"Woy cepetan!" Seru Agatha kesal saat menyadari bahwa Keyla, Febina, Stephany dan Rebecca malah sedang membicarakan sesuatu dibelakang sana, sedangkan dirinya yang dikorbankan untuk mengecek situasi apakah aman untuk masuk kedalam sekolah.
Kini posisi mereka berada di lorong sempit belakang sekolah yang akan mengantarkan mereka menuju area kantin dan memudahkan mereka untuk masuk wilayah sekolah tanpa dihukum.
"Iya bentar." Celetuk Stephany tetapi matanya masih saja terfokus pada ponsel Febina yang ada di tengah tengah keempatnya.
"Bentar Tha, lagi seru." Celetuk Keyla dengan seringai di bibirnya.
"Woy! Gue tinggal nih!" Ketus Agatha kesal, dan diantara kelimanya Agatha lah yang sebenarnya paling galak.
"Iye iye." Balas Febina memutar bola mata nya malas dan memasukan ponsel nya kembali ke saku.
"Ah! Gak seru lo Tha." Gerutu Rebecca nampak kesal karena sedang asik asik nya malah harus di ganggu oleh singa betina macam Agatha.
"Ayo buruan! Mumpung sepi nih." Ujar Agatha lagi kini kepalanya celingukan lagi memastikan bahwa tidak ada guru piket yang berjaga.
Keyla mengangguk, lalu mengajak Febina, Stephany dan Rebecca untuk berjalan mengendap endap mengikuti Agatha.
Kelimanya keluar dari tempat persembunyian dan berjalan mengendap endap ke arah kamar mandi wanita yang lumayan dekat dengan posisi kelimanya saat ini dan hanya berjarak kira kira 15 langkah.
"Cepetan." Desak Febina pada Keyla di depan nya.
"Oy Tha! Buruan! Kayaknya ada suara high hells deh." Ujar Rebecca dari belakang sana. Membuat Agatha benar benar kelimpungan.
"Lari!" Titah Keyla dan tanpa ba bi bu kelimanya langsung berlari menuju kamar mandi yang sudah hampir dekat itu.
Kecepatan lari mereka bertambah kala suara high hells itu makin terdengar nyaring.
Agatha berhasil menggapai gagang pintu kamar mandi itu dan langsung membukanya, membiarkan para sahabatnya masuk diiringi helaan nafas lega dari masing masing nya.
"Huh! Lega gue." Gumam Stephany lalu menyenderkan tubuhnya di dinding belakang pintu.
"Suara high hells siapa sih tu?" Tanya Keyla masih dengan nafas terengah engah.
"Mana gue tau." Ketus Febina yang kini menyenderkan tubuhnya didepan wastafel sambil mengatur detak jantungnya yang seakan sedang berlari kencang.
Kini hening, kelimanya sama sekali tidak mengeluarkan suara lagi dan masing masing mengatur nafasnya yang masih tersenggal senggal akibat berlari, panik dan kaget. Apalagi karena hampir ketahuan oleh salah satu guru wanita karena terlambat datang ke sekolah.
"Kelas nih?" Tanya Agatha setelah lama diam. Kelimanya saling beradu pandang dengan fikiran masing masing.
"Bentar gue tanya si Agnes dulu." Ujar Keyla lalu mengeluarkan ponsel nya dan mengirim pesan pada salah satu teman sekelasnya.
Keyla
Oy! Ada guru gak?
Agness
Aman cuy!
"Uhuyy! Kata si Agnes kelas gue aman." Ujar Keyla dengan senyuman lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Bad Girls
Teen FictionKeyla, Agatha, Febina, Stephany, dan Rebecca. Kelima cewek yang terkenal dengan nama geng mereka, CMP. Salah satu geng tersohor di daerah Jakarta. Persahabatan mereka yang dimulai dari status tetangga, kini menjelma menjadi persahabatan yang sebenar...
