Chapter 3.kesendirian dan kenangan

111 8 8
                                    

Selain pendiam aku juga diberi gelar sebagai penyendiri. Kenapa? Karena setiap teman-temanku pergi entah kemana, aku selalu diam didalam kelasku, tanpa memperdulikan keributan luar biasa yang teman sekelasku lakukan.

Memandang keluar dengan tatapan kosong, sesekali menghembuskan napas dengan pelan. Memandang hujan yang saat ini melanda tempat ini. Seakan tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Rasa lara yang bercampur dengan kegelisahan yang mengubahnya menjadi sebuah keraguan yang ada didalam hidupku yang sudah mulai memburam.

Kenangan masa lalu yang terus mendorongku untuk selalu sendirian dan menjadi pendiam. Entah kapan hal ini akan terus berlanjut? Entahlah aku juga tidak tahu. Setiap aku ingin melupakan masa laluku selalu saja dia yang muncul pertama kali dibenakku.

Yang membuatku menjadi rapuh, sangat rapuh. Membuatku membenci semua yang ada didalam diriku. Yang telah menerima dirimu sebelumnya didalam hidupku. Yang membuatku membenci akan segalanya.

Tapi aku selalu menutupi hal itu dari teman-temanku, mulai dari kenangan ku bersamamu dan semua tentang diriku. Ya.... teman-temanku saja tidak tahu seperti apa diriku yang sebenarnya, bahkan dirimu saja tidak tahu. Walaupun kau bilang kau sudah tahu siapa aku tapi kau tidak tahu siapa diriku yang sebenarnya, yaitu sisi gelap dan terangku yang menjadi satu dalam sebuah ikatan yang aku bentuk dengan rasa sakitku selama ini.

Untuk sesaat aku berpikir untuk meluapkan semua yang aku rasa didalam sebuah buku diary yang selalu aku bawa kemana pun aku pergi.

Pendek? Maaf ya sengaja😅
Gaje? Mungkin😅
Ancur? Sepertinya😅

'Vote dan voment sangat berpengaruh dalam cerita ini!'

Please....vote and voment👇

Sampai jumpa dichapter berikutnya...

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang