5

5 0 0
                                    

***

16.00 WIB
 

Lucas tidak bisa fokus menyelesaikan lukisannya. Ia terus teringat dengan Luna, gadis yang ditemuinya tiba – tiba di toko bunga kemarin.

‘Gadis itu siapa sih? Kok rasanya familiar banget deh sama wajahnya.’

Sekarang sudah pukul 4 sore, dan sekolah sudah mengakhiri pelajaran sekitar 45 menit yang lalu.

Lucas memang selalu menyempatkan diri ke ruangan kesenian sebelum pulang ke rumahnya. Ia hanya merasa lebih tenang jika ia berada di ruangan ini.

Tanpa sadar, Lucas sudah mengeluarkan kotak kecil bertuliskan ‘CLOVER’ itu dari dalam sakunya. Ia benar – benar penasaran dengan sosok Luna, dan kaitannya dengan masa lalu Lucas yang hilang.

Tapi...
Kejadian tadi pagi...

'Apa yang semalam itu memang nyata, ya?'

Lucas sedikit merasa aneh dengan dirinya sendiri, karena bisa-bisanya ia malah mencoba lagi hal yang ia lakukan kemarin, 'Coba-coba sekali-sekali nggakpapa kan? Nggak bakal bunuh orang ini.'

Lucas mulai mengatur jam pasirnya, sebelum merobek satu daun dari tiga daun yang tersisa.

Dan di detik berikutnya, ia bisa melihat Luna yang berada tak jauh di depannya tengah tersenyum, sambil mengenakan setelan persis seperti yang kemarin ia gunakan.

‘Hai,’ Lucas melambaikan tangannya canggung pada Luna, setelah sebelumnya ia sempat kaget sedikit melihat gadis itu -Luna, tak berada jauh darinya.

'Jadi, yang semalem itu, bukan mimpi, kan?' batinnya.

Luna membalas lambaian tangan Lucas dengan tersenyum.

“Merindukanku, eh?” tanyanya bercanda.

Ia tahu, bagaimanapun juga, ingatan Lucas tentangnya memang masih terpendam jauh disana. Dan memang inilah tugasnya, mengembalikan ingatan Lucas yang hilang tersebut.

“Kau tidak ingin berjalan – jalan? Kenapa kau suka sekali sih berada di ruangan ini. Memangnya kau tidak bosan?” tanya Luna hanya sekedar untuk berbasa – basi. Ia berencana mengajak Lucas ke suatu tempat untuk mengingat kenangannya.

'Ya, aku rasa Luna memang mengenalku dengan baik. Buktinya dia tau aku suka berada di ruangan ini,' pikir Lucas.

‘Hanya saat aku berada di ruangan ini, aku merasa lebih tenang. Sepertinya, ada kenangan yang baik saat aku berada disini dulu, tapi aku tidak tau itu bagaimana. Dan, kau serius mau menemaniku berjalan – jalan?’ Lucas menuliskan hal tersebut pada notenya.

“Tentu saja, kan aku yang menawarimu berjalan – jalan. Kalau begitu, ayo! Keburu mataharinya tenggelam, nih,” ucap Luna sambil menarik pergelangan tangan Lucas ke luar ruangan kesenian.

Lucas yang ditarik Luna itu pun langsung menepuk – nepuk bahu Luna cukup keras menyadari sesuatu.

“Kenapa?”

‘Aku belum mengunci ruang kesenian. Tunggu sebentar, aku akan mengembalikan kuncinya ke satpam,’ Lucas beranjak kembali ke ruangan tersebut. Tak lupa ia juga mengambil tasnya yang belum sempat ia ambil, karena Luna sudah keburu menariknya.

Ia menutup pintu ruangan dan menguncinya dari luar, lalu segera berlari menyusul Luna.

Kini, giliran dia yang menarik lengan Luna untuk mengikutinya. Luna yang merasakan Lucas memegang tangannya hanya bisa tersenyum kecil, merasa senang.

Ya, sejak dulu dia memang tidak berubah.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUNA | W. Lucas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang