3

7 3 0
                                    

***

Rabu, 18 Maret 2015, 05:45 WIB
 

Lucas terbangun seketika saat cahaya surya mulai menembus melalui celah kecil di antara kelambu yang terpasang di ruangan itu, ruangan bernuansa putih dan biru laut.

Tunggu.
Ini bukan kamarnya.

Lucas pun menolehkan kepalanya ke arah samping. Seketika, ia melihat sosok perempuan dengan seragam sekolah seperti yang digunakan oleh Lucas, sedang membersihkan beberapa peralatan lukis yang berserakan di meja pojok dekat lemari.

Perempuan itu pun kemudian menoleh saat dirasanya sosok di sudut dekat pintu itu -Lucas, sudah terbangun dari tidurnya.

“Kau sudah bangun?” tanyanya pada Lucas.

Bukannya menjawab, Lucas malah memandangi perempuan itu dengan raut wajah bingung.

Hana, dia adalah perempuan yang saat ini tengah berada di hadapan Lucas.

Hana merupakan teman yang kebetulan satu kelas dan satu ekstrakurikuler dengan Lucas, yaitu seni melukis. Jadi, jangan heran jika Lucas bisa mengenalinya, karena hanya perempuan inilah sekarang yang menjadi satu – satunya teman perempuan yang Lucas punya.

Dasarnya, mereka memang memiliki hobi dan kesukaan yang sama, yaitu melukis.

“Kau tertidur semalaman disini. Bagaimana bisa kau ini? Sebegitu sayangnya dengan ruang kesenian sampai – sampai kau lebih memilih tidur disini daripada di kasurmu, huh?” tanya Hana itu sedikit meledek Lucas yang memang suka sekali mengunjungi ruang kesenian saat dia berada di sekolah.

Hana pun mendekati Lucas. Ia berjongkok di samping Lucas sambil mengendus lelaki itu, “Oh ayolah, bahkan kau bau ludah sekarang. Kau masih ingin berada disini? Kupastikan tidak ada murid yang akan mengikuti ekskul ini lagi karena baumu itu.”

Selepas mengatakan hal tersebut, Hana pun perlahan menjauhi Lucas bersiap akan pergi dari ruangan itu. Namun, niatannya terhenti saat Lucas menahan tangannya. Dengan cekatan, Lucas menuliskan sesuatu di note kecil miliknya.

‘Apa sejak semalam aku disini? Bukankah aku sudah pulang?’ tulisnya.

Hana memutar kedua bola matanya malas merespon pertanyaan Lucas. “Sudah kubilang kan, kau terlalu menyayangi ruang kesenian sampai tertidur disini. Kau pikir bagaimana? Sleep walking gitu hingga sampai sini? Konyol,” jawabnya, lalu meninggalkan Lucas sendirian disana.

***

LUNA | W. Lucas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang