Chapter 2.egois dan ragu

233 12 7
                                    

Aku selalu berdo'a kepada Allah SWT, agar aku bisa mendapatkan seorang teman yang bisa mengerti diriku, menerima diriku apa adanya, yang selalu mendukungku dikala aku senang dan sedih, dan bisa membantuku untuk mengubah diriku yang egois ini.

Tapi aku rasa teman yang seperti itu hanyalah mimpi belaka dan aku juga tahu yang bisa mengubah diriku sendiri yang tidak lain adalah, diriku sendiri.

Tidakkah kalian berpikir bahwa permohonanku barusan sangat egois? Kalau bagiku, sangat egois. Seharusnya aku bersyukur karena memiliki lima orang teman yang cukup akrab denganku, kalau yang lainnya juga kuanggap teman walaupun kami tidak begitu akrab.

Bagaimana orang bisa akrab denganku, kalau aku orangnya pendiam? Ya pendiam, aku selalu memasang wajah yang dingin dan datar. Seolah-olah tidak ada beban dipundakku. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa aku adalah orang yang sombong dan cuek, kalau yang sebagian lagi aku tidak tahu.

Ya, mungkin aku memang sombong dan cuek, tapi seharusnya kalian tidak boleh menilai seseorang dari tampilan luarnya saja. Seperti kata pepatah "jangan menilai buku hanya dari sampulanya".

Ada yang tahu maksud dari kata mutiara diatas?

•sedikit penjelasan....

"Jangan menilai orang hanya dari penampilannya. Jangan menyimpulkan seuatu hanya dari kulitnya. Baik atau tidak baik seseorang bukan dari 'sampulnya'. Karena baik adalah baik, tidak baik ya tidak baik. Maka, jangan nilai buku hanya dari sampulnya. Jangan menilai hanya dari bungkusnya. Tanpa tahu isinya....... Sementara diluar sana, masih banyak orang salah menilai. Banyak orang bilang sesuatu yang berbeda itu sulit disatukan. Bahkan menyangka sama sekali tidak akan pernah bisa dilakukan. Banyak orang lupa, setiap orang mempunyai seribu alasan untuk berbeda. Tapi setiap orang pula harusnya punya jutaan alasan untuk bisa memahami setiap perbedaan. Maka jadilah pribadi yang baik. Karena kebaikan itu dekat dan ada didalam diri setiap orang. Tinggal kalian sendiri yang memilih untuk mengikuti kebaikan itu atau tidak?!" Sekian dari penjelasan-dapatdigoogletapisedikitditamabahtambahinpenjelasanyaajaya😂-

Karena kalian harus tahu, aku diam, bukan berarti aku tidak memperhatikan.....

Aku juga terkadang bersikap sok kuat dengan cara tersenyum. Tapi disisi lain aku hanyalah seorang gadis biasa sama seperti gadis pada umumnya yang juga bisa menangis jika tidak diperlakukan dengan baik? Tapi terkadang aku bingung dengan diriku sendiri, apakah aku memperlakukan orang lain dengan baik? Aku tidak tahu!

Ingin rasanya aku menanyakan hal tersebut, tapi lagi-lagi egoku selalu menahanku untuk tetap diam. Karena itulah aku selalu diam dan meluhat tanpa bertindak.

Bagaimana caraku harus berubah? Aku tidak tahu. Lagi-lagi kata "aku tidak tahu" muncul dibenakku. Semakin aku memikirkannya, semakin kacau pula pikiranku untuk memprosesnya dan itu hanya akan membuat kepalaku menjadi sakit.

Apakah sebaiknya aku lupakan saja? Entahlah!
.

.

.

.

.

Maaf kalau gaje dan kurang nyambung?

Semoga kalian semua suka😄

Pendek? Maaf ya sengaja😅
Gaje? Mungkin😅
Ancur? Sepertinya😅

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.....

Kasih vote and voment yaaa😄😆

Sampai jumpa dichapter berikutnya...

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang