01. Beginning from everything.

57 6 0
                                    


It's easy right for hit the 🌟 button first before you start reading?😊

It's easy right for hit the 🌟 button first before you start reading?😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Meli­-ya­! Sepatu ku dimana?"

"Aku belum memakai blush on, Meli-ya, dimana Kala eonnie?"

"Meli-ya sepertinya ini bukan baju ku, terlalu kecil!"

"Meli eonnie kau belum selesai mengurus makeup-ku!"

Rasanya kepala Meli ingin pecah mendengar namanya selalu disebut-sebut setiap saat. Memang sulit sekali menjadi seorang Coordi-noona atau Coordi-eonnie, –panggilan untuk seseorang yang bekerja sebagai coordinator idol yang paling di idam-idamkan seluruh penggemar (khususnya wanita) idol dari negri gingseng tersebut.

Padahal rasanya Meli ingin mengambil kembali surat lamaran magangnya dari agensi ini demi menyelamatkan kaki-tangannya yang rasanya hampir lepas dan tulang punggungnya yang hampir retak. Namun itu tidak mungkin, gaji disini terbilang sangat lumayan untuk ukuran anak magang. Cukup bahkan berlebih untuk biaya hidup gadis itu yang sudah mendapatkan fasilitas tempat tinggal pula.

"Kalian jangan memanggil-manggil Meli seperti itu, kalian pikir dia robot yang bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat?!" Meli menghela napas lega saat Irene mengomeli para gadis-gadis yang merecokinya dari tadi.

"Ya maaf eonnie, tapi kan sebentar lagi kita tampil kalau tidak buru-buru tidak akan selesai.." ujar si Maknae –Kim Yeri setelah menelan omelan eonnie-nya itu.

"Akan lebih baik jika kalian sabar mengantri, itu tidak akan membuang-buang waktu! –" Meli menahan tangan gadis bermarga Bae itu, mengisyaratkan untuk berhenti mengomeli membernya yang tertunduk karena merasa bersalah.

Ini memang bukan sepenuhnya kesalahan mereka semua, tetapi memang sudah tugas Meli untuk melakukan itu semua. Tuntutan kerja yang harus dipenuhi dalam kontrak dengan timbal balik yang seimbang, yaitu gajinya.

Meli tidak matrealistis, dia hanya realistis bahwa hidup ini memerlukan uang. Satu sen saja sangat berarti baginya.

Irene membuang napasnya asal, "Huh! Yasudah, Meli, kamu urus saja urusan baju dan lainnya. Biar aku menangani urusan dandanan. Kebetulan bagianku sudah selesai sebelum Kala pamit padaku karena urusan mendadaknya."

Meli mengangguki perintah dari Irene dan menyeret dua gadis yang kehilangan sepatu dan bermasalah dengan bajunya itu.

"Jelas saja itu tidak akan muat sampai kepalaku botak, yang kau ambil itu baju Wendy, Joy-ssi!" Meli mengerlingkan matanya jengah dan menunjuk baju yang tergantung dengan tempelan kertas bertuliskan 'JOY' di depannya.

"Itu apa?" gadis yang dipanggil Joy itu hanya terkikik dan mengambil baju yang digantung tersebut dan sambil menatap Meli yang menatapnya balik dengan masam, "Kau kan hanya bilang warnanya hitam jadi aku salah ambil, hehe.."

Wanweird - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang