S K Y L A A
©2020
______
L
E
TM
EG
O~••~
Menelan silivanya dengan susah payah. Arlene memalingkan wajah. Berpura-pura tidak melihat apapun ketika salah satu dari pasangan itu menyadari kehadiran nya.
Apa mereka sudah gila?! Melakukan hal kotor itu di tempat terbuka?!
Dan, ya. Sepertinya tempat ini memang benar-benar gambaran neraka. Melihat penghuninya saja tidak tahu malu.
Merasa bahwa kehadiran nya mulai di sadari. Arlene memilih melanjutkan langkah menuju dapur. Memilih acuh—seakan tidak melihat apapun di sana. Ia tidak ingin andai-andai otak nya ikut terkontaminasi.
Arlene berada di pantry saat matanya mulai berpendar. Menyusuri jejeran botol-botol minuman beralkohol, juga beberapa kaleng soda di sana. Untuk beberapa detik gadis itu kerepotan sendiri mencari air mineral.
Gelas pun belum ia temukan.
Arlene menghela nafas pelan—mencoba tetap sabar. Sampai, gotcha! itu dia.
Bergerak mengambil gelas yang tergantung di langit-langit pantry. Arlene juga melihat water jug di sisi meja marmer itu.
Inilah susahnya menjadi orang kaya. Gaya hidup mereka juga harus kaya. Hingga segala hal yang sebenarnya mudah, harus menjadi sulit agar tetap berkelas.
Mendapat gelas nya. Arlene bergeser ke sisi pantry. Mengangkat water jug lalu menuang isi nya kedalam gelas yang ia letakkan di meja pantry saat tiba-tiba air yang ia tuang malah memenuhi gelas lain—Menghalangi gelas nya.
Arlene membatu ketika air yang ia tuang memenuhi gelas seseorang. Ralat. Lebih tepatnya orang itu yang sengaja menghalang gelas Arlene.
Pelan-pelan menurunkan water jug yang ia pegang. Arlene mengamati tangan kekar menggenggam sebuah gelas yang terisi air itu—Hampir penuh. Bahkan akan tumpah kalau saja ia tidak mengontrol keterkejutan nya tadi.
"Apa kau memang hobi mengintip?"
Jantung Arlene berdebar kuat—tidak sesuai ritme seharusnya saat mendengar suara bariton itu. Terkesan santai tapi berhasil membuat Arlene menahan nafas nya.
Masih dengan menunduk. Arlene tidak berani melihat siapa sosok di depan nya sekarang. Merasakan aura tegang juga setenang air di kendalikan seseorang.
Pria itu bergerak menegak air di gelasnya dengan mata yang tetap mengawasi Arlene yang menunduk.
"Selain mengintip. Apalagi kelebihan mu?—Menjadi tuli? Atau ... memang tuli?"
Arlene mengangkat kepala. Melihat pria berbalut kemeja hitam yang di gelung sampai siku itu. Tak lupa dua kancing di antara kerah nya terbuka. Tampak berantakan. Namun tidak mengurangi ketampa—
What the hell?! Arlene segera menepis ilusi bodoh nya. Gadis itu tidak perlu menebak kalau orang ini salah satu pelaku tontonan kotornya tadi. Sial.
Barubah gelagapan. Arlene malah memandang pria itu gugup. Menggeleng kaku untuk menetralkan naluri aneh yang tiba-tiba menggerogoti nya. Arlene berdeham,
"Ma—maaf. Saya akan mengambil air di tempat lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Go
RomanceMATURE STORIES #02 - Millionare #10 - Billionere #03 - Owners Written by S K Y L A A Let Me Go Ⓒ2020 • • • • ARLENE ILLORA JESPER Belakangan ini banyak perubahan d...