Fifth : Terkejoed

110 21 8
                                    

"Gue kenal dia! Sangat kenal!" ucap Dinda bersemangat.

Gia membelalakan matanya, dia kaget dengan ucapan Dinda yang ternyata mengenali kakak kelas yang selalu ia ceritakan kepada Dinda. "Kamu kenal?"

Dinda menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Itu namanya Kak Deva, sepupu gue," kata Dinda dengan bangga.

"KOK KAMU NGGAK BILANG SIH KALAU KAMU KENAL DIA?"

"LAH ELO NGGAK NGASIH TAU ORANGNYA! YA MANA GUE TAU KALAU TERNYATA GEBETAN LO DIA!!!"

Kini mereka berbicara layaknya sebuah arena sirkuit. Saling ngegas tanpa ngerem sebelum mereka sudah melewati garis finish.

"Mau gue deketin?" tanya Dinda dengan sedikit tersenyum.

Mendengar pertanyaan itu, Gia kaget. Pipinya mulai memanas. Tangannya semakin dingin dan basah, lalu digosoknya secara halus tangannya di rok abu-abunya. "Apaan sih Din. Aku cuman mengagumi aja kok nggak lebih." Gia menutupi perasaannya.

"Kemarin lo bilang gue kayaknya jatuh cinta Din. Eh sekarang lo bilang gue cuman mengagumi aja kok, nggak lebih."
"Dasar cewek! Tapi gue paham kok Gi. Tenang aja, pasti gue bantu kok."

Gia segera meninggalkan Dinda yang masih mengoceh. Ditutupnya kedua telinganya. Dia sangat malu sekarang, karna dia telah mengagumi lelaki tampan dan gagah yang ternyata adalah sepupu sahabatnya.

***

     Tak bisa dipungkiri lagi, setelah tahu bahwa kakak kelas itu adalah sepupu sahabatnya,Gia semakin jatuh cinta kepada lelaki yang bernama Deva itu.

Sebagai seorang sahabat, Dinda tentu saja mau mendekatkan sahabatnya itu dengan sepupunya.

Gia dan Dinda kini tengah menikmati bakso Kang Adi yang berada tak jauh dari rumah Gia. Gia adalah pecinta bakso, makanya dia mengajak Dinda untuk makan bakso bersamanya.

Sambil menikmati bakso, mereka tak berhenti untuk berbincang-bincang. Mulai dari percakapan tentang novel Hello Salma yang kini tengah naik daun sampai tentang perasaan Gia kepada sepupu Dinda.

"Masih cinta sama sepupu gue?" Dinda bertanya

"Nggak ada alasan buat berhenti mencintai  eaaaa." Gia dan Dinda tertawa.

Hening terjadi selama beberapa detik, hingga Dinda membuka lagi percakapan.

"Oh iya Gi, kebetulan banget nih. Mulai besok, gue bakal berangkat dan pulang bareng Deva."

"Oh ya? Kenapa bisa?"

"Nggak tau tuh, nyokap dia yang minta."

Gia hanya mengangguk sambil menyeruput kuah baksonya.

"Jadi acara gue deketin kalian tambah mudah kan," tambah Dinda.

Gia hampir saja mengeluarkan kuah bakso yang tengah diseruputnya. Dia terbatuk setelah mendengar ucapan Dinda.

Melihat itu, Dinda menjadi panik.
"Lo kenapa Gi?" Tanyanya sambil menepuk punggung sahabatnya itu.

Gia mengambil gelas teh es yang ada didepannya. Diteguknya minuman itu, lalu mengontrol diri agar tidak terlihat salah tingkah karna ucapan Dinda tadi.
"Kuahnya panas nih," jawabnya berbohong.

***

     Saat ini Gia dan Dinda keluar dari warung bakso Kang Adi. Mereka tampak kekenyangan  setelah menikmati bakso langganan Gia. Mereka pun kini berjalan menuju rumah Gia yang lokasinya tak begitu jauh dari warung langganan Gia.

ScriptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang