5.(Lima)

84 22 10
                                    

Hari Senin adalah hari yang menyebalkan bagi siswa siswi SMK HANUM WIBAWA, sinar matahari pagi menyinari barisan siswa siswi yang sedang mengikuti upacara dengan seksama, barisan kelas XI mulai tidak beraturan. Suara bisik-bisik pun mulai menyeruluh.

'Ya ampun kenapa barisan gue kena panas sih'

'Oh my god, bedak gua luntur nih'

'Eh bedak gue luntur yah sis?'

Sedangkan Claretta ia lebih merasakan panas dan pegal karena menjadi pemimpin upacara, keringat mulai bercucuran di pelipis wajah Claretta tapi ia harus bertahan untuk beberapa menit lagi. Claretta memang menjabat sebagai wakil ketua Osis, sudah beberapa hari ini ketua Osis tidak masuk sekolah jadi Claretta yang harus melakukan tugasnya sendirian. Sungguh melelahkan bagi Claretta. Ia lega sebentar lagi akan menjadi mantan wakil ketua Osis di periode 2018/2019 akan dijabat oleh kelas X dan XI (bagi yang mendaftar lagi) dan ia tidak akan mendaftar lagi, tidak! Ia sudah menyesal mengikuti organisasi Osis yang selalu menguras waktu dan tenaganya.

Beberapa menit kemudian, upacara selesai dibubarkan. Semua siswa siswi menuju ke kelas masing-masing ada juga yang ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan. Sedangkan para Osis rapat di ruang Osis, setelah rapat Osis selesai para Osis menyebar ke kelas X, XI, XII. Claretta beserta dua temannya menyusuri koridor menuju kelas pertama yakni kelas XI AK 1, Claretta masuk ke dalam kelas XI AK 1 yang keadaan kelasnya sangat ramai, seketika mereka berhenti dari aktivitasnya.

"Assalamu'alaikum" salam Claretta, salamnya hanya dijawab beberapa siswi saja sedangkan yang lain bisik-bisik akan kehadiran Claretta beserta dua temannya.

'Ada apa nih'

'Razia kayaknya'

'Uy cepetan tuh umpetin'

Suara bisik-bisik itu terdengar sampai telinga Claretta, ia langsung bertindak mengomando teman-temannya untuk segera beraksi.

"Maaf mengganggu teman-teman belajar, dimohon berdiri dan keluar kelas sebentar" ucap Claretta, semua siswi yang didalam kelas mendesah karena sebentar lagi barangnya akan disita.

Banyak yang mengenal Claretta, mereka meminta agar barangnya tidak disita, tetapi bagi Claretta tanggung jawab tetap lah tanggung jawab tidak bisa diganggu gugat oleh suatu hal yang kecil, mungkin yang baru mengenal Claretta akan menilai Claretta cewek yang tegas dan berpola pikir dewasa, tetapi sebenarnya jika di rumah ia bisa menjadi anak yang sangat manja dimata keluarganya.

Tangan Claretta ikut menjelajahi setiap tas, tidak ada yang terlewat. Ia menemukan lipstick disalah satu tas mereka, Claretta hanya bisa menggeleng melihat barang yang teman seangkatannya bawa ke sekolah. Sungguh tidak pantas disebut anak sekolah!

<><><><>

Claretta menghembuskan napasnya berat, tubuhnya lemas dan pusing ditambah tugas Osis yang menumpuk. Ia melirik jam dinding, jam setengah 9. Berarti ia sudah setengah jam di ruangan ini sendirian karena teman-temannya masih melakukan razia ketat. Ia duduk disalah satu bangku di ruangan Osis sambil melihat-lihat barang yang dirazia didalam kardus berukuran besar. Banyak barang yang disita berupa make up dan kaca berukuran kecil. Claretta mendesah, tangannya memijat pelipisnya yang terasa pusing sambil memejamkan mata. Tiba-tiba ada seseorang masuk mengagetkannya.

"Permisi" seorang anak kelas X yang berpenampilan gelamor.

"Eh, ya dek ada apa?" Tanya Claretta

"Saya mau ambil barang yang tadi disita kak" ucap polos anak kelas X itu.

Claretta memicingkan matanya "Maksud kamu ambil barang yang disini?" Tanya Claretta, jarinya menunjuk kardus yang ada diatas meja. Anak kelas X hanya mengangguk.

Clarev [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang