*Sebab kehidupan tak berjalan mundur, pun tidak tenggelam dimasa lampau*
Anatomi
🌹🌹
Benda berbentuk hati itu berbunyi dengan nyaring, membangunkanku dari lelapnya tidur. 03.30. Aku segera memposisikan tubuhku untuk duduk, mematikan alarm dan meraih segelas air putih di meja samping. Alhamdulillahi 'ala kulli haal. Betapa nikmatnya air yang mengalir ditenggorokanku ini.
Kalian pasti kepo ya, mengapa aku bangun pagi buta seperti ini padahalkan aku sedang berhalangan. Kalian tahu dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwasannya waktu menjelang subuh itu waktu paling bagus untuk berdoa dan Insya Allah akan dikabulkan. Bayangkan saja, saat mayoritas orang masih merasakan nikmatnya alam mimpi, mereka yang bangun rela meluangkan waktunya hanya untuk bermunajat pada sang Maha Pencipta. Oke itu cukup.
Dinginnya air langsung menerobos pori kulitku ketikaku basuh wajahku. Maka nikmat tuhanmu mana lagikah yang kamu dustakan? . Aku kembali ke kamar tidurku, langsungku ambil posisi menghadap ke arah Kiblat-Nya. Memohon segala kebaikan Dunia dan Akhirat, mohon dijagakan dari segala fitnah, mohon untuk digetapkan Iman dan Islam, dan segala bentuk doa lainnya.
Setelah selesai melakukan segala rutinitasku, aku kembali membaringkan tubuhku. pukul 04.30. Dari pada tidur lagi terus kebablasan, aku memilih membaca buku mata kuliah yang siang nanti akan diterangkan, yaa dengan posisi berbaring. Kalaupun nantinya bakalan tidur, itu diluar dugaanku yaa. Hehehee.
🌹🌹🌹
"Afiiiiiiiiii"
Suara lengkingan itu langsung menghentikanku yang tengah berjalan di lapangan kampus. Siapa lagi kalau bukan si comel Nada cinta.
"Kenapa?" Tanyaku halus, aslinya sih kesal. Bagaimana tidak kesal dia manggil namaku dari gerbang masuk sedangkan posisiku berada di tengah lapangan, kebayangkan berapa banyak pasang mata mahasiswa yang langsung memperhatikan aku. Kan hany malu roma.
"Nggak papa, iseng aja"
Aku memutar bola mata malas, lalu meneruskan langkahku menuju ruang kelas.
"Kemaren gimana?"
"Apanya yang gimana?" Beneran deh pertanyaan Nada ambigu
"Pulang bareng bang Syafik. Dianterin sampe rumah kan?"
"Oh itu, iya. Nyampe rumah aman sejahtera dan bahagia, Udah mah dia baik banget da. Coba aja bayangin dia sampe beliin aku obat menstruasi gituh"
"What? Seriously?" Tunggu deh, ini kenapa Nada kaget banget ya?
"Iya asli shod. Dia rela nanya ke mba apoteker gituh. Kenapa sih?" Pemirsa, Aku nggak bohong kan soal Syafik nanya ke mba apotekernya?
"Amazing. Tumben-tumbenan bang Syafik mau beli begituan, mungkin mood nya lagi baik"
"Emang biasanya nolak gituh?" Tanyaku tak percaya, kalau beneran iya berarti aku istimewa dong yaa? Haha.
"Iya dua shod. Kamu hebat, menaklukkan hati bang Syafik sampe rela beli begituan. Harga diri loh, seorang cowo beli obat menstruasi"
Boleh kah aku blushing? Pipiku sudah semerah kepiting rebus ini pemirsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers Of Dreams
Tâm linhJika kelak aku tak disandingkan dengan orang yang ku harapkan, katakan padaku bahwa akan ada pengganti yang lebih baik lagi dari dia. Agar aku tak berputus asa dalam ketakwaanku Pada-Nya. _Afia Leilani