Enam

62 8 0
                                    

Masih Untung inget sholat.

-------------
فَوَيْلٌ لِّلْمَصَلِّيْنَ • الذيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَ

Kecelakaanlah bagi mereka yang sholat. (Yaitu) merreka yang lalai dalam sholatnya.
------------

'Kangen ya, Fa? Sampe ngelamun gitu..'

Aku hanya tersenyum, lebih dari rindu. Setumpuk beban dan rindu seakan datang menghimpit dadaku, sesak. Sesak sekali. Salah satu alasanku menghindar dari rumah, adalah kenangan.

Setiap inci ubin di rumahku mengingatkanku pada setiap langkahku saat berusaha menjauh dari-Nya. Saat-saat paling menyakitkan. Saat-saat paling ingin kulupakan.

أستغفر الله و أتوب إليه
Aku memohon ampunan pada Allah dan bertaubat kepada-Nya.

'Iya bu, Ifa kangeen. Apalagi masakan ibu.'

'Ibu masak Fa. Selalu jaga-jaga siapa tahu kamu pulang. Seperti hari ini.'

Senyum yang tersungging dari bibirnya cukup membuatku merasa bersalah. Betapa ia menunggu kepulanganku, dan betapa egoisnya aku, karena tak bisa menghadapi masa laluku.

Aku menyusulnya ke dapur, membawa sebakul nasi dan dua piring, berikut semangkuk kangkung dan terong balado. (Hhe)

Sepuluh menit tanpa suara, hanya suara sendok bertemu piring. Kami fokus dengan makanan dan pikiran masing-masing. Aku hampir saja menangis, saat kupandangi wajah ibu lekat-lekat. Kerutannya bertambah, gerakannya melambat, dan ia teramat lelah.

'Ehm.. Bu..'

'Ya, Fa..'

'Ifa kangen bu. Lama ga liat ibu. Cuman bisa nelpon, itu pun jarang-jarang'

..

'Maaf bu. Ifa juga mau pulang, tapi Ifa selalu gabisa. Ifa .. Takut.'

'Ibu seneng, kamu udah banyak berubah. Itu udah cukup'

'Ibu pasti sendiri disini..

Kalimatku tertahan, aku tak bisa lagi menahan tangis. Mataku basah dan tanganku sibuk menghapusnya. Aku hanya tertunduk.

'Ma..af.. Bu.'

'Ibu, baik-baik saja. Ibu cuman rindu sama anak ibu yang cerewet. Dulu dia ga cengeng gitu..
Ibu inget waktu dia cerita seluruh detik kesehariannya, ibu dulu cape dengernya, tapi waktu dia pergi, denger teriakannya aja ibu gabisa..'

Kulihat matanya berair, dan air itu meleleh, susah payah melewati kerutan-kerutan di wajahnya.

'Tapi ibu seneng, sebentar lagi Ifa wisuda. Ifa udah berubah. Deket sama Allah. Ifa udah ketemu apa yang Ifa cari sejak dulu..
Ibu, ga takut lagi. Ibu punya tabungan akhirat yang bisa diandalkan..'

Aku hanya diam, khusyuk dalam tangisku.. Mencecap perkataan ibu, benar-benar menenangkan hatiku.

'Bu, Ifa sudah temukan apa yang Ifa cari. Ifa sudah tenang'.

----------------

Author nulis ini ini sampe nangis-nangis. Inget mamah hhu.

Ya Allah wafatkanlah kami dalam keadaan beriman..
aaminn.

Allah, Aku pulang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang