1.

1.8K 141 3
                                    

Tepat pada hari ini di mana hari baru itu dimulai. Hari bersejarah dalam sepanjang hidup seorang Kang Seulgi. Dengan senyum yang terus mengembang, gadis itu menatap binar pada sebuah gedung di hadapannya. Sebuah senyuman yang membuat matanya menjadi segaris namun anehnya justru membuat gadis itu terlihat sangat menggemaskan. Rasa bangga tidak mampu ditutupinya, sekian tahun berjuang dan pada akhirnya mimpinya kali ini menjadi nyata. Membangun sebuah kedai kopi dengan hasil usahanya sendiri. Mimpi yang sudah lama dipendamnya dan hari ini -tepat dihadapannya- kedai kopi itu terwujud.

Sebuah bangunan persegi dengan papan lingkaran bertuliskan lambang asterisk menghias indah di bagian depan kedai kopi sederhana tersebut. Meskipun hanya sebuah kedai kopi sederhana, perangkat pendukung di sini sangat canggih. Sebut saja electric grinder keluaran terbaru, berbagai macam aksesoris pembuat kopi yang tertata rapi di espresso bar, dan alat seduh manual terkenal seperti French press, moka pot, sampai cold brew tower yang didapatkan langsung dari luar negeri. Alat-alat dengan nama unik itu ditempatkan di slow bar yang berbatasan langsung dengan meja pengunjung. Suasana cafe yang cozy, kursi yang nyaman, terdapat aksen yang begitu kental namun tidak terlalu mencolok mata bagi setiap pengunjung yang datang nantinya juga beberapa lukisan yang sengaja dipajang di dinding nampak serasi dengan warna utama bangunan ini. Chocolate maroon. Menggambarkan citra kopi yang kental.

"Rendezvouz Coffee Bar"

Sebuah nama yang tercetak indah menghiasi sudut depan kedai kopi ini. Mengapa Rendezvouz? Konon, menurut pemiliknya istilah Rendezvouz diambil dari bahasa Perancis yang memiliki arti "bertemu/pertemuan". Sang pemilik berharap jika di kedainya ini akan terjadi banyak pertemuan tak terduga yang bisa berujung bahagia seperti, bertemunya dua orang asing yang kemudian menjadi sepasang kekasih, atau bertemunya sepasang mantan kekasih yang akhirnya membuat mereka sadar bahwa rasa itu masih ada di antara keduanya, atau mungkin juga bertemunya orang yang tidak saling kenal dan akhirnya menjadi teman akrab. Hal-hal itu lah yang mendasari mengapa kedai kopi ini bernama "Rendezvouz".

Sebuah rangkulan yang melingkar pada pundak Seulgi membuat gadis itu menolehkan arah pandangannya sejenak pada seseorang yang juga tersenyum manis ke arahnya. "Ready?" Seulgi mengangguk yakin. "Alright, let's go. Kita sebarkan rasa kopi ternikmat ke semua orang hari ini!" serunya sedikit keras yang dihadiahi tatapan dari orang-orang yang berlalu lalang.

*****

"Eoso oseyo."

Dengan cekatan tangan-tangan Seulgi meracik sejumlah kopi pesanan pelanggannya. Meski baru saja dibuka, kedai kopi ini tidak kalah ramai dengan toko-toko yang terletak tidak jauh. Rasa lelah yang mulai terasa dibiarkannya berlalu, baginya rasa lelah itu tidak sebanding dengan rasa bahagia karena bisa mewujudkan impian terbesarnya.

"Masih banyak?" Seulgi menoleh sekilas, masih dengan tangan yang sibuk meracik minuman di depannya. Gadis itu mengangguk dan kembali larut dalam tumpukan gelas take away yang tersusun rapi. "Mau dibungkusin aja atau ditungguin? Ini udah jam makan siang lho dan yang lain juga lagi gantian istirahat."

Seulgi tersenyum tanpa menoleh. "Duluan aja atau bungkusin juga ngga apa, ngga enak sama beberapa yang masih kerja. Masa mereka sibuk ngelayanin pelanggan dan bosnya asik-asik makan siang sama rekan kerjanya?"

Amber memutar bola matanya malas mendengar penjelasan tak masuk akal dari Seulgi, sahabatnya. "Mereka juga tau kalau bosnya manusia dan butuh makan, Seul."

Seulgi makin terbahak yang justru membuat Amber menatapnya heran. Tidak ada yang lucu menurut Amber.

"Wae?" Seulgi melayangkan sebuah pertanyaan ketika menatap balik tatapan aneh Amber.

Rendezvous Coffee BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang