S K Y L A A
©2020
______
L
E
TM
EG
O~••~
Ini mimpi, Arlene terus menggumamkan kata itu dalam hati nya sepanjang Alleanore menuntun nya masuk ke dalam bangunan megah ini. Gadis itu tidak henti-hentinya menyusurkan pandangan di setiap sudut ruangan yang mereka lalui, tidak sekalipun Arlene pernah berkhayal akan melihat kemewahan semacam ini dengan mata kepala nya sendiri seumur hidupnya. Ia hanya pernah sekali membayangkan tinggal di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas–Melihat anak-anak nya berlarian di sana sembari Arlene melukis momen berharga itu di atas kanvas.
Tapi tuhan mempersembahkan hal yang jauh dari khayalan Arlene. Untuk pertama kalinya Arlene merasa hidup nya sedikit di berkahi kebahagiaan, meskipun ia sama sekali tidak membantah jika semua in hanya karna kontrak menjijikan itu.
Alleanore terus menggenggam tangan Arlene untuk membawa nya semakin masuk kedalam istana megah keluarganya. Wanita itu juga sempat memperlihatkan Arlene beberapa ornamen yang di ukir langsung oleh seorang seniman dunia, menjelaskan setiap makna yang terkandung dari tiap titik krusial bangunan ini, hingga memperlihatkan sebuah bingkai raksasa yang memajang foto keluarga mereka.
Arlene sempat terpaku sesaat, memperhatikan dengan seksama foto keluarga besar mereka yang sangat mendeskripsikan gambaran orang-orang berkuasa. Tidak ada celah sedikitpun dari setiap keturunan keluarga ini, berpose dengan setelan yang begitu elegan seakan foto itu dapat menyuarakan bahwa tidak ada yang dapat menandingi keluarga mereka.
Arlene tersenyum singkat, ia bisa merasakan kehangatan keluarga Edland hanya dengan melihat foto di bingkai raksasa itu. Bagaimana rasanya tumbuh besar bersama orang tua yang lengkap dan juga saudara yang saling menyayangi?
Tetapi walaupun tumbuh tanpa kedua orang tua, Arlene akan memastikan bahwa suatu saat dirinya lah yang harus menciptakan keluarga itu untuk anak-anak nya.
"Dan itu, ruang bermain Aldrich, Edland juga Ardeen." Alleanore menujuk sebuah pintu besar berwarna coklat di sisi kiri, tepat di bawah tangga melingkar sebelah kiri.
"Aku dan Gaxen memutuskan untuk tidak pernah menyentuh apapun yang ada di dalam nya sejak mereka lahir, kami ingin ruang bermain itu tetap memiliki cerita untuk anak-anak kami. Tiga putra kami tumbuh dan besar di dalam ruangan itu, bahkan mainan mereka sejak lahir masih ada di dalam sana, entah itu Aldrich, Edland, atau Ardeen. Kau harus percaya kalau sampai sekarang pun tiga anak nakal itu masih sering masuk kedalam sana."
Alleanore terkekeh di akhir kalimat nya, begitu juga Arlene yang ikut tersenyum. Membayangkan sosok-sosok berwibawa yang ia lihat di foto keluarga besar tadi masih bermain di ruang bermain mereka semasa kecil? Mengetahui hal itu membuat sisi keangkuhan mereka sedikit berkurang di mata Arlene. Ternyata Edland tidak se-mengerikan itu. Ini bisa jadi bahan perlawanan Arlene kalau sewaktu-waktu Edland kembali mencemooh nya seperti malam itu di Pantry.
"Kau mau melihatnya?" Tanya Alleanore menawarkan.
Arlene tidak menyangka kalau Alleanore sampai menawari nya untuk melihat isi ruangan itu.
Ia menggelengkan kepala saat ingin menjawab, tapi Alleanore seperti tidak jadi bertanya ketika dirinya malah langsung menarik Arlene menuju dua pintu besar itu dan langsung membuka nya.
"Kau harus lihat apa saja yang mereka lakukan di dalam sini Karlyn. Lihat."
Jika kalian membayangkan sebuah Playroom dengan ruangan minimalis yang di desain ala anak laki-laki juga di isi beberapa mainan, maka kalian salah besar. Kesalahan besar membayangkan bahwa ruang bermain itu hanya berukuran sewajar nya. Dan Alleanore benar saat menawarkan Arlene untuk melihat apa yang ada di balik dua pintu besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Go
RomanceMATURE STORIES #02 - Millionare #10 - Billionere #03 - Owners Written by S K Y L A A Let Me Go Ⓒ2020 • • • • ARLENE ILLORA JESPER Belakangan ini banyak perubahan d...