1.

26 2 6
                                    


Langit cerah di pagi hari menandakan hari ini langit tidak akan menangis lagi. Karena langit sudah menumpahkannya tadi malam. Hawa dingin yang mampu membuat orang malas untuk beraktifitas di luar rumah. Tapi tidak berpengaruh bagi perempuan cantik berumur 20 tahun. Dia sedang bersiap siap untuk pergi ke tempat magang di hari pertamanya. Dia magang di salah satu rumah sakit ternama. Kalian jangan berpikir dia calon dokter ataupun perawat, dia magang sebagai terapis. Yap,,dia kuliah di bidang fisioterapi, dan semester sekarang dia magang atau praktik buat skripsi nya.

Cekrek...

Suara pintu yang terkunci menandakan dia sudah siap untuk berangkat. Dia hendak pergi ke tempat magang nya dengan setelan seragam yang rapi dengan nametag Raina Wijaya, rambut hitam legam dengan potongan pendek,dan tak lupa juga ransel yang isinya segala ada. Didalamnya ada baju ganti, laptop, makan siang dan botol minum, tak lupa juga sebuah novel.

"sudah mau berangkat?" tanya Raka cowok tinggi yang tiba-tiba sudah berada di samping Raina.

"astagfirullah bang ngagetin aja" jawab Raina dengan kagetnya. Namun Raka abangnya Raina yang punya sifat jail yang gak ketulungan dan entah diturunkan dari siapa hanya tersenyum 3 jari mempertontonkan deretan gigi yang rapi dan putih itu.

"gak usah nyengir gitu deh bang, mentang-mentang giginya bagus terus putih,,huh" dengus Raina yang sambil memasukkan kunci ke dalam tas nya.
"hehee maaf atuh,,yaudah abang anter ya, soalnya abang hari ini masuk siang" bujuk Raka sambil berjalan di samping Raina menuju sepeda motor milik Raka. Mereka pun berangkat menuju tempat magang Raina.

Dalam perjalanan sesekali Raka melirik ke arah Raina lewat kaca spion "kamu kerjanya yang fokus jangan dibanyakin baca novel terus" ucap Raka sambil sesekali liat Raina lewat kaca spion.

"iya bang" jawab Raina dengan memutar matanya jengah, karena kalimat itu terus terlontar dari mulut abangnya yang wangi mint itu sejak dia tahu kalau Raina sudah mau magang. Apalagi tempat magangnya sama dengan tempat abangnya bekerja sebagai seorang perawat.

"jangan iya iya doang lo dek" ucap Raka sambil menghentikan motornya yang sudah sampai di tempat tujuan mereka.

"abang tuh bawel banget sih" protes Raina seraya melepaskan helmnya.

Munculah pikiran jahil Raka yang diiringi senyum mencurigakan,dan ketika motornya sudah di starter "aawwww..." teriak Raina "RAKANA........" teriakan Raina yang mampu mengundang banyak orang untuk melihat ke arahnya, namun sayang orang yang di teriakinya sudah tak terlihat lagi.

"awas aja kalau nanti ketemu" gerutu Raina sambil mengusap pipi nya yang sakit akibat cubitan kencang dari Raka.

Raina POV

To: Abang jelek

awas ya bang kalau nanti ketemu adek bales 


aku kirim pesan singkat untuk abangku yang sifat jailnya lagi kumat. Dimasukan lagi hp ku setelah aku mengirim pesan WA ke abang rese itu dan melanjutkan lagi perjalanan ku yang tadi sempat terhenti. sesekali Ku lihat jam tangan biru ku yang sudah menunjukan pukul 06.55 yang menandakan 5 menit lagi harus berkumpul di ruangan yang sudah di tentukan.

Bruukk ..

Kupejamkan mataku karena menahan sakit di bagian bahu akibat di tabrak barusan. Oh shit, aku hanya bisa bergumam ketika orang yang menabrakku itu sudah berjalan jauh dari ku.

"bukannya minta maaf malah main kabur aja,gimana sih gak ada sopan santunnya." Maki ku terhadap orang yang sudah pergi itu.

"ngapain bengong di situ bukannya cepet masuk" tegur seseorang dari arah samping.

"eh iya mbak maaf" jawabku sambil menunjukan senyum paling manis. "habis liat orang yang abis nambrak saya, tapi orang nya malah pergi sebelum minta maaf" jelas ku kepada mbak Mila selaku senior yang akan membimbingku di tempat ini. Dia orang yang baik, ramah, murah senyum lagi.

Raina POV End

*****

"aaaahhhh" Raina meregangkan otot otot nya yang mulai pegal. Sebenarnya sih gak begitu pegal ya, dia cuman ngurus pasien satu doang. Katanya biar kaya yang lain, hahaa. Dia pun berencana pergi ke taman rumah sakit untuk makan siang, karena dia bawa bekal makan siang sendiri.

"ternyata taman disini cantik juga, jadi betah" gumam Raina sambil sesekali menyuapkan makanannya. Setelah selesai makan pun Riana masih duduk di bangku taman itu untuk melihat sekeliling nya, sesekali dia menutup mata nya untuk bernafas panjang dengan merasakan udara yang cukup bersih. Tanpa sadar jam istirahat sudah berakhir 10 menit yang lalu.

Ddrrrttt ..

Getaran yang terus menerus di alam saku nya menandakan ada telpon masuk.
"halloo.." jawab Raina tampa melihat siapa yang menelepon.

"Raina kamu di mana sekarang, gak liat ini jam berapa hah" semprot dsuara di sebrang telpon. Yang Raina tahu suara itu mulik mbak Mila yang tak lain senior pembimbingnya.

"emang jam berapa.." jawab raina polos dan langsung melihat jam waarna biru yang melingkar di tangannya. Seketika mata Raina membulat sempurna setelah melhat jam tangan nya "astagfirullah mbak udah jam 13.10" raina langsung berlari ke tempat mbak Mila berada.

"mba maaf ya aku kelupaan, bentar lagi nyampe ko." Setelah menutup telpon nya raina menepuk jidatnya karena baru sadar kalau tempat makan dan botol minumnya ketinggalan di kursi taman tadi.

"oh astaga kenapa harus lupa segala sih" mau gak mau Raina balik lagi ke taman tadi, padahal sudah setengah jalan.

Tapi yang Raina lihat di kursi itu ada seorang cowok yang memegang tempat makannya itu.

Raina dengan malu dan buru-buru menghampiri cowok tersebut.

"maaf , itu punya saya tadi ketinggalan." Setelah mengucapkan kata maaf Raina mengambil tempat makan dan botol minumnya. Kemudian dia langsung berlari ke tempat yang seharusnya sekarang dia berada. Bukannya gak sopan main langsung pergi aja, tapi karena keadaan yang mendesak alias dia kelamaan istirahat jadi Raina bersikap begitu.

Cowok tadi hanya bengong melihat kelakuan Riana tadi. Dia belum sempat mengeluarkan sepatah kata tapi Riana sudah langsung main lari aja.

"haduh mbak aku minta maaf ya, abisnya keasikan di taman sih" ucap Raina stelah sampai di ruangan mbak Mila dengan senyuman manisnya yang sengaja ia perlihatkan.

"kamu itu ya, untung hari pertama" jawab mbak Mila yang mukanya di serem seremin padahal yang disana juga tahu kalau mbak mila sambil nahan tawa nya.

"ini data pasien yang akan kita terapi sekarang" ucap mbak Mila sambil memberikan map berisi data pasien. "iya mbak" jawab Raina dengan senyumannya, karena mbak Mila gak marah sama Raina gara-gara telat tadi.


***

01 November 2018

DESTINY  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang