07| - Trouble

69 8 0
                                    

S K Y L A A
©2020
______
L
E
T

M
E

G
O

~••~

Arlene sempat terpaku beberapa detik, ia hanya menghembuskan nafas lalu membuka mantel dan menutup payungnya. Sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan Dylan. Entah apa yang akan lelaki itu bicarakan, yang pasti Arlene tidak berharap apapun lagi padanya. Semua telah berakhir sejak 2 tahun lalu Dylan meninggalkan nya, tanpa pamit dan tanpa kabar sama sekali. Terparah, lelaki itu menghilang tanpa mengakhiri apa yang sudah terjalin di antara keduanya.

Menarik nafas dalam, Arlene akhirnya mendorong pintu untuk masuk kedalam. Menaruh barang-barang nya di tempat yang telah di sediakan. Tidak banyak yang berubah dari Orelans, hanya beberapa interior yang di ganti yang justru menambah kesan nyaman bagi pengunjung. Ornamen khas Perancis menyambut pandangan Arlene. Keseluruhan bahkan setiap sudut tempat ini membuat Arlene teringat banyak hal, salah satunya adalah tawa lelucon nya bersama Dylan. Yang entah kenapa begitu pas saat ia menemukan pria itu duduk di tempat yang sama, tempat mereka sering berbicara banyak dulu.

Dylan menyadari kehadiran Arlene yang bergeming di depan pintu masuk, sebelum seorang pelayan wanita menghampirinya.

"Permisi miss, apa anda sudah melakukan reservasi sebelumnya?"

Seorang pelayan wanita menyadarkan Arlene. Gadis itu langsung kikuk sendiri sebelum menjawab, "Ah ya, ak-aku bersamanya." Telunjuk Arlene mengarah ke meja terujung ruangan, tempat Dylan duduk dan memandangnya.

"Baik, selamat menikmati Mrs. Walldenmor." Ucap pelayan itu lalu membungkuk.

Sedangkan Arlene hanya bisa tertegun. Mrs. Walldenmor? Apa pelayan ini mengira dirinya pasangan Dylan?

Akibat terlalu banyak berpikir, Arlene jadi mengingat bahwa dia sedang di himpit waktu! Sialan kau Arlene, bisa-bisanya ia melupakan sisa waktunya untuk menemui Dylan sebelum kembali melakukan tugasnya mendampingi Edland. Ia juga bingung setelah ini harus menghubungi Netral dengan cara apa agar pria itu menjemputnya di sini.

Arlene akan memikirkan nya nanti. Yang terpenting saat ini adalah memanfaatkan waktu untuk mengobrol dengan Dylan. Sehingga tak butuh banyak berpikir Arlene segera berjalan menuju Dylan yang tidak lepas memandangnya, entahlah pria itu menatapnya kagum, rindu, ataukah kebingungan dengan penampilan Arlene.

"Kau makin cantik Enie." Kalimat pertama yang di keluarkan Dylan setelah Arlene berhenti di depan nya. Pria itu beranjak bangkit dari kursinya untuk menarik kursi Arlene dan mempersilahkan gadis itu duduk.

Sedangkan Arlene hanya bisa tersipu malu setelah sangat lama tidak merasakan perasaan berbunga seperti ini lagi. "Thank you, Dylan."

Dylan tersenyum manis lalu kembali duduk di hadapan Arlene, "My pleasure."

"Ini pertama kali aku melihatmu memakai gaun,"

Pria itu tidak lepas menatap Arlene. "Perfect."

Tidak tau harus bereaksi seperti apa, yang di lakukan Arlene hanya menunduk sambil berdeham. Ia berada di kondisi senang karena bertemu Dylan setelah sekian lamanya, juga berada di perasaan cemas yang mengganggu fokus nya.

Beberapa detik menatap Arlene dan menangkap bahwa gadis itu tidak akan berkata apapun, Dylan kemudian sedikit mencondongkan badan nya kedepan. Memberikan signal tak kasat mata kepada Arlene kalau pria itu berniat membuka bicara seperti niatnya bertemu Arlene.

Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang