13

1.5K 271 8
                                    

Pekikan kesenangan itu masih terdengar oleh dua orang yang masih duduk bersebelahan. Menatap pada sepasang suami-istri disana yang masih dengan dunia mereka sendiri.

"Jadi, dia sepupumu?"

Namjoon mengangguk. Kembali meneguk kaleng soda yang berada dalam genggamannya.

"Tepatnya, dia putri dari adik ibuku. Tapi karena kedua orangtuanya sudah meninggal, hak asuhnya jatuh ke ibuku."

"Ibumu?"

Namjoon menghela napasnya. "Ibu kandungku. Kau tengah menyindirku, huh?"

Rose hanya mengendikkan bahunya. Dan Namjoon yang hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Lalu pria itu?"

"Dia suami Lisa. Mereka baru saja menikah beberapa bulan yang lalu."

Rose kembali hanya mengangguk. Menatap pada gadis yang sekarang yang ia tahu adalah sepupu dari Namjoon, Lalisa.

"Namanya Kim Taehyung. Hanya berbeda satu tahun denganku. Dia mempunyai sebuah toko kue yang ia bangun bersama Lisa. Dan jika kau bertanya bagaimana mereka bertemu dan menikah, itu sudah takdir Tuhan. Mereka saling mencintai dan wajar jika membuat janji di depan Tuhan."

Rose kembali menutup mulutnya. Mendengus karena Namjoon yang memotong ucapannya untuk kembali bertanya. Dan Namjoon disana yang hanya mendengus setelah menjelaskan pada Rose.

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Apa hobimu memang sering bertanya?"

Rose mendengus. "Jika kau tak mau, aku juga tak memaksa. Dasar menyebalkan."

Namjoon hanya tertawa pelan melihat bagaimana reaksi Rose saat ini. Menurutnya, ada rasa bahagia sendiri ketika berhasil membuat gadis itu kini menampakkan wajah kesalnya.

"Lisa memiliki umur yang sama denganmu. Hanya saja, dia lahir di bulan Maret. Kupikir, kalian akan cocok nantinya jika berbicara."

"Darimana kau bisa mengetahuinya?"

"Bukankah semua perempuan memang seperti itu? Mereka cepat sekali dekat."

Rose tak menjawabnya. Hanya mengalihkan kembali pandangannya ke depan.

"Aku tak pernah merasakan bagaimana perasaan memiliki seorang saudara. Tapi ketika Lisa lahir, bahkan aku lebih bahagia ketimbang ibuku dan juga kedua orangtuanya. Aku begitu menyayanginya. Dan sebaliknya, dia begitu bermanja padaku karena aku adalah kakak satu-satunya baginya. Terlebih ketika dia mendengar jika kedua orangtuanya meninggal. Dia benar-benar bergantung padaku setelah itu."

Rose hanya diam. Mendengarkan cerita itu dengan baik sembari pandangannya tak lepas dari Lisa disana.

"Lalu kondisinya saat ini?"

"Maksudmu,  bagaimana bisa ia lumpuh?"

Rose tak menjawabnya. Hanya diam dan Namjoon yang mengerti hanya menghela napasnya.

"Dia lahir dalam keadaan seperti itu."

Rose mengerutkan keningnya. "Maksudmu? Aku tak mengerti."

Namjoon menghela napasnya lagi. Sebelum menghabiskan cola yang ada di tangannya. Meremuk kaleng itu seperti melampiaskan amarahnya pada kaleng kosong itu.

"H-Hey, jika kau tak mau cerita, kau tak perlu cerita. Kau terlihat mengerikan ketika memasang wajah marah itu."

"Tidak. Hanya saja, ketika aku mengingat hal itu, aku selalu saja merasa sangat marah. Maksudku, bagaimana bisa ada seseorang yang begitu sangat jahat?"

Can You See My Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang