Part 3

77 14 2
                                    



"Senja"

Merasa terpanggil, Senja sontak menghentikan langkahnya dan mencari arah sura panggilan itu berada

"Senja nya bagus"

Namun mungkin Senja salah paham, orang itu bukan memanggil namanya, ia sedang melihat kearah matahari terbenam di antara dua rel

Kaka kelas itu lagi, refleks, Senja mencari name tag yang seharusnya terpasang di dada kiri seragam murid

Namun ia tak menemukan apa yang ia cari, "Kamu kenapa?"

Senja tersentak, kaget mendengar suara yang berasal dari kaka kelas nya itu "Ah! Gak papa" balas Senja setelah sadar dari keterkejutannya

"Kamu Se-" kata kata kaka kelasnya itu terpotong oleh suatu panggilan dari sebrang rel

"Kala! Ngapain lo?" Rival menghampiri mereka berdua "Ah! Hai Senja, ngga pulang?" Tanya nya ketika sadar ada seseorang disebelah Kala

"Eung.. Ngga kak, belum" balas Senja setelah melihat name tag orang tersebut

Ga ada namanya juga, sial

"Napa Val?" Kala membuka suara setelah sadar akan lamunannya tentang Senja

"Anak anak pada nanya in lo, kuy" ajak Rival pada Kala pada akhirnya

"Aku duluan kak" pamit Senja kepada dua kaka kelasnya tersebut, Senja bergegas menuju sebrang rel, dan sedikit berlari kearah tempat biasa ia menunggu angkutan kota

🔮✨

"Senja, tunggu!" Sebuah cekalan tangan menghentikan langkah Senja, ia panik, tak tahu apa yang harus dilakukan,

Dengan keberaniannya, akhirnya Senja berbalik dan melepaskan cekalan tangan yang menggenggam lengannya

"Kenapa ya kak?" Tanya Senja pada Kala

"Kamu naik yang lurus kan? Saya ikut ya, saya mau ke daerah sana" ijin Kala kepada Senja

"Eumm, silahkan kak, ini angkutan umum, bebas dinaiki siapa saja kok" Senja tersenyum, ia membalas kalimat meminta izin Kala dengan sifat aslinya, hyper

Sedangkan Kala? Ia terpesona, wajah Senja yang sekarang dihiasi senyuman, terpapar sinar senja, membuat kecantikan Senja semakin terpapar jelas

"Bang, lurus bukan?" Tanya Senja kepada salah satu angkutan yang meminggir

"Iya neng"

"Ayuk, kak" ajak Senja, Kala masih belum tersadar dari keterpesonaannya, "Kak? Kak Kala?" Panggilan Senja akhirnya menyadarkan Kala dari lamunannya

"Ah! Ayo" ucap Kala setelah tersadar

"Val! Gua gaikut ngumpul dulu ya" Kala sedikit berteriak kepada Rival yang masih terdiam di pinggir trotoar

"Lah, Kal? Oy! Kala!!" Tersadar telah ditinggalkan Kala, Rival segera berteriak kepadanya

Lah, jadi gua ditinggal nih?, batin Rival masih bingung

Angkutan yang dinaiki Kala dan Senja cukup sepi, cuma ada dua anak sekolahnya dan 2 anak sekolah lain

🔮✨

"Kamu turun dimana, Senja?" Tanya Kala setelah kesepian yang melanda mereka berdua

"Aku turun di Taman kak, kalo kaka?" Balas Senja sambil melihat kearah jendela, "Saya turun di Ujung, Senja" ucap Kala canggung "Oo", setelah Senja ber o ria, suasana canggung hadir lagi diantara mereka

"Senja" panggil Kala, "Kenapa?" Senja menjawab dengan nada penuh tanda tanya

"Senja itu cantik ya, saya pangling" ucap Kala pada akhirnya, "Senja memang menakjubkan ka, kaka penikmat senja kan?" Balas Senja pada Kala

"Bukan itu, yang saya maksud Senja itu, kamu" ucapan Kala membuat suasana tambah canggung

"Makasi kak" Senja tersenyum manis kepada Kala "Tapi aku ngga lebih cantik daripada senja yang dilangit" lanjutnya

"Depan kiri bang"

"Duluan ka" pamit Senja pada Kala

"Hati hati dijalan, Senja"

Ketika turun dari angkutan tersebut, saat melewati Kala, Senja yakin ia mendengar sesuatu dari mulut sang kaka kelas tersebut,

"Bagi saya, kamu lebih cantik daripada senja yang dilangit, Senja"

Apa ia salah dengar?

Kala Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang