...."
"Udah jangan bahas lagi, katanya mau makan. Dimana?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Di restaurant keanofood bagaimana mbak?"
"Aku kurang tau tempatnya dimana"
"Kan saya yang ngajak, saya yang bertanggung jawab sepenuhnya mbak" jelasnya dengan senyuman.
Aku ikut tersenyum, sudah kukatakan diawal kan? Senyum dia seperti magnet yang menarik di sekelilingnya.
Ku ambil Handphone untuk menghubungi Nada. Pada dering ke 3 Nada baru mengangkatnya.
"............"
"Itu Nad, kamu masih lama?"
"..........."
"Arion kecapean mau makan dulu, kamu ikut nggak?"
"............"
"Beneran? Yaudah aku tinggal ya Nad. Assalamu'alaikum"
Kalian tahu kan apa jawaban Nada? Dia masih lama dan menyuruhku untuk memenuhi keinginan Arion yaitu makan. Sebenernya aku tidak tega meninggalkan Nada sendiri, aku lebih tidak tega lagi melihat Arion kecapean. Walaupun dia tidak mengucapkannya, jelas sekali dari wajahnya bahwa dia lelah.
"Yuk Ar, Nada masih lama katanya" jelasku
"Nggak papa ditinggal?" Perhatian banget sih Ar, akunya kan cemburu. Apaan sih Fi?
"Kata Nadanya duluan aja, kasian kamunya" ucapku
Dia mengangguk mengerti lalu berjalan menuju mobilnya, aku mengikutinya dari belakang.
Arion sekarang sangat berbeda dengan dulu, sekarang dia tinggi bahkan mengalahkanku tingginya, badannya juga sekarang lebih berisi, wajahnya masih sama enak dipandang. Hehe
Restaurant Keanofood
Betapa bahagianya hatiku saat Arion membukakan pintu untukku, berasa jadi seorang putri kahyangan. Aku tersenyum berterimakasih padanya karena rela membukakan pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers Of Dreams
SpiritualJika kelak aku tak disandingkan dengan orang yang ku harapkan, katakan padaku bahwa akan ada pengganti yang lebih baik lagi dari dia. Agar aku tak berputus asa dalam ketakwaanku Pada-Nya. _Afia Leilani