Sepuluh

25 1 0
                                    

'bu, Ifa malu ketemu uwa. udah lama ga ketemu soalnya'

'tenang aja Fa. uwa pasti seneng liat kamu. suka nanya-nanya kamu malah.
sering lo.. uwa ngupingin kita kalo lagi telponan. cuman suka ibu larang, biar kamu cuma fokus ke ibu'

aku tersenyum mendengar jawaban ibu, sifat manjanya itu memang sudah ada sejak dulu. :').

langkah kami saling hening, hanya terdengar suara gesekan alas kaki dengan tanah. di bawah remang-remang lampu gang, aku menggandeng tangan yang sudah keriput itu. mencoba meredam rindu yang sudah lama kutahan.

'Ifa!!'

teriakan itu terdengar lantang meskipun disuarakan dari jauh. uwa. itu uwa. seseorang yang sangat berjasa menguatkan ibu saat tak ada seorang pun di rumah. seseorang yang membuatku berani tidak pulang selama dua sampai tiga tahun terakhir.

'uwaa..

aku berlari, menghambur memeluknya. hingga perlahan terisak.

'terima kasih wa.. udah jagain ibu disini. makasih'

dia hanya tersenyum.

'eh, calon wisudawati jangan nangis.
besok berangkat pagi ya?'

'iya wa.. kita berangkat bareng jam 5 subuh ya. makannya uwa nginep aja di rumah ibu. yaaa?'

'iyaa Ris. kamu nginep di rumah.. biar besok langsung berangkat dari sana'.

setelah membawa beberapa barang yang dibutuhkan, kami pun pulang ke rumah dan istirahat di kamar masing-masing.

hujan. hujan lagi.

kubuka tirai kamarku, masih tirai yang sama sejak kumeninggalkan kamar ini. hijau muda dengan aksen bunga tulip merah muda. tirainya masih bagus, bersih dan terawat. ibu pasti telaten membersihkan kamar ini..
kulihat ke arah luar jendela, hari ini hujan turun dua kali. besok jalanan mungkin becek dan macet karena banjir.

aku menutup tirai dan meraih handphone sekaligus merebahkan diri di kasur. mencoba melepas letih dengan mendengarkan ceramah2 online di youtube. sampai kemudian kulihat sebuah pesan.

"Fa, besok wisuda ya?"
"saya besok dateng insyaAllah. tapi kabarin kamu sebelah mana ya."
"fa?"
"ga save nomor aku yang baru?"
"insyaAllah besok ketemu ya"
"kalo buka hp, bales ya."

aku membuka pesannya, nomor hpnya tak bernama, namun aku tahu jelas itu siapa. berat, namun kuabaikan pesan itu. daripada menjaga perasaannya, penting juga bukan, menjaga perasaanku?

aku menyimpan handphoneku dan mencoba tidur. memejamkan mata untuk beberapa saat, namun sia-sia saja.

________________

"makasih udah dateng Fa. ini Mama sama adikku"

aku hanya mengulas senyum.
bahagia saat dia mengenalkanku pada keluarganya.

seremonial wisuda selesai. dia pulang ke kampung halamannya di Jakarta.

tanpa pamit.

satu sampai dua minggu kepulangannya, benar-benar tanpa kabar. dia hilang saja tanpa jejak.

cukup lama menunggu, hingga aku sadar bahwa ia tak pernah memintaku menunggu. aku menyerah. mengikuti jejaknya untuk berhenti dari kisah ini.

aku wanita. perasa.

tapi tak sesetia itu.

aku pun selesai. membawa hati yang masih sangat berdarah. hingga bertahun.

______________

iya, besok ifa wisuda.
[send]

aku menyerah. menekan egoku sedemikian rupa. silaturahim harus tetap terjalin meski mungkin aku belum sepenuhnya baik.

bismillah.

Allah, Aku pulang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang