Prolog

149 16 7
                                    

Senja
Senja itu indah kan?

Senja adalah bagian waktu dalam hari atau keadaan setengah gelap di bumi sesudah matahari terbenam, ketika piringan matahari secara keseluruhan telah hilang dari cakrawala.

Senja adalah waktu yang paling ditunggu tunggu oleh sebagian orang didunia ini, termasuk seorang cowo yang sedang berjalan melintasi rel kereta api.

Sambil mengangkat kamera hp-nya, Kala menjepret momen yang paling ditunggunya seharian ini, melihat senja sore hari ini, semangat Kala yang tadi sempat hilang, kembali muncul

"Kak!" Seseorang menepuk pundaknya

"Apa?" Balas Kala sambil melepas earphone yang sedari tadi menggantung ditelinganya

"Ada kereta mau lewat" usai memberi tahukan tersebut kepada kaka kelasnya itu, perempuan tersebut berlalu cepat cepat melewati rel kereta di sebrangnya, diikuti Kala yang berjalan sambil melepas earphone dari hp nya

"Dek!" Panggilan Kala tersebut tak mempengaruhi perempuan yang tadi mengingatinya, berhenti menaiki angkutan kota berwarna hijau tersebut

Wajar sih, sekarang sudah lewat jam setengah enam sore, mungkin dia buru buru pulang, batin Kala

Sedangkan Kala sendiri, malah berbelok memasuki rumah yang merangkap warung di sebelah kiri jalan

"Kala! Tumben lo telat?" Sapaan tersebut didapati Kala setelah duduk di lantai garasi warung itu

"Gue abis ngobrol sama Bu Dea" balas Kala sambil menyalakan korek api yang diarahinya ke ujung rokok yang sedang diapit bibir pucat nya

"Trus lo ga pulang?" Tanya salah satu anak tongkrongan disana

"Satu batang, abis itu gue baru balik, pait bro" balas Kala sambil mengeluarkan asap putih dari mulutnya ke udara

Obrolan tak penting dimulai oleh seorang cowo yang sedang makan mie rebus dan disahuti oleh candaan oleh yang lain

Kala, ia hanya mengisap rokoknya sambil mendengarkan suara obrolan sang teman, tak ada niat untuk menimbrung karna sudah hampir adzan maghrib

"Kal, udah adzan, ngga solat lo?" Tanya Rian yang menyadarkan Kala dari lamunannya

"Oh, iya, ayok atuh gua ganti baju dulu" balas Kala baru sadar dari lamunan nya tentang adik kelas yang tadi memperingatinya

Kala dan 2 temannya berjalan pulang, rumah Kala memang tidak jauh dari sekolahan, maka dari itu ia jarang menaiki kendaraan untuk pergi sekolah

Mungkin besok gue bisa cari orangnya, batin Kala sambil menatap langit yang mulai menghitam pertanda matahari sudah hampir sepenuhnya terbenam

Kala Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang