5.

4 1 0
                                    

Devano terlihat sedang mencari sesuatu didalam mobilnya setelah tadi menurunkan Jian yang terlihat kesal akibat sikap Dev kepada Raina.

"jatuh dimana sih itu dompet" ucap Dev kesal karena tidak menemukan dompetnya didalam mobil padahal dia sudah membongkar nya.

"jangan-jangan jatuh di mall lagi" gumam Dev.

Dev pun menutup pintu mobilnya dan langsung masuk kedalam rumah. Buat masalah dompetnya dia berfikir untuk memblokir kartu-kartunya dan mengganti yang baru, toh di dalamnya hanya ada 3 lembar uang warna merah itu pun sisa dari uang yang diberikan Dev untuk Raina waktu di mall tadi.

Setelah sampai didalam rumah, Dev melihat Jian yang masih duduk di sofa ruang keluarga.

"Jian masih marah sama om" ucap Dev sambil menghampiri dan duduk disebelah Jian yang terlihat masih marah.

Jian tidak menjawab pertanyaan dari Dev. Dia malah merubah posisi tubuhnya ke samping sehingga membelakangi Dev.

"om minta maaf deh kalau om salah" bujuk Dev

"emang om salah jadi om halus minta maaf sama tante tadi" ucap Jian ketus, namun di mata Dev Jian begitu menggemaskan ketika seperti ini.

"tapi kan om tidak tau nama tante tadi dan juga tidak tahu dimana rumahnya"

"ya kenapa tadi om langsung pelgi bukannya kenalan dulu telus tanya dimana lumahnya"

Dev hanya tersenyum mendengar perkataan Jian barusan dan mengusap kepala nya dengan sayang.

"yasudah nanti kalau ketemu lagi om ajak kenalan ya" ucap Dev bohong, enggak apa apa lah buat kebaikan ini.

"benelan" ucap Jian dengan senang.

"iya,, sekarang tidur ya sudah mau jam 9" ajak Dev.

"Jian mau tunggu eyang aja, Jian mau bobo sama eyang"

"yasudah om ambilkan cemilan ya sekalian sambil nonton tv nunggu eyang nya, ok"

Jian mengangguk pertanda Jian setuju dengan ucapan Dev barusan.

Devano dan Jian asyik menonton tv ditemani dengan cemilan yang lumayan banyak. Sesekali Jian menanyakan ayahnya malam ini pulang atau tidak.

"om,, deddy pulang gak om" tanya Jian sambil memasukan makanan ke mulut kecilnya itu.

"kayaknya sih gak pulang lagi, katanya masih ada pasien yang masih harus dikontrol terus" jelas Dev yang mungkin enggak bakalan dipahami oleh Jian. Yang Jian tahu kalau deddy nya itu seorang dokter yang kerjaan nya nyembuhin orang. Ya namanya juga pemikiran anak kecil sih ya.

Ting Tong

Suara bel rumah yang berbunyi membuat dua orang yang asik nonton dan makan cemilan itu teralih kan. 'siapa yang namu jam segini, mama kan punya kunci sendiri' batin Dev seraya berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang bertamu jam 9 malam gini.

Setelah Dev keluar rumah, dia melihat satpam rumahnya sedang berbicara dengan seorang perempuan muda didepan gerbang rumahnya. 'mungkin dia yang bertamu malam-malam begini' batin Dev lagi. Karena Dev tidak bisa melihat wajah perempuan itu dengan jelas dan apa yang mereka bicarakan. Dev berjalan menuju gerbangnya yang terletak cukup jauh dari teras rumahnya itu.

"ada apa pak" ucap Dev mengagetkan orang yang sedang berbicara itu.

"astaga pak ngagetin saya saja" ucap pak satpam dengan logat sunda nya yang mengelus dada karena kaget akan kedatangan Dev yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

DESTINY  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang