9.(Sembilan)

43 12 2
                                    

Apakah kamu tau arti dibalik senyumku ini? Yang sebenarnya menyimpan banyak kesedihan...
.

.

Pagi yang cerah kali ini Claretta memilih untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks rumahnya. Tidak ada yang bisa di ajaknya, semua sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi Claretta ingat, lebih baik ia coba ke rumahnya Rehan dan mengajaknya untuk jalan-jalan pagi bersama. Rumahnya Rehan tidak jauh dari rumah Claretta, hanya lima rumah yang harus ia lewati. Claretta melihat tante Priska (mamanya Rehan) sedang menyiram tanamannya, Claretta melangkah masuk halaman besar rumah Rehan, gerbangnya tidak tertutup. Claretta sudah terbiasa masuk tanpa ijin dari kecil, ia suka mengerjai tante Priska yang sedang fokus menyiram tanamannya.

"Tanteee" ucap Claretta manja dengan tangan bergelayutan di belakang punggungnya, ia sudah dianggap seperti anaknya tante Priska sendiri, dan tante Priska tidak keberatan jika Claretta bergelayut manja dengannya.

Tante Priska mengalihkan pandangannya melihat Claretta "Eh Ata, iraha datangna? kadieu diuk heula (Eh Ata, kapan kamu datang? Sini-sini duduk dulu)" tante Priska mematikan air kran lalu ia menuntun pundak Claretta untuk duduk, Claretta sudah terbiasa dengan bahasa dan sikap tante Priska, meskipun ia berdarah jawa tapi ia tahu lah dikit-dikit bahasa sunda. Claretta duduk di bangku depan.

"Tante, Rehan ada?"

Tante Priska yang sedang menggulung selang air berhenti dari aktivitasnya "Oh Rehan, aya. Manehna keur sare. bangunkeun gih (Oh Rehan, ada. Dia masih tidur, coba bangunin sana)"

Claretta langsung semangat 75 ia berdiri lalu hormat "Siap tante" ia masuk ke dalam, langkahnya terhenti saat hendak menaiki tangga, emm ... Claretta sangat suka jika menjahili Rehan, apa yang harus dilakukannya untuk menjahili Rehan? Ahaa ... ia punya ide, Ia mengedarkan pandangannya, Claretta menghampiri tante Priska yang baru masuk "Tantee ... tante punya spiker toa apa nggak?"

"Punya, mau buat apa Ta?" Tante Priska berjalan menuju dapur yang diikuti Claretta

"Emm, buat bangunin Rehan. Hehe"

"Oke, tante setuju" Claretta yang mendengar itu tersenyum puas, ternyata tante Priska tidak melarangnya sama sekali. Tante Priska mengambil sesuatu di dalam lemari kecil dekat dapur, yang ia ambil spiker toa kecil. Tante Priska memberikannya kepada Claretta, Claretta pun menerimanya dengan senang hati, ia melangkah menaiki tangga menuju kamar Rehan. Claretta membuka pintu dengan sangat pelan ia mencoba agar langkah kakinya sampai tidak terdengar. Ia melangkah masuk kamar Rehan, Rehan tertidur tengkurap dengan tubuh yang ditutupi selimut tebal. Claretta melangkah mendekat ke samping ranjang Rehan.

"MALING ..... MALINGGGG ....." teriak Claretta menggunakan spiker toa yang persis di samping kuping Rehan.

Rehan terlonjak kaget "Hah mana? Mana malingnya" wajahnya terlihat blo'on dengan gayanya yang sok ingin melawan. Claretta tergelak sangat puas, ia sampai terpingkal-pingkal memegangi perutnya.

"Hahahahahah ... duh, gua sampe nangis nih" ia menghapus bulir air mata di ujung kelopak matanya, Rehan mendengus sebal, Claretta membuatnya terbangun dari zona nyamannya. Ia melempar bantal ke wajah Claretta, tepat sasaran. Kini Rehan gantian yang menertawakan Claretta, Claretta hanya manyun sebal

"Temenin gua jalan-jalan yuk Han"

"Ogah" Rehan kembali tidur membelakangi Claretta

"Ambilin kotak kecil di atas meja gue" lanjut Rehan yang masih dengan posisi membelakangi Claretta, Claretta mengambil kotak itu. Ia membukanya, lalu ia ambil benda yang ada di dalamnya. Sebuah hasil afdrekan foto dirinya.

Clarev [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang